Di dalam Surat Roma kebenaran disoroti dengan cara yang sangat unik, kebenaran tetap punya fungsi pengaruh, orang benar akan memengaruhi orang lain. Tapi secara unik Paulus menekankan kebenaran sebagai sesuatu yang diberikan oleh anugerah Tuhan dan diterima dengan iman. “Kamu dibenarkan bukan karena apa yang kamu kerjakan, kamu dibenarkan karena Tuhan berbelas-kasihan. Kamu dibenarkan karena Tuhan mengasihi kamu dan kamu beriman kepada Dia”. Jadi kebenaran tidak bisa dipamerkan, padahal kebenaran adalah kualitas yang luar biasa penting di dalam Perjanjian Lama. Orang benar adalah orang yang punya hikmat, orang yang mampu bereaksi dengan tepat dalam setiap keadaan. Orang benar pasti dipercayai memimpin. Ini unik, orang benar dipercayai memimpin bukan ingin memimpin. Orang benar dipercayai menjadi pengaruh, bukan ingin menjadi pengaruh. Orang benar dipercayai untuk nasihatnya, bukan ingin menggurui senantiasa. Itu dua aspek yang berbeda. Tapi kita sudah salah mengerti tentang kebenaran, sehingga kita berpikir kebenaran adalah ketika kita memunyai kemungkinan untuk ambil level paling penting lalu menunjukan di mana saya bisa berhasil, supaya orang dengar saya. Tapi Paulus membicarakan hal lain, Paulus mengatakan bahwa orang benar bukan orang yang di-oke-kan oleh sistem agama. Orang yang benar adalah orang yang menyadari bahwa kebenaran Kristus harus bertahta, dan kita perlu membawa Dia sebesar-besarnya ke dalam keadaan dimana kita berada sekarang. Kita perlu membawa Kristus ke sini, sehingga kebenaran paling benar,  paling besar adalah menghidupkan Kristus, bukan menjadi Kristus. Menghidupkan Kristus yang asli, yang sejati, bukan kita menggantikan pekerjaan dia. Itu sebabnya kekacauan dari penganut agama adalah agama dipakai untuk mengesahkan status bahwa saya adalah Mesias.

Sedangkan Paulus punya pengertian kebenaran bahwa Kristus adalah satu-satunya yang harus kita bawa ke sini. Saudara mau GRII Bandung menjadi baik, mesti ada Kristus di sini. Bagaimana caranya ada Kristus di sini? Bukan dengan cara salah satu dari kita menjadi pengganti Kristus, tapi dengan semua kita berusaha membawa Kristus ke sini. Bagaimana cara membawa Kristus ke sini? Dengan ambil karakter suci penuh belas kasihan, penuh cinta kasih yang Dia miliki. Dan untuk kita memunyai karakter demikian, kita perlu dihantam terus oleh firman. Kita terus perlu diingatkan “kamu masih belum, kamu masih kacau, kamu masih perlu banyak sekali perbaikan. Dan ke situlah telinga kita harusnya kita buka. Dan kita menyadari, “jika Tuhan masih mau bentuk saya, Tuhan masih mau menjadikan saya milikNya, Tuhan masih mau ambil saya menjadi bagian dari gerejaNya, maka saya harus semakin mirip Kristus”. Ini menjadi berita penting dalam pengertian Alkitab. Mirip Kristus itu apa? Mirip Kristus bukan mirip Kristus di dalam segala kemegahanNya. Saudara bisa melihat Dia menaklukan danau, dan Saudara berpikir mirip Kristus seperti itu, “kalau saya bisa berseru kepada danau untuk tentang, dan danau itu menjadi tenang, saya mirip Kristus. Kalau saya bisa berteriak kepada orang lumpuh: hai kamu, loncat. Dan orang itu loncat, maka saya mirip Kristus”, bukan seperti itu. Christ-like yang dikatakan adalah kebenaran. Kebenaran Kristus yang harus ada pada kamu. Di mana kebenaran itu dinyatakan dan dibagikan? Di salib, ketika Kristus dipaku di atas kayu salib, pada waktu itu kebenaranNya menjadi milik kita. Bukan pada waktu Kristus meredakan danau, membangkitkan Lazarus. Bagaimana membawa kebenaran? Bukan dengan menunjukan “saya mampu dengan sistem agama”, tapi dengan makin mirip Kristus yang rela disalib. Saya tidak mengatakan Saudara harus rela pikul kayu ke sini, tapi yang saya inginkan adalah Saudara memikul sendiri tanggungan salib yang Tuhan percayakan serta menghancurkan sendiri kesombongan yang perlu dipakukan di atas kayu salib. Yang selama ini membuat Saudara bangga menjadi Saudara, itu yang harus dihancurkan dulu. Kalau tidak, Saudara akan memakai agama untuk mengkonfirmasi apa yang paling Saudara banggakan. Semua orang meskipun levelnya berbeda, pasti ada yang dibanggakan terhadap sesuatu dari dirinya. Saudara pasti punya ini, tidak mungkin tidak. Saudara kalau mau melamar juga harus tulis keahlianmu apa, dan selalu tulis keahlian sangat pintar bergaul, bisa memotivasi, sangat mau maju, seperti itu, semuanya sama. Saudara akan sadar akan punya kelebihan dimana, itulah yang Saudara jadikan list yang Saudara mau banggakan dari diri Saudara. Mari berhenti banggakan hal itu, apa pun itu. Itu akan menjadi penyakit agama yang parah, mari berhenti banggakan itu. Lalu mulai kejar satu kebanggaan, yaitu rela untuk menjadi nothing, rela untuk menjadi seperti Kristus yang disalib. Saya tahu ini kedengarannya aneh, tapi kita perlu bijaksana untuk memahami hal seperti ini.

« 5 of 6 »