Hidup bebas dari perhambaan dan dosa dan hidup rela menjadi hamba karena cinta kasih. Saya sudah menjelaskan hal ini, seorang ibu akan dengan rela mencintai anaknya dan memperhamba diri untuk bayinya. Kalau bayinya lapar, dia akan perhatikan makanannya. Itu memperhamba diri. Tapi seorang ibu memperhamba diri kepada anak di dalam kasih dengan demikian dia bebas. Sedangkan seorang berdosa yang terus melakukan dosa, tidak bisa lepas, dia sedang memperhamba diri kepada dosa, dia tidak bebas. Ini yang Paulus sedang bagikan, maka Paulus mengatakan di ayat 20 “waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Kamu bukan bebas untuk melakukan dosa. Tapi kamu bebas dari kebenaran”. Orang berdosa tidak bisa mengatakan “saya bebas, saya bisa melakukan apa pun yang saya mau. Kalau saya mau marah, mau mabuk, mau pakai uang saya, tidak ada yang bisa melarang saya. Saya bebas”. Tapi Paulus akan mengatakan “iya, kamu bebas dari kebenaran, bukan bebas untuk melakukan apa yang kamu mau.” Orang yang berpikir dia bisa hidup sesukanya, dia bebas dari kebenaran, bukan bebas untuk melakukan. Dia tidak tahu apa itu kebenaran, dia tidak mengerti keindahan hidup di dalam kebenaran, kasihan. Argumen Paulus di ayat-ayat pasal 6 sangat penting untuk kita perhatikan. Lalu bagian akhir dia mengatakan upah dosa adalah maut, tapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Hidup kekal di dalam kata aslinya ada kata aion yang berarti zaman, artinya adalah hidup yang lintas zaman. Zaman sekarang yang penuh dengan kekacauan dan dosa akan kita lewati dan zaman yang baru yaitu zaman Sang Mesias akan kita masuki. Jadi ini bukan mengenai kalau mati masuk surga, ini adalah mengenai kehidupan yang melintasi zaman, melintasi time, melintasi era. Era yang pertama adalah era di dalam evil, di dalam kekacauan ada dosa dan anugerah Tuhan yang masih minor, belum Tuhan nyatakan secara total, secara universal. Tapi nanti akan ada saat dimana Tuhan menganugerahkan anugerahNya, memberikan kehadiranNya secara total sehingga tidak ada lagi yang kacau dan berdosa di tengah-tengah dunia ini. Ini yang Paulus sedang katakan bahwa upah dosa adalah maut, sedangkan karunia Allah adalah hidup yang kekal. Hidup yang akan membawa kita masuk ke dalam zaman yang baru, dimana Sang Mesias bertahta dan seluruh kedamaian, kesejahteraan dan berkat yang Dia mau berikan akan diberikan dengan sempurna. Maka kita mesti tahu perpindahan ini model apa. Hidup yang sekarang masuk ke model hidup yang baru. Ini pergumulan yang harus kita mengerti dulu sebelum kita lanjutkan, sebelum ini menjadi pergumulan kita sendiri. Saya ingin hidup dalam keadaan yang baik, tapi saya hidup dalam keadaan yang kacau, saya ingin menjadi baik, bagaimana caranya? Ini tema yang sebenarnya wajar dipikirkan oleh semua manusia, tidak ada manusia yang pikirkan ini. Sayang sekali ketika kita membaca Kitab Suci dengan cara yang salah, seperti tadi misalnya, ayat ini sedang berkata bahwa kalau saya mati saya akan masuk surga. Akhirnya kita tidak mengerti bahwa Alkitab sangat relevan untuk pergumulan kita di sini. Alkitab bukan buku how to live in heaven. Ini adalah tentang how to live in this earth, di dalam ciptaan Tuhan ini, di dunia yang Tuhan sudah ciptakan, bagaimana seharusnya engkau hidup. Ini menjadi tema yang digumulkan oleh semua manusia dan ketika Alkitab menyajikan pengenalan akan Tuhan di dalam konteks itu, baru kita mengerti betapa relevannya berita Alkitab. Mengapa banyak orang menganggap Alkitab tidak relevan? Karena sayangnya banyak kehidupan orang Kristen yang memperlakukan Alkitab sebagai berita untuk zaman yang asing, yang tidak jelas dimana dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan kita sekarang. Kehidupan kita sekarang adalah kehidupan yang boleh disingkirkan dan sekarang kita menantikan kapan kita diangkat, kita menantikan pengangkatan. Tidak heran banyak orang negatif terhadap Alkitab karena disajikan di dalam pengertian yang salah oleh orang Kristen. Alkitab bukan buku tentang pengangkatan, ini bukan buku tentang itu. Harap kita tidak membuat firman Tuhan menjadi kalimat-kalimat aneh bagi dunia ini yang tidak relevan, tapi harap kita mengerti betapa besarnya pengharapan yang Alkitab berikan kepada orang-orang yang bergumul mengenai problem dan kehidupan di tengah dunia ini. Baru kita bisa membuat pengertian Injil masuk ke dalam kehidupan semua orang yang sedang mencari. Ketika Saudara mengabaikan kehidupan di bumi, Saudara tidak akan bertanggung jawab sebagai seorang saksi. Ketika Saudara menjadi sama dengan dunia, Saudara tidak mungkin menjadi saksi. Menjadi sama dengan dunia berarti tidak mungkin menjadi saksi, menganggap dunia tidak penting juga membuat engkau tidak mungkin menjadi saksi. Orang yang bisa menjadi saksi adalah orang yang menyadari pentingnya kehidupan di sini, namun tidak menjadi sama dalam pencarian solusi dengan orang-orang di dunia ini. Pergumulan yang dimiliki oleh dunia sama dengan yang dimiliki oleh orang Kristen. Orang Kristen pun ingin hidup yang lebih baik, ingin hidupnya berubah, lebih baik. Dan ada tawaran untuk perubahan sekarang, bukan nanti. Ini namanya kabar baik. Injil adalah sesuatu yang dikabarkan dan menuntut respon yang segera yang namanya pertobatan. Janji nanti tetap ada dalam Injil, tapi respon sekarang juga harus tetap ada. Jadi problem dari manusia dialami oleh semua orang. Semua bergumul bagaimana harusnya kita hidup, how should then live, kalau begitu bagaimana seharusnya kita hidup? Semuanya ini digumulkan, terus dicari.