Begitu besarnya kemungkinan Taurat untuk menjadi berkat kalau Israel mau taat sehingga mereka menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain. Tapi Paulus mengatakan “kalau kamu sudah tahu Taurat itu membuat kamu bermegah, mengapa kamu melanggarnya?”. Kita harus selidiki dulu apa maksud Paulus melanggar di sini. Di dalam ayat 21 sampai seterusnya dikatakan “jadi bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar jangan mencuri, mengapa dirimu sendiri mencuri. Engkau yang berkata jangan berzinah, mengapa engkau sendiri berzinah. Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau merampok rumah berhala”, di sini Paulus sedang berbicara satu kasus, bukan banyak kasus. Mungkin kita berpikir “mana ada kejadian orang Israel berkata: jangan berzinah, dia sendiri berzinah. Orang Israel berkata: jangan mencuri, dia sendiri mencuri, ada tidak?”, tidak ada, tidak ada rabi yang sambil mengajar sambil melanggar. Saya bicara di dalam zamannya Yesus dan Perjanjian Baru, karena di dalam zaman sebelum Kristus, zaman ketika Israel dikuasai oleh Makedonia, imam-imam kacaunya bukan main. Tapi setelah itu mereka berusaha untuk memperbaiki hidup. Dan mungkin kita tidak akan menemukan kasus dimana seorang imam atau rabi berkhotbah mengatakan “jangan berzinah”, tapi dia sendiri berzinah, tidak ada. Tapi mengapa Paulus mengatakan “engkau yang mengajar jangan berzinah, engkau sendiri berzinah. Engkau yang jijik akan segala berhala, engkau sendiri merampok rumah berhala. Engkau yang mengajar jangan mencuri, engkau sendiri mengapa mencuri?”. Yang Paulus sedang singgung hanya satu kasus yaitu di dalam sejarah Israel ada banyak kasus dimana orang Israel dengan gigih mempertahankan agama, menghancurkan rumah ibadat dari berhala. Jadi mereka menghancurkan rumah berhala, kuil ini, kuil itu, dan mereka berani melakukan dengan sangat-sangat nekat. Mereka kadang masuk ke daerah bangsa lain, hancurkan berhala, bakar, hancurkan gedungnya, bunuh imamnya, lalu mereka pulang. Ini kelompok yang seringkali disebut dengan kelompok Zelot. Simon orang Zelot itu salah satu murid Yesus, mengapa disebut orang Zelot? Mungkin dia mantan kaum Zelot. Kaum Zelot lain dengan yang lain, Zelot ini benar-benar galak, Zelot adalah kelompok pejuang yang akan perang lewat pemberontakan yang mengambil kembali Bangsa Israel dari kekuasaan Romawi. Mereka kadang megnhancurkan berhala, lalu orang memuji tindakan mereka itu, karena yang seperti itu yang mereka tunggu. Ada sekolompok orang yang menyukai kekerasan, tapi mereka tidak berani melakukannya sendiri, mereka akan mengidolakan siapa pun yang berani melakukan kekerasan. Seumpama, biasanya kita melihat ada satu agama menutup tempat ibadah agama lain, bagaimana kalau seumpama dibalik, tempat ibadah agama itu di daerah mereka sendiri ada yang tutup? Ketika orang Zelot menyerang, membakar, menghancurkan ternyata mereka sambil mengambil uang. Mereka merampok demi apa? “ini penting, kami melakukan ini demi kelanjutan kelompok kami, kami juga tentara yang perlu makan, jadi kami mau tidak mau harus mengambil uangnya”. Lama-lama kelompok ini semakin dicurigai sebagai perampok bukan sebagai Zelot agama. Sehingga pemerintah Yahudi menolak untuk menyetujui tindakan mereka yang membuat Israel konflik dengan banyak tempat-tempat lain. Sehingga mereka mengatakan gerakan ini adalah gerakan perampok, gerakan ini adalah gerakan yang tidak pernah disetujui sebagai gerakan agama. Tapi orang Zelot tidak menyadari itu, mereka menganggap orang Israel yang tidak menyetujui mereka adalah penakut, “kamu tidak mengerti apa yang kami lakukan, kamu tidak mendukung dan sekarang kamu menentang kami. Kamu tidak mengerti bahwa kami sedang memperjuangkan agama”, mereka tidak melihat diri mereka salah. Mereka tidak melihat diri mereka salah karena mereka akan melihat contoh-contoh di dalam Alkitab tindakan yang mirip dengan mereka itu dibenarkan. Mereka akan pakai contoh itu. “Lihat orang yang berani berperang, itu yang dikehendaki Tuhan, Tuhan senang orang yang berani terjun, berani ke lapangan, berani hantam orang, berani memenangkan Israel dengan perang nyata”, maka mereka melihat diri mereka baik. Dan kalau mereka punya kekurangan seperti merampok uang, itu hal kecil bagi mereka. Mengapa hal kecil? “Karena kami sudah melakukan hal besar”. Ini yang Paulus mau katakan tentang kekacauan dari orang Israel. Orang Israel kacau karena mereka punya Taurat tapi mereka tidak lakukan apa yang Taurat lakukan sebab mereka berlindung dari Taurat untuk hal-hal yang mereka biasa lakukan dan mereka mentoleransi hal-hal yang mereka gagal lakukan dari Taurat. Saya akan coba jelaskan lagi, jadi di dalam kritiknya Paulus orang Yahudi memanfaatkan Taurat untuk menyatakan dimana mereka kuat, tapi menolak untuk melihat bagian Taurat yang menunjukan bobrok mereka.
Dan sebenarnya ini bukan hanya kritik yang pantas hanya untuk orang Israel, ini adalah kritik untuk semua agama, semua agama akan ada sistem dan sistem itu selalu dimanipulasi oleh orang-orang jahat. Orang-orang jahat yang menganut agama tertentu akan memakai sistem dari agama itu untuk menunjukan dirinya benar dan menolak untuk melihat bagian lain dari sistem agama itu yang menyatakan bahwa dirinya bobrok. Taurat itu menyatakan dengan sangat jelas seluruh aspek hidup manusia salahnya dimana. Kalau kamu punya dosa pasti akan terdeteksi oleh Taurat. Tetapi kita menolak ada di situ, kita menolak tempat dimana dosa kita dibongkar. Kita lebih suka tempat di mana kebenaran, kebaikan, keahlian kita sedang diangkat. Inilah bahaya agama, agama membuat orang munafik, bukan karena dia pura-pura. Agama membuat orang munafik karena dia benar-benar merasa baik. Yang bahaya bukan orang munafik di dalam pengertian “saya mencuri tapi saya bilang jangan mencuri”. Tapi yang lebih bahaya lagi adalah kerusakan tersembunyi yang ketika dibongkar kita tolak untuk dibongkar, kita sembunyikan kesalahan itu dan kita pakai agama untuk menguatkan dimana kita sudah pakai kekuatan.
Maka yang Paulus sedang katakan adalah apa salahnya orang Zelot? Salahnya orang Zelot adalah mereka tidak sadar kalau mereka maling. Maka Paulus mengatakan “kamu yang mengatakan jangan mencuri, mengapa kamu sendiri mencuri?”. Dan kedua Paulus mengatakan “kamu juga pezinah”, mereka akan teriak-teriak menghancurkan kuil berhala dan mengatakan “orang kafir sudah berzinah”, mereka hancurkan bait dari berhala, lalu mereka menunjukan “kamilah yang setia karena kami hanya punya satu Tuhan”. Tapi Paulus mengatakan kamu sudah berzinah, berzinah dengan uang. “Kamu merampok berhala karena maunya uang”. Jadi Paulus mengatakan “kamu pencuri, kamu maunya uang. Kamu berzinah karena kamu tidak membela nama Tuhan, kamu ingin uang”. Bukankah agama dari dulu sampai sekarang masih berlanjut menjadi tempat dimana orang mau mengeruk keuntungan. Sehingga agama dimanipulasi untuk mencari uang.