Paulus mengingat satu bagian dari Yesaya, tapi yang dia maksud adalah seluruh konteks. Dan di dalam Yesaya 52 yang menjadi konteks adalah Tuhan mau kembalikan orang Israel dari pembuangan. Dan kalimat yang penting yang dikutip di sini adalah “oleh karena namaKu sudah dihujat, maka Aku akan pulihkan Israel”. Kalimat yang dikatakan ini “oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain”, bukan di dalam pengertian yang sama dengan yang kita pikir. Saya beri contoh untuk ini, Saudara orang Kristen lalu pergi keluar, Saudara memukul orang lain, ini kasus pertama. Saudara pasti disebut mempermalukan nama Tuhan, “siapa yang memukul kamu?”, “itu orang Kristen yang baru selesai ibadah”, “dia dengar khotbah apa, pulang-pulang langsung pukul orang”. Atau contoh kedua, Saudara baru pulang dari tempat ibadah ini dan ada orang lain yang memukul Saudara. Kira-kira maksud Yesaya yang pertama atau kedua? Yang kedua, Yesaya sedang berbicara tentang orang Israel yang dipukul Babel dan Tuhan mengatakan “Aku membiarkan namaKu dipermalukan”. Mengapa nama Tuhan dipermalukan? Karena di dalam tradisi timur dekat kuno, berhala dan bangsa itu satu. Kalau bangsa menang maka berhalanya menang, kalau bangsa kalah maka berhalanya kahal. Bangsa Babel punya berhala, Dewa Baal, entah dewa apa pun. Bangsa Israel punya Tuhan, Allah mereka. Tuhan Allah Israel dan Dewa Bel dari Babel atau Dewa Marduk atau apa pun itu. Dewa Babel melawan Allah Israel yaitu Tuhan, Allah versus berhala perang. Bagaimana Allah berperang? Dengan bangsa-bangsanya berperang. Dan ternyata Babel jauh lebih besar, jauh lebih megah, jauh lebih kuat. Israel berlindung ketakutan di dalam satu kota kecil yaitu Yerusalem, sehingga Babel datang mengepung seluruh Yerusalem dan dalam waktu yang tidak lama, Yerusalem pun hancur. Ini mempermalukan nama Tuhan. Tuhan mengizinkan Israel dihancurkan, Babel merampok Bait Suci, mengambil barang-barang suci untuk dibawa ke Tanah Babel. Kita semua mengetahui kisah-kisah ini dan yang Perjanjian Baru harapkan adalah kita menyukai kisah-kisah ini, sehingga ketika Perjanjian Baru membawa kembali kisah ini, kita dapat mengetahuinya. Saudara tidak bisa menghafal apa yang Saudara tidak suka, mungkin ada tapi sangat sulit. Tapi Saudara akan mudah mengingat apa yang Saudara suka, lagu-lagu yang Saudara sukai, Saudara mudah menghafal kata-katanya. Film yang Saudara sukai, Saudara bisa mengutip tokohnya ngomong apa. Demikian juga yang diharapkan oleh penulis Perjanjian Baru bahwa Saudara memunyai kesenangan akan kisah Perjanjian Lama. He gave us stories. Tapi seringkali kita menjadikan Alkitab sebagai buku primbon atau pegangan untuk hidup di dalam cara yang salah, yaitu “saya mau ke mana, ke kiri atau ke kanan, saya akan baca Alkitab”, itu seperti membaca kamus atau ensiklopedia. Akhirnya kita tidak melihat Alkitab sebagai cerita yang utuh. Nikmati ceritanya dan Saudara akan mendapatkan penjelasan termasuk dari Surat Roma, waktu Saudara baca, Saudara menikmati ceritanya. Waktu Saudara membaca Mazmur, menikmati gaya bahasanya yang unik. Waktu membaca Amsal, menikmati teka-teki singkat yang dimaksudkan untuk dihafal. Mengapa Amsal begitu singkat, pilihan kata-katanya pendek? Karena dalam bahasa asli, semua kata-kata Amsal itu mirip. Mereka memakai kata-kata yang mirip, sehingga Saudara bisa main dari satu kata untuk memahami banyak arti. Ini cara orang Yahudi atau orang Ibrani membuat anak-anak atau orang dewasa bisa menghafal Alkitab. Bisa menghafal Alkitab karena kata-katanya mirip. Di dalam Kitab Yesaya pun banyak keindahan yang misterius, banyak hal yang janggal. Dan salah satunya Tuhan mengatakan “Aku membiarkan namaKu dipermalukan. Aku membiarkan Israel ditangkap Babel. Aku membiarkan Yerusalam dihancurkan, Aku membiarkan Bait Suci dihancurkan”.