Di dalam 2 ayat ini, orang Kristen adalah yang mengalami kesulitan dan penderitaan dengan cara yang berbeda. Hal ini tidak berarti kalau Saudara Kristen, Saudara harus sengaja mencari penderitaan. Tapi bagian ini sedang menekankan cara pandang melihat penderitaan. Cara pandang itu penting karena memandang segala sesuatu dari sudut yang salah, Saudara akan mendapatkan kesimpulan yang salah. Tuhan tidak mengubah hidup, tapi mengubah sudut pandang, baru setelah itu Dia menyatakan perubahan di dalam hidup. Tuhan mengubah cara kita melihat hidup, melihat fakta, dan cara menafsirkan fakta. Agama sejati tidak menipu manusia dengan memberikan cara pandang salah. Banyak agama-agama memaksa pengikutnya untuk melihat hidup dengan cara negatif. Hidup fisik tidak penting, yang kita harapkan adalah nanti setelah mati. Tapi Kekristenan mengajarkan penghargaan hidup dari sekarang. Kita menghargai hidup karena itu adalah pemberian dari Tuhan. Maka memahami bahwa hidup diberikan oleh Tuhan sangat mengubah cara memandang hidup. Kekristenan adalah kelompok yang memberi pengaruh begitu besar dan baik, tetapi kemudian coba disingkirkan oleh dunia ini. Di dalam pengertian dari orang modern, zaman dibagi dengan keadaan Kristen adalah titik gelap kebudayaan. Itu sebabnya zaman lampau disebut sebagai zaman kegelapan. Lalu abad pertengahan disebut sebagai abad yang ada di tengah sebelum akhirnya manusia menemukan modernisme. Dan modernisme umumnya oleh orang-orang sekuler dianggap sebagai titik ketika Tuhan akhirnya disingkirkan. Iman Kristen tidak lagi penting, iman ini hanya mengganggu kita melihat hidup. Tapi kalau kita menyingkirkan Tuhan dari cara memandang hidup maka kita akan masuk dalam kehidupan absurb yang tidak ada makna. Titik ekstrim dari penolakan Tuhan adalah kembalinya berhala menguasai hidup manusia. Ini tidak disadari oleh orang sekuler, akhirnya mereka menyingkirkan Tuhan. Tapi yang mereka tidak tahu sedang giat menyingkirkan kasih sejati. Ini bodoh karena kalau kita melihat Tuhan sebagai pengganggu dan pengacau tentu ingin kita singkirkan. Tapi siapa yang pertama mengatakan Tuhan itu pengganggu dan pengacau? Ular. Waktu ular bicara dengan Hawa, dia mengatakan “bukankah Tuhan berfirman semua pohon di dalam taman ini jangan kamu makan buahnya?”, ini pengganggu. “Kamu ingin menikmati hidup, tapi Tuhan larang. Karena perintahNya kamu sengsara dan tidak bisa menikmati hidup. Maka singkirkan saja Dia”. Mengapa Tuhan dianggap pengganggu? Karena isu si jahat Tuhan itu merusak dan mengacaukan hidup. Salah satu pernyataan yang membuat orang meragukan Tuhan adalah neraka, “mengapa Tuhan yang baik menciptakan neraka?” Pertanyaan ini keluar dari cara berpikir yang salah. Cara berpikirnya adalah manusia hidup manis-manis, baik-baik, tiba-tiba Tuhan menciptakan neraka. Tapi yang benar, dari firman Tuhan, adalah Tuhan ingin memberikan kelimpahan hidup dalam dunia bagi manusia. Dan setiap orang yang menolak Tuhan akan bersumbangsih merusak damai yang Tuhan siapkan. Maka Tuhan menghukum. Kalau Saudara menganggap Allah adalah Bapa yang baik, Dia harus menjadi pelindung hidup, Dia harus menjadi penjaga ciptaanNya. Dan menjaga ciptaan berarti siapa merusak tatanan damai yang Tuhan siapkan, mereka harus disingkirkan, ini neraka. Jadi jangan lihat neraka sebagai gambaran Allah mudah tersinggung lalu membuang manusia. Tuhan itu bukan kita yang terlalu sensitif untuk banyak hal. Tuhan tidak mudah sakit hati, Tuhan sabar dan lemah lembut yang menanti manusia kembali kepadaNya. Tapi apakah itu membuat manusia kembali? Tidak, manusia terus menghancurkan tatanan Tuhan, sehingga Tuhan harus menyatakan kuasaNya untuk membersihkan ciptaanNya.
1 of 4 »