Kalau begitu saya anak Allah? Iya. Apa nasihat Paulus bagi kita anak-anak Allah? “Saya menjadi manusia yang sejati, saya dipakai Tuhan untuk menyatakan kehadiran Kristus”. Terus apa yang Paulus ajarkan. Di dalam ayat 15, Paulus membawa konteks ini ke dalam pergumulan hidup yang penuh ketakutan, “kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tapi kamu menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah oleh Roh itu kita berseru ya Abba ya Bapa”, ini kalimat penting. Paulus mengatakan “karena kamu adalah anak dan kamu bisa pastikan itu lewat kesaksian Roh Kudus, maka kamu tidak lagi dibelenggu oleh ketakutan”. Kita gampang takut dalam hal apa pun dan Tuhan tahu, tiap kali ada kalimat jangan takut itu kalimat hiburan. Seringkali kita mendengar khotbah yang mengatakan “Tuhan mengatakan jangan takut, maka takut itu dosa”. Saya pikir kalimat itu sadis, karena Tuhan mengatakan jangan takut itu bukan sebagai tambahan hukum. Tuhan mengatakan jangan takut sebagai kalimat hiburan. “Kamu takut?”, “iya Tuhan, saya takut”, “jangan takut”, itu kan kalimat hiburan. Kalau Saudara mengatakan “pak, bukankah Israel takut berperang dengan orang Kanaan makanya Tuhan hukum?”. Mereka bukan hanya takut berperang, mereka menolak rencana Tuhan menjadi Hakim yang adil. Tuhan menghukum orang-orang Kanaan dan mereka menolak menjadi agenNya Tuhan, ini dosa yang lebih besar dari pada hanya sekedar takut. Maka ketika orang takut, Tuhan berfirman “jangan takut”. Dan di dalam bagian ini ada sesuatu yang unik, Paulus mengatakan “kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut”, “kalau begitu bagaimana caranya tidak takut?”, tidak ada orang takut yang menikmati takut. Orang mau bebas dari takut. Dan Paulus mengajarkan bagaimana supaya tidak takut lagi, yaitu kesadaran bahwa kita anak Allah. Bagaimana ini bisa dimengerti? Ini hal penting untuk kita pahami, Tuhan mengatakan jangan takut. Paulus mengatakan berseru dengan Roh bahwa kamu adalah anak-anak Allah. Berseru kepada Allah “ya Abba ya Bapa”, kamu tidak takut, kamu lepas dari ketakutan. Bagaimana bisa? Ini yang akan saya jelaskan.
Orang takut karena dia berada dalam situasi yang dia tidak tahu siapa yang menguasai, situasi tak terkendalikan akan membuat orang takut. Atau situasi yang terkendali oleh orang yang tidak peduli Saudara, itu yang akan membuat Saudara takut. Mengapa takut? “karena situasi itu out of control. Saya tidak bisa kendalikan, saya tidak bisa pastikan sehat terus”. Ada jemaat kita yang kena Covid, lalu kita tanya “bolehkah selidiki mengapa bisa kena?”, dia mengatakan “saya tidak mengerti, saya jaga diri baik-baik, tidak keluar kemana-mana, semua baik, kok bisa kena juga”, ada banyak kemungkinan bisa kena. Ini tidak berarti saya mengatakan Saudara tidak perlu jaga diri, jangan sembarangan tafsirkan khotbah, kalau Saudara mengatakan “saya sudah jaga diri, sudah jaga sebaik-baiknya”, tetap tidak ada jaminan Saudara tidak akan kena. Kalau begitu kita akan takut karena kita tidak kuasai keadaan. Tapi ketika Saudara berseru “ya Abba ya Bapa”, Saudara sadar Allah yang menguasai segala sesuatu adalah Bapa kita. Berarti Dia yang take control everything, Dia yang kuasai segala sesuatu, juga Dia yang mencintai kita sebagai anakNya. Saudara mengapa takut? Karena Saudara khawatir dunia ini jalannya seperti apa. Mengapa begitu banyak hal yang terjadi yang seharusnya tidak terjadi, mengapa banyak hal buruk, apakah ada yang mengendalikan? Kalau yang mengendalikan adalah ilah yang tidak peduli Saudara, Saudara tetap akan takut. Sama kalau Saudara ditanya “maukah kamu negara ini diperintah oleh orang-orang yang radikal di dalam kelompok agama tertentu?”, “tidak mau, karena kalau mereka yang menguasai negara ini, mereka tidak akan peduli saya, mereka tidak peduli kami”. Maka yang membuat kita takut adalah karena dunia ini kita anggap sudah out of control, sudah tak terkendali lagi. Adakah yang mengendalikan? Mengapa pandemi begitu mengerikan, mengapa ada penyakit ini, penyakit itu, kesulitan ini, kesulitan itu. Carl Trueman mengatakan “andai kita tahu betapa besar anugerah Tuhan untuk zaman sekarang, kita tidak akan mengeluh karena keadaan pandemi. Kita akan bersyukur untuk keadaan pandemi yang tidak selalu terjadi”. Kalau Saudara baca di dalam sejarah, flu yang mematikan banyak orang itu berkali-kali terjadi, bukan hanya sekarang. Lalu kalau Saudara baca tentang wabah kematian hitam, the black death, Saudara akan tahu bahwa keadaan itu jauh lebih berat dari sekarang. Sekarang kita bersyukur ada banyak hal sudah dikembangkan manusia di dalam teknologi medis dan lain-lain. Saudara sakit, dapat obat, selesai. Saudara kena infeksi, minum antibiotik, selesai. Zaman dulu tidak ada antibiotik. 500 Tahun yang lalu orang meninggal karena flu itu dianggap biasa. Kalau ada orang dari 500 tahun yang lalu sampai ke zaman kita sekarang, lalu dia tanya “mengapa kalian semua mengalami ketakutan yang besar?”, “ada pandemi, pandemi ini sudah membunuh berapa persen dari orang”, “hanya segitu korbannya?”, saya tidak meremehkan penyakit ini, sekali lagi Saudara jangan salah mengerti. Cuma yang mau saya katakan adalah zaman dulu manusia bergumul dengan keadaan yang jauh lebih berat dengan keadaan kita sekarang. Apakah kita mau melupakan fakta bahwa kita pernah aman lalu mengalami kesulitan ini? Atau kita mengatakan “Tuhan, mengapa sulit? Harusnya tidak begini”, Tuhan akan mengatakan “selidiki sejarah, kalian itu dapat kesempatan sehat jauh lebih besar dari periode mana pun di dalam sejarah”. Maka kita mesti tahu Tuhan yang topang, Tuhan yang atur, Tuhan yang kerjakan apa pun. Apa yang Dia kerjakan, Dia kerjakan sebagai Bapa yang mencintai. Bukan sebagai pribadi yang tidak peduli. Dia adalah Bapa yang mengasihi. Maka Paulus mengatakan “kita tidak lagi takut”, mengapa tidak takut? “karena yang menguasai semua adalah Bapaku”, Allah yang atur semua. Jika Dia yang mengatur semua dan saya tahu saya anakNya, saya tidak lagi khawatir. Kita semua dipimpin oleh Roh Allah untuk menggumulkan, menikmati dan menjalankan hidup dengan digerakan oleh Kristus yang pernah hidup di dunia ini. Melihat kisah hidup Kristus dan pengertian firman yang Roh Kudus bagikan menjadi kekuatan kita. Lalu mengapa kita dipimpin Roh Allah? Karena kita anak Allah. Apa faedah menjadi anak Allah? Saudara dan saya bisa bergumul untuk lepas dari rasa takut, karena kita ada di dalam dunia milik Sang Bapa. Kita menyanyi “Inilah Dunia Bapa” dan kita sadar betapa indahnya kalimat itu. Adakah hal yang out of control bagi Tuhan? Tidak. Kalau pemerintah mengatakan “pandemi ini di luar kontrol kami”, Tuhan tidak akan mengatakan hal yang sama. Tuhan tidak akan mengatakan “pandemi ini di luar kontrolKu”, kalau Tuhan mengatakan itu, kita langsung mengatakan “engkau pasti bukan Tuhanku. Karena Allah yang aku kenal dari Alkitab adalah Allah yang take control of everythings”. Ini yang membuat Paulus mengatakan “engkau bebas dari segala hal yang membuat kamu takut”. Nanti di bagian selanjutnya Paulus bicara tentang penindasan orang Kristen, penderitaan, dan Paulus mengatakan “tidak satu pun dari itu akan memisahkan dari fakta bahwa Tuhan mencintai kamu”. Kiranya ini boleh menggerakan kita untuk sama-sama dikuatkan dengan fakta bahwa Roh Allah memimpin kita dan kita adalah anak-anak Allah. Di dalam ayat selanjutnya, ayat 16 dan 17, kita akan bahas di pertemuan berikut tentang saksi dari Roh Kudus dan ahli waris yang kita boleh menjadi di dalam Kristus.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)