Saya dengar dari satu orang pelatih beladiri, dia mengatakan “salah satu syarat jadi orang beladiri yang bagus adalah dia harus bisa akurat fakta, jangan salah menilai diri. Kalau salah menilai diri, nanti dia bertarung di kelas yang salah, dia kalah”. Saudara mau belajar karate, Saudara mau bertanding karate, Saudara merasa diri hebat, “sabuk apa?”, “hitam”, lalu Saudara dibantai sama yang sabuk biru, itu kan memalukan. Atau dibantai dengan sabuk putih. Yang lebih celaka, dibantai sama sabuk pelangi. Maka kalau tidak kenal diri pasti salah. Beladiri mengajarkan kamu kenal dirimu dengan akurat, kenal kekuatanmu, kenal kemampuanmu, jangan lebih, jangan overestimate yourself. Tradisi gerakan Karismatik membuat gereja merasa diri sudah besar, overestimate ourselves, bisa penuhi gedung stadion utama dengan puluhan ribu orang, puluhan ribu datang kebaktian. Saya beberapa kali diajak orang, waktu masih remaja dan bahkan ketika sudah kuliah, diajak pergi ke KKR di stadion utama, saya kaget, Kekristenan itu ramai, seluruh stadion penuh orang Kristen. Ini membuat kita sukacita besar. Tapi waktu dengar khotbah, saya tidak dapat apa-apa, saya bingung apa yang dikagumi dari khotbah seperti ini, pembodohan massa. Setelah itu ada lagu, ada konser, ada ini itu, bahkan pernah ada fashion show Kristen. Fashion show Kristen, ada orang pakai baju kaos dengan tulisan Yohanes 3:16, itu namanya fashion show, itu desainer yang paling malas, pakai desain yang ada lalu tempelkan ayat Alkitab, apa gunanya? Apa gunanya fashion show di dalam kebaktian? Saya tidak mengerti. Saya pulang dengan merasa makin makin kecewa. Orang ribuan, puluhan ribu datang, penuhi stadion utama. Stadion utama itu salah satu stadion paling besar, kalau Saudara tahu. Jadi stadion paling besar di dunia. Ada beberapa stadion paling besar di dunia itu diwajibkan untuk pangkas seat, kursinya mesti dikurangi termasuk Gelora Bung Karno. Gelora Bung Karno tadinya bisa tampil lebih dari 110.000 orang, di-cut, tidak boleh, itu terlalu bahaya. Ada stadion di Brasil yang juga sangat besar mesti di-cut, yang lebih dari 100.000 itu bahaya. Akhirnya harus dikurangi, ini kebaktian sebelum stadion utama dikurangi tempat duduknya. Jadi mungkin ada 100.000 jemaat yang datang, tapi 100.000 jemaat yang datang, dengar khotbah tidak karu-karuan, tidak ada isinya, tidak memintarkan pikiran dan rohani, lalu saya pikir ini bukan Kekristenan maju ini Kekristenan mundur. Dan saya waktu itu jadi sadar bahwa kita ini terlalu menggelembungkan peran Kekristenan. Maka kalau gereja Injili kagum sama Karismatik, saya mau tanya hal apa yang kamu kagumi? Kalau yang dikagumi adalah “ini membuat aku kelihatan besar”, berarti kamu sedang melakukan Krestologi preaching, bukan Kristologi preaching. Kamu sedang memamerkan spektakulernya kamu, kamu ingin gerejamu jadi spektakuler, bukan jadi pewarta Kristus yang setia. Mari bertobat, mari kembali kepada ajaran yang sejati dari Kitab Suci. Mari kembali ke dalam tradisi yang sejati dari Kitab Suci.
Kalau jemaat datang dan penuhi gereja, biar itu karena Tuhan berkuasa tarik mereka oleh karena tawaran firman yang sejati. Tawarkan firman dan nothing else, beritakan firman dan bukan yang lain. Jika firman yang diberitakan menarik orang berarti Tuhan beranugerah memberikan kuasa dan tarik orang bukan karena tawaran yang lain. Gereja Injili, beranikah kamu pakai ibadah yang baik, yang tidak harus menarik anak muda tapi khotbahmu menarik anak muda mau datang karena mereka mulai sadar khotbahmu penting, “khotbah yang diberitakan penting, saya mau dapat pertumbuhan. Saya mau dapat pengertian. Pengertian iman saya harus berkait dengan karier, dengan sekolah, dengan studi, dengan pekerjaan saya”, kalau ini yang menarik orang datang berarti Kristen ada harapan, pertumbuhannya mulai terlihat. Tapi kalau bukan ini caranya gereja berkembang, tidak ada gunanya. Maka mari belajar, kalau ada gereja pecah karena ajarannya beda, hati-hati ini adalah pemecah yang bahaya. Tapi Paulus mengatakan di dalam ayat 20 “semoga Allah sumber damai sejahtera segera akan menghancurkan iblis dibawah kakimu”. Mengapa iblis dipakai di sini untuk dihancurkan? Karena Paulus mengatakan gereja Tuhan akan Tuhan murnikan. Yang memperkembangkan gereja karena motivasi diri, karena motivasi mau besar, karena motivasi mau agung sendiri, dia sedang ikut strategi iblis. Dan iblis akan dihancurkan. Maka Paulus mengatakan di dalam ayat 19 “kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang jahat”. Yang dianggap baik, bijaksanalah, benarkah ini baik? Apakah ini khotbah yang benar, apakah ini utusan Tuhan, apakah ini menjelaskan Kitab Suci? Jika tidak, saya tidak mau terima, ini namanya bijaksana terhadap apa yang baik dan bersih terhadap apa yang jahat. Saudara jangan punya kesombongan waktu Saudara punya kemampuan pikiran yang sehat menerima khotbah. “Saya bisa tahu ini khotbah kerangka pikirnya ngawur”, tapi jangan ada yang jahat di dalam diri Saudara. Jauhkan diri dari yang jahat, bersihlah terhadap yang jahat. Jangan sombong, jangan anggap diri lebih baik dari orang lain hanya karena engkau lebih dewasa di dalam mengerti pengertian yang benar. Bijaksana terhadap apa yang baik, yang baik harus dipahami berdasarkan standar yang benar. Bersih terhadap apa yang jahat, jangan jahat ketika engkau punya keunggulan di dalam pikiran yang baik. Miliki kerangka pikiran yang sehat, miliki kerangka berpikir yang baik, miliki pengertian mana ajaran baik mana ajaran jelek, mana ajaran benar mana ajaran salah. Tapi jangan tumbuhkan kesombongan di dalam dirimu. Bersih dari yang jahat. Kiranya Tuhan menyertai gerejaNya, menghancurkan pekerjaan iblis dan memunculkan pekerjaan Roh Kudus yang sejati.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)