Sekarang pertanyaan sindiran, kalau Saudara sudah mengerti pasal 5, maka pasal 6:1 menjadi pertanyaan yang Saudara sudah tahu jawabannya. “Jika demikian, apa yang hendak kita katakan, bolehkah kita bertekun dalam dosa supaya semakin bertambah kasih karunia itu?”. Tentu saja jawabannya adalah tidak. Mengapa? Karena pasal 5, yaitu Kristus sudah mati untuk mengakhiri zaman yang lama, dan Dia sudah bangkit memulai zaman yang baru. Ini yang membuat Saudara sadar bahwa selama ini ternyata pengertian tentang kematian dan kebangkitan Kristus dikaitkan dengan zaman yang berubah ini. Tuhan sudah memberikan kita zaman yang baru. Maka Saudara akan sadar satu hal, saya di zaman yang baru ini (di dalam Kristus), kita mempunyai peluang, mempunyai kesempatan baru untuk menikmati kemanusiaan kita. Karena sekarang saya akan berinteraksi dengan dunia yang baru, bukan yang lama. Yang lama penuh dengan kejahatan, sekarang saya menikmati dunia yang penuh dengan kebaikan Tuhan. Apakah saya tidak bisa mengatakan dunia yang lama penuh dengan kebaikan Tuhan? Dunia yang lama penuh dengan kebaikan Tuhan, tapi tidak seperti dunia yang baru atau zaman yang baru ini. Karena kebaikan di dalam zaman yang lama adalah kebaikan yang menopang sampai zaman baru tiba. Kebaikan lama bukan kebaikan total yang Tuhan mau berikan, ini adalah kebaikan yang menopang supaya bumi tetap ada sampai pembaruan tiba. Ketika zaman yang baru datang, Saudara akan mulai memahami kemanusiaan Saudara karena sekarang Saudara berinteraksi dengan dunia yang baru, bukan lagi dengan yang lama. Sekarang Saudara tidak lagi berkait dengan orang tua saja, dengan teman-teman, dengan lingkungan, dengan politik, Saudara akan memunyai versi yang baru dari dunia, karena sekarang zaman yang baru sudah masuk. Nanti Paulus mengatakan di Roma 8, itu menjadi argumen paling kuat, apa yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan? Tidak ada. Seluruh lingkungan kita sudah bisa ditafsirkan dengan cara yang baru. Apakah Saudara bisa mengatakan dunia yang sekarang adalah dunia yang baik, tidak ada kejahatan? Tidak, tapi Saudara tahu Tuhan sudah membawa umat-Nya ke dalam keadaan yang baru, sehingga Saudara tidak lagi melihat apa pun di luar Tuhan. Dunia yang lama rusak, karena tidak ada Tuhan. Sedangkan zaman yang baru baik, karena Kristus membawa ke-Tuhan-an kembali. Ia membawa kembali umat untuk mempunyai Tuhan. Dan karena sekarang hidup mempunyai Tuhan, kita tidak lagi hidup di dalam konteks yang lama, yang mati, kita hidup di dalam konteks yang baru, yang hidup, di mana kita berinteraksi senantiasa dengan Kristus.

Paulus, di dalam surat-suratnya, mengaitkan segala sesuatu dengan pengenalan akan Kristus. Dia meramu kembali pengertian menikah sebagai relasi antara gereja dan Kristus. Dia meramu kembali pengertian makan dengan terpecahnya tubuh Kristus. Dia meramu kembali pengertian Perjanjian Lama sebagai suatu yang mewujudkan Kristus. Dia bahkan meramu kembali konsep pemerintah sebagai hamba-Nya Tuhan. Paulus memberikan kepada kita contoh bagaimana melihat dunia ini sebagai dunia di dalam keadaan yang baru, yaitu cara pandang kita yang sudah baru. Maka hal paling penting bagi Paulus dalam keadaan yang baru adalah bahwa saya sudah mati bagi dosa, maka saya tidak lagi hidup dalamnya. Kita sudah dibaptis di dalam Kristus, sehingga kita sudah dikuburkan bersama dengan Dia dan dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, menuju kepada hidup yang baru, kita sudah berada dalam Dia. Kita sudah mati bersama Kristus dan kita hidup di dalam kebangkitan-Nya. Kita susah menjelaskan hal ini kalau tidak ada konsep zaman sekarang yang jahat dan zaman yang baru. Coba kita jelaskan ini dengan tepat maka orang akan mengerti bahwa berita Injil dengan tepat dijabarkan oleh setiap Surat Paulus. Kalau ada yang tanya “mana berita Injil dalam Surat Paulus?”, Saudara harus mengatakan “semua”. Surat Roma adalah berita Injil, Paulus mengatakan begitu “aku rindu memberitakan Injil kepada kamu yang diam di Roma”, dan Paulus mulai dengan pasal 1-16. Berita Injil bukan hanya Roma 3 atau Roma 5, berita Injil adalah seluruh Surat Roma. Mari kita redefinisi pengertian Injil sesuai Alkitab, bukan sesuai tradisi yang kurang Alkitabiah.

Ini yang ditekankan oleh Paulus, Paulus mengatakan “kamu sekarang di dalam Kristus, mati di dalam Dia dan bangkit bersama Dia. Kamu sudah tinggalkan zaman yang lama, sekarang kamu masuk ke zaman yang baru”. Lalu Saudara mengatakan “mana zaman yang baru? Saya tidak melihatnya”, kamu sudah dibaptis di dalam Kristus, berarti Saudara akan menikmati zaman yang baru di dalam baptisan dan bersama orang yang sudah mengalami baptisan. Zaman yang baru belum sempurna tapi sudah mulai dinikmati di dalam Kristus. Waktu Saudara melihat Kristus di dalam diri orang lain, Saudara sedang menikmati zaman yang baru itu. Waktu Saudara melihat Kristus di dalam penderitaan, Saudara sedang menikmati zaman yang baru itu. Maka pertama-tama Paulus mengatakan “kamu sudah dibaptis di dalam kematian-Nya dan kamu sudah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, kamu memperoleh hidup dan akan memperoleh hidup di dalam hidup yang baru”. Berarti hal pertama yang Paulus mau kita pahami adalah tentang pengertian manusia. Manusia ditafsirkan berdasarkan apa yang Kristus kerjakan bagi dia. Manusia baru atau orang yang berada di dalam Kristus akan menikmati zaman yang baru ini karena dia sadar dia adalah orang yang sudah dimiliki oleh Tuhan Yesus. Dia sudah dicintai oleh Tuhan Yesus, dia sudah dipenuhi oleh Tuhan Yesus, dia sudah dilimpahkan kemuliaan Tuhan oleh Tuhan Yesus. Dia sudah berada dalam relasi kekal antara Bapa dan Anak meskipun dia tidak ada secara kekal. Dia berbagian karena dia di dalam Kristus. Dan ini yang membuat hidup kita limpah di zaman yang baru ini. Zaman yang baru ini akan Saudara hadapi bukan lagi dengan krisis tentang siapa manusia. Manusia di dalam Kitab Suci adalah gambar Allah, ada fungsi yang indah sekali, mewakili Allah. Jika kita berhenti memikirkan tentang Tuhan, kita berhenti menjadi manusia. Jika kita berhenti mendapatkan meaning (arti) dalam penerimaan Tuhan, kita berhenti menjadi manusia. Sehingga manusia sedang kebingungan di dalam dunia lalu berusaha mencari tahu apa manusia, akhirnya manusia merasa kemanusiaan itu konsep kosong yang perlu ditambahkan hal-hal lain. “Saya jadi manusia kalau saya sudah kaya atau saya punya pendidikan, saya punya kemampuan, saya punya kehebatan, saya diakui. Pengakuan membuat saya menjadi manusia, penerimaan membuat saya menjadi manusia, dicintai membuat saya menjadi manusia, diterima membuat saya menjadi manusia. Kalau saya tidak punya itu maka saya bukan manusia”. Dan itu benar, Saudara perlu diterima, perlu diakui, perlu dihargai, perlu dianggap penting, perlu dianggap signifikan meskipun Saudara hanya 1 di antara 7 milyar manusia saat ini. Saudara perlu dianggap penting. Tapi mengapa kita perlu dianggap penting? Karena kita sudah kehilangan kemuliaan Allah, Roma 3. Kemuliaan yang hanya mungkin didapat dalam relasi dengan Tuhan. Waktu itu hilang, kita cari mati-matian di tempat lain, inilah yang membuat zaman lama itu hancur dan kacau. Saudara jangan mengatakan zaman yang lama itu hancur karena perang dunia. Tapi dunia yang lama itu hancur karena manusia mencari jati diri dan tidak menemukannya. Dunia ini menarik kita untuk menjadi less human dan akhirnya menjadi mati. Bagaimana kita bisa melawan kondisi seperti ini? Ini yang Paulus katakan, kamu tidak perlu lagi bergumul tentang itu, karena kesulitan mendapatkan penerimaan yang dialami oleh manusia adalah karena mereka tidak mencari dari Tuhan. Tapi ketika Saudara merasa sudah diterima oleh Tuhan, Roma 5 mengatakan ini, bahwa Tuhan mengasihi kamu, Tuhan sudah menyelamatkan kamu, waktu kamu masih seteru Tuhan sudah menyatakan kasihNya kepadamu. Tidakkah kamu tahu kamu sudah di zaman yang baru, dimana kamu sudah dicintai oleh Tuhan. Orang dunia dibentuk dengan sekeliling yang abstrak, yang sifatnya tidak mempunyai Tuhan dibaliknya. Tapi orang Kristen tidak begitu, orang Kristen sudah diterima oleh Tuhan, dicintai oleh Tuhan, diberkati oleh Tuhan dengan cara sedemikian limpah dan kesadaran bahwa sekarang zaman yang baru sudah mulai, membuat Saudara sadar Kerajaan Tuhan sudah dinyatakan dan karena itu Allah sudah menjadi Raja atas segala sesuatu. Di dalam Perjanjian Lama Allah “belum” menjadi Raja atas dunia, karena Ia menolak. Allah hanya mau menjadi Raja di Israel, ini jelas di Alkitab. Allah adalah Pemilik seluruh bangsa, Dia adalah Raja atas segalanya. Namun Dia hanya mau menyatakan diri pada Israel. Tuhan tidak peduli dengan yang lain, Tuhan mengatakan “Aku milikmu Israel, dan engkau milikKu”, maka Tuhan menyatakan Dia adalah Raja di seluruh Israel, meskipun Dia Pemilik surga dan bumi. Di dalam zaman yang baru, Kristus menyatakan Kerajaan Allah sudah di mana-mana. Saudara lihat dunia ini, Saudara lihat tangan Tuhan, ini yang Paulus coba jelaskan.

« 3 of 4 »