Dalam pembahasan yang lalu kita sudah melihat satu sudut pandang yang penting yaitu di dalam Adam dan di dalam Kristus. Ini tentu cara pandang yang tidak biasa kita miliki di dalam zaman kita, seperti saya sudah bagikan bahwa kita tidak terbiasa berpikir tentang pola seperti ini, berada di dalam Adam, berada di dalam satu kekepalaan yang memengaruhi kita dan di dalam Kristus, satu kekepalaan lagi yang memengaruhi kita. Kita terlalu banyak dipengaruhi dengan pikiran individu seperti yang dimiliki oleh orang zaman modern, “saya sendiri di hadapan Tuhan, saya pertanggung-jawabkan perbuatan saya di hadapan Tuhan. Saya menentukan nasib saya di hadapan Tuhan”. Tentu ada aspek kita harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan sendiri, kita tidak menanggung dosa orang lain dan kita tidak dihakimi oleh karena perkataan atau perbuatan orang lain. Tapi nasib kita di dalam Kerajaan Allah tidak individu. Keselamatan Saudara bukan keselamatan yang secara individu mampu miliki, tidak bisa. Saudara menjadi orang yang diselamatkan karena Saudara berada di dalam Kristus, bukan yang lain. Bukan karena Saudara beriman, tentunya iman mesti punya objek yang benar, bukan karena Saudara yakin, bukan karena Saudara berada dalam keadaan tertentu. Tapi karena Saudara ada di dalam Kristus dan hanya karena di dalam Kristus. Di dalam pasal 5, Paulus membagikan pengertian yang indah, Saudara dan saya berada di dalam Kristus, karena kita sudah diambil dari keadaan yang lama di dalam Adam. Jadi kekepalaan Adam adalah tema penting, saya pikir ini merupakan bagian yang sangat penting dari konsep Injilnya Paulus, tapi bagian yang sering diabaikan. Salah satu yang membuat seorang teolog di abad 20, Karl Barth, sangat populer adalah ketika dia menulis buku komentari surat Roma, yang dikenal sebagai buku Roman Brief. Dia mengatakan bahwa apa yang mungkin kita alami sebagai milik Tuhan hanya mungkin kita alami di dalam Kristus.
Di dalam Adam, di dalam Kristus. Kalau kamu di dalam Adam, kamu jalani hidup yang lama, entah kamu berbuat baik, entah etikamu baik, entah kamu sangat tidak bercacat di dalam hidup, tapi faktanya kamu di dalam Adam, kamu bukan di dalam Kristus. Kalau kamu berpindah dari dalam Adam ke dalam Kristus, maka kamu adalah pewaris bumi yang baru, ini poin penting yang sebenarnya ada dibalik kata-kata dari Surat Paulus ini. Orang-orang yang membaca Roma 5, jika memahami konsep ini, dia akan sadar Paulus sedang berbicara bahwa ada dunia yang baru melalui Kristus dan itulah yang ke dalamnya kita akan berbagian. Dunia baru ini dunia apa? Di dalam konteks orang Yahudi cuma ada konteks 2 zaman, jadi mereka tidak lihat perkembangan zaman dan kerajaan sebagai sesuatu yang terlalu penting. Orang akan mengatakan ada periode Babel, ada periode dari Persia, ada periode dari Yunani dan setiap periode ini adalah periode yang berpindah dan berganti dengan sangat signifikan. Waktu orang-orang Asyur menjajah semua daerah maka budaya Asyur yang akan disebar kemana-mana, meskipun tidak sekuat Babel dan Persia. Waktu Babel mengalahkan Asyur, bahasa Aram yang akhirnya menyebar kemana-mana, termasuk dalam penulisan Kitab Suci, Perjanjian Lama kita ditulis dalam Bahasa Ibrani dan Aramaik, dua bahasa tua itu. Babel dikalahkan oleh Persia, lalu ketika orang Yunani mengalahkan Persia, maka budaya dari Yunani menyebar kemana-mana. Ini sangat signifikan, penting sekali, perubahan yang sangat luar biasa. Ketika zaman berubah, ada banyak hal yang signifikan berubah. Tapi Alkitab membacanya hanya sebagai perubahan kecil yang tidak penting. Lalu perubahan besarnya di mana? Bagi orang Yahudi perubahan besar itu ada dari zaman sekarang yang jahat ini kepada zaman akhir. Perubahan ini diawali dengan kedatangan Sang Mesias. Ini pola pikir orang Yahudi yang kita tidak lihat dari Roma, tapi ini jelas dari pembacaan Kitab Kisah Para Rasul misalnya. Pergerakan dari zaman yang jahat setelah manusia jatuh dalam dosa, kepada zaman yang penuh pengharapan ketika Sang Mesias datang. Ini dua periode yang sangat penting, yang kita harus tahu ada dibalik pikiran Paulus. Paulus bukan orang Injili abad 21, Paulus itu bukan orang Reformed, dia tidak berpikir dengan kerangka pikir Reformed. Ada banyak cara berpikir yang kita tidak bisa paksakan kepada Paulus. Maka sewaktu kita membaca Kitab Suci, mari kita lihat pikiran di belakang Paulus, yaitu bahwa orang Israel mengharapkan zaman yang baru. Paulus ketika diadili mengatakan “aku ditangkap karena pengharapan Israel (adanya zaman yang baru)”. Orang Yahudi percaya bahwa Mesias yang bisa bawa. Jadi mereka menunggu-nunggu Mesias bukan untuk keselamatan individual mereka masuk surga. Saya tidak mengatakan keselamatan individu kita salah, “saya percaya Yesus supaya mati masuk surga”, itu tidak salah tapi itu bukan segalanya. Ini mungkin berita yang mengagetkan tapi kalau Saudara membaca Alkitab, Saudara akan sadar dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, porsi untuk keselamatan individual itu kecil, ada tapi tidak besar. Tujuan utamanya adalah Saudara mesti lihat dunia ini, yang sudah sangat rusak, dan perlu dunia yang baru. Orang yang bisa membuat dari yang lama menuju ke yang baru itu Sang Mesias. Dalam Kisah Para Rasul jelas sekali bahwa orang Yahudi, Paulus, Petrus, para rasul bahkan Kekristenan mula-mula percaya ini. Tapi Kekristenan modern melupakan hal ini. Tidak banyak orang kalau ditanya tentang Yesus akan menjawab Yesus adalah Pembawa bumi yang baru, Pembawa zaman yang baru. Kalau ditanya “siapa Yesus bagimu?”, banyak orang akan menjawab “Dia Nabi yang baru, Dia ini dan itu”. Lalu Tuhan bertanya “menurutmu siapakah Aku?”, Petrus menjawab “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup”. Petrus tidak perlu menjelaskan pengertian Mesias, karena semua orang sudah tahu pada waktu itu. Petrus tidak mengatakan “Engkaulah yang akan membuat saya kalau saya mati akan masuk surga”, tidak ada konsep itu dalam pengertian utama, adanya dipengertian sampingan. Tokoh-tokoh Alkitab punya alur pikiran sendiri yang kita kurang pedulikan. Paulus bicara Adam dan Kristus untuk mengatakan Kristus adalah Pembawa zaman yang baru. Zaman yang sudah ada sejak Adam dan menjadi kacau karena Adam, dan manusia yang lain berbagian di dalamnya; sekarang Tuhan memberikan zaman yang baru, seolah Tuhan mengatakan “inilah saatnya, pembaruan itu sekarang sudah tiba”. Banyak hal di Kitab Suci menunjukan ke kita bahwa relasimu dengan Tuhan itu akan menjadi sangat penting di dalam zaman yang baru ini. Seluruh bumi akan kembali menikmati fungsinya di dalam zaman yang baru.