Tapi apakah itu cukup? Ternyata tidak, Tuhan menginginkan adanya sekelompok orang yang diberi RohNya. Di dalam penglihatan Yehezkiel ada pengertian penting tentang Roh Allah. Di dalam Kitab Yehezkiel, Tuhan ajak Yehezkiel melihat tulang-belulang dari tentara Israel. Lalu Tuhan tanya “bisakah tulang-belulang ini hidup kembali?”, Yehezkiel mengatakan “Engkau yang tahu ya Tuhan”. Maka Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk berkata “tulang kumpulah, berdirilah, biarlah daging, urat menutupi kamu”, dan itu terjadi. Setelah seluruh tulang menjadi tubuh lagi, menjadi manusia lagi, tapi belum hidup, Tuhan tanya lagi kepada Yehezkiel “bisakah pasukan ini menjadi hidup lagi?”, Yehezkiel mengatakan “Engkau yang tahu ya Tuhan”. Maka kali ini Tuhan menyuruh Yehezkiel mengatakan “roh, masuklah ke dalam, bertiuplah ke dalam”, lalu roh masuk ke dalam. Ini unik, di dalam pergumulan dari filsafat zaman sebelum Socrates, ada ide tentang apa yang membuat segala sesuatu bisa bergerak dan bekerja seperti yang kita lihat? Ada yang mengatakan unsur dasar segala sesuatu adalah air, udara, dll. Tetapi di dalam firman Tuhan jelas dikatakan bahwa manusia perlu roh, ditafsirkan sebagai udara pakai kata yang sama. Saudara mengatakan “sudah ada roh, kalau tidak ada roh, saya tidak hidup”, bukan rohmu tapi Roh Tuhan. Mengapa kita perlu Roh Tuhan, Roh Tuhan untuk apa? Untuk hidup. Apa maksudnya kita perlu Roh Tuhan untuk hidup? Saudara perlu Roh Tuhan untuk hidup supaya Saudara sadar bahwa kemanusiaan bukan cuma kebaikan moral, kemanusiaan berarti penyembahan kepada Allah. Atau pada pasal 8, kemanusiaan itu berarti menjadi anak-anak Allah. Ini indah sekali, manusia didesign untuk menjadi anak-anak Allah. Kalau begitu, apa yang Tuhan kerjakan menopang kemanusiaan, belum mencapai keadaan puncak sebelum Tuhan mengirimkan RohNya untuk mempersiapkan sebuah umat yang menjadi anak-anak Allah. Roh Kudus bekerja dari Perjanjian Lama menyiapkan tempat untuk Kristus berinkarnasi. Lalu Roh Kudus yang menyiapkan umat untuk menyambut kehadiran dari Sang Juruselamat ini. Setelah Pribadi kedua ini naik ke surga, Dia menurunkan Roh Kudus. Apa yang Kristus lakukan dengan menurunkan Roh Kudus? Kristus memberikan Roh Kudus untuk menarik kita semua menjadi anak-anak Allah dengan kita disatukan dengan Kristus. Ini semua fondasi penting untuk kita memahami kita dijadikan percaya oleh Tuhan karena mau ada anak-anakNya yang akan menyempurnakan pengertian menjadi manusia di dalam hidupnya. Saudara dan saya adalah manusia yang menjalankan kemanusiaan sejati di dalam Kristus. Berarti Saudara dan saya adalah orang-orang yang ada di dalam Kristus dan akan dibuat menjadi orang-orang yang hidup seperti sebagaimana seharusnya manusia hidup. Berarti kita benar-benar perlu blue print untuk hidup. Kita tidak bisa pahami blue print itu dari orang-orang di sekitar kita, dari orang tua atau dari siapa pun, tidak bisa. Kalau Saudara bertanya “mengapa manusia hidup?”, ada banyak jawaban, “kita memang hidup, jadi bertahan hidup saja”. Tapi Kekristenan mengajarkan bahwa hidup sejati adalah mengalami kehadiran Roh Allah yang membuat satu dengan Allah. Ini sesuatu yang diremehkan oleh banyak orang, harap orang Kristen tidak melakukan itu, karena menurut mereka tidak perlu ada Allah, kehadiran Allah di dalam hidup adalah opsi yang bisa dipilih, ini tindakan yang bodoh. Saudara sangat sombong ketika mengatakan kepada Tuhan “saya ingin mengandalkan Tuhan, tapi tolong take care this part of my life, bagian ini saja”, tidak bisa. Tuhan akan mengatakan “designmu kacau balau, Aku akan design ulang”. Kita tidak peka melihat kekacauan hidup kita karena kita tidak melihat kekacauan sebagai keterpisahan dari Tuhan. Berapa banyak dari kita yang mengatakan “Tuhan, saya perlu Engkau di dalam hidup saya sehari-hari.” Maksudnya apa perlu Tuhan dalam hidup? Saudara kalau ditanya apa itu kehadiran Tuhan, jawaban simple, kalau Saudara tanya John Calvin, jawabannya adalah gereja. Nikmati saat berdoa bersama, nikmati waktu engkau menyanyi, ada orang di sekelilingmu juga menyanyi, itu namanya mengalami Tuhan. Bayangkan indahnya Saudara tahu bahwa bukan cuma Saudara yang Tuhan selamatkan, orang di belakang Saudara pun Tuhan selamatkan. Kehadiran Tuhan adalah kehadiran orang-orang yang beribadah kepada Dia. Carl Trueman pernah mengatakan “kalau kamu mengatakan bahwa Tuhan hadir di mana-mana, hati-hati dengan kalimat itu. Tuhan memang hadir di mana-mana tapi Dia tidak menyatakan keintiman kehadiranNya di mana-mana. Tuhan tidak pernah hadir secara intim di mall, di mana-mana, Dia hadir secara intim di dalam persekutuan orang percaya”. Kitab Suci mengajarkan tentang kehadiran Tuhan yang real dan Saudara perlu itu.

Maka kemanusiaan tidak bisa pecah dari Tuhan sehingga bahasa yang Paulus pakai adalah union with Christ. Ini sesuatu yang disadari di dalam penyelidikan para ahli Perjanjian Baru bahwa Paulus jarang memakai bahasa, cara masuk di dalam perjanjian. Paulus tidak mengatakan “kamu umat perjanjian kalau kamu melakukan ini”, Paulus mengatakan “kamu bagian dari umat perjanjian karena kamu di dalam Kristus”. Bahasa partisipasi bukan bahasa berada di dalam perjanjian. Saudara berbagian satu dengan Dia. Berarti Kekristenan menunjukan manusia itu baru lengkap kalau Tuhan hadir. Tuhan memakai kita menjadi tempat di mana Dia hadir, dengan kata lain Saudara menjadi bait di mana Dia hadir. Ini indah sekali kalau Saudara mau renungkan, Tuhan mau hadir lewat saya dan orang-orang lain? Baru kita sadar sebenarnya kita punya komunitas di mana kesatuan kita menunjukan kehadiran Tuhan. Tuhan tidak hadir di dalam diri kita secara individu, Tuhan hadir ketika kita bersekutu. Tuhan hadir di dalam kesatuan kita dengan Dia sebagai komunitas umat Tuhan. Berarti bisakah manusia menjadi manusia tanpa menjadi Kristen? Tidak bisa. Meskipun Tuhan pelihara hati nuraninya dan bijaksananya. Tetap dia tidak bisa menjadi manusia sejati karena tidak ada Roh Allah di dalam dia yang menyatukan dengan Kristus. Tapi Roh Allah hadir di dalam diri Saudara dan saya, menyatukan kita menjadi milik Kristus. Di dalam ayat 14 dikatakan, “semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah”. Saudara dan saya dipimpin oleh Roh Allah.

Bagaimana cara Roh memimpin? Cara Roh memimpin adalah cara yang sangat jelas. Roh tidak pernah bicara dengan misteri. Di dalam Surat Paulus yang lain, yaitu Korintus, Paulus menafsirkan satu bagian indah dari Taurat, di dalam Taurat Musa mengatakan “hai orang Israel, firman itu ada pada kamu. Tidak di langit (di surga maksudnya) sehingga kamu mesti mencari di surga untuk dapat. Juga tidak di dunia orang mati, sehingga kamu tidak mungkin capai. Firman itu ada di tengah-tengah kamu”, firman itu ada di tengah-tengah umat Tuhan. Jadi firman Tuhan bukan di surga bukan di dunia orang mati, tapi di sini. Lalu Paulus mengatakan di dalam Surat Korintus, firman itu adalah yang dibawa oleh Roh Kudus, Kristus. Jadi, Roh Kudus memimpin kita pakai Kristus. Bagaimana memimpin memakai Kristus? Apakah kita harus kembali kepada periode hidup Kristus di bumi? Itu cara yang bodoh. Tuhan tidak memberikan kisahNya di dalam Kitab Suci untuk meniadakan personalitas Saudara lalu ambil mentah-mentah hidup orang lain. Yang Tuhan mau adalah kita melihat kisah itu lalu kita menjalani kisah kita dengan dikuasai oleh kisah itu. “Mengapa Tuhanku begitu mudah berbelas-kasihan kepada orang, mengapa saya tidak? Mengapa Tuhanku marah untuk hal yang suci, sedangkan saya marah untuk hal yang bersifat pribadi? Mengapa saya tidak bisa seperti Dia?”. Saudara mulai belajar seperti Kristus yang benar. Dan Saudara tidak bisa lakukan itu kecuali Saudara dituntun oleh Roh. Karena Roh akan membuat Saudara menjadi sadar bahwa Saudara adalah anak-anak Allah. Saudara menjadikan kehidupan Kristus sebagai kehidupan yang Saudara mau jadi seperti itu, “saya ingin sekali diterima oleh Bapa, sama seperti Kristus diterima oleh Bapa. Saya ingin mengalami hidupnya Kristus”. “Waktu saya menjadi kepala keluarga, businessman, guru, anak, apa pun, aku ingin hidupku dikuasai oleh Kristus”. Saudara kalau melihat di dalam Kitab Suci, cerita mempunyai kekuatan besar untuk membentuk orang, orang Yahudi. Orang Yahudi sangat ingat cerita dulu, ketika Yefta berdebat dengan orang-orang yang menentang tanah Israel, “ini tanah milik kami”, Yefta mengerti sekali apa yang terjadi dulu. “Tanah ini milik kami, diberikan oleh Tuhan karena peristiwa ini dan ini”, Yefta sangat menguasai kisah. Orang Israel sangat menguasai kisah. Mereka tahu kisah yang Tuhan berikan dalam sejarah mereka itu kisah yang sangat penting, membentuk mereka untuk sanggup melanjutkan kisah itu. Di dalam buku dari Everett Ferguson, dia tulis sejarah gereja, ada kutipan yang dia tulis bagus sekali, “biarlah murid-muridku yang membaca buku ini menjadi tahu kisah lampau supaya mereka bisa lanjutkan kisah itu dengan hidup mereka”. Bukan cuma tahu kisah lampau, tapi melanjutkan kisah. Saudara dan saya dipimpin Roh Allah karena kisah Kristus belum selesai. “Kisah Kristus belum selesai? Dia kan sudah final, mati dan bangkit. Bukankah kebangkitanNya menandakan pekerjaanNya sudah selesai?”, pekerjaan menebus sudah selesai, tapi pekerjaan memperbarui ciptaan sedang berlangsung. Saudara dan saya melanjutkan itu. Itu sebabnya Dia mengirimkan Roh Kudus, karena kisah Dia masih berlanjut lewat kisah Saudara dan saya. Maka kemanusiaan sejati hanya mungkin di dalam Kristus dan kemanusiaan sejati adalah kemanusiaan yang dipimpin oleh Roh Allah. Dengan dipimpin oleh Roh Allah kita bisa dapat kesaksian dan keteguhan hati bahwa kita ini adalah anak Allah. Kita bisa meyakinkan diri kalau kita mengulang-ulang mengatakan kepada diri kita sesuatu. Ini yang biasanya diajarkan oleh pembicara motivasi, “kamu itu berarti, ayo katakan berulang-ulang”. Tapi meyakinkan diri itu tidak ada guna. Alkitab mengatakan yang bisa membenarkan sebuah perkara adalah saksi, saksi tidak boleh 1. Sama, ketika Saudara mengatakan “aku anak Allah, aku anak Allah, aku anak Allah”, tidak ada saksi lain. “Benarkah kamu anak Allah? Selain kamu siapa lagi yang mengakui kamu sebagai anak Allah?”. Paulus mengatakan Roh Allah, “Roh Allah bersaksi bersama rohmu, kamu adalah anak Allah”, kalimat ini sangat penting. Saudara mengatakan “mana? Saya tidak dengar Roh Allah berbicara. Lain kalau Roh Allah berbicara apakah bisa saya dengar? Atau saya mesti tutup mata dan masuk ke ruangan suci?”. Saudara merenung lalu mengatakan “adakah Roh Allah berbicara?”, lalu Roh Allah mengatakan “hai anak Allah, yakinlah engkau anak Allah”, apakah seperti itu? Tidak, karena Roh Kudus bersaksi menggunakan firman yang tertulis. Saudara baca ini dan mengatakan “yang dimaksudkan Paulus adalah saya. Paulus mengatakan kita dulu melawan Tuhan, saya melawan Tuhan. Paulus mengatakan Tuhan mengasihi kita waktu kita masih seteru, saya dulu seteru. Saya dulu melawan Tuhan, tapi Tuhan mencintai saya”. Maka pada waktu kamu percaya apakah mungkin Tuhan tidak menyelamatkan kamu? Saudara mulai menyadari “firman ini berbicara tentang saya juga”, itu kesaksian Roh Kudus. Kesaksian yang mengatakan “kamu itu anak Allah”. Saudara mengatakan “hidupku tidak menyaksikan itu”, tapi Roh Allah akan mengatakan lewat firmanNya, “Tuhan akan pimpin kamu, tapi kamu adalah anak Allah”. Itu yang dikatakan di dalam ayat yang ke-15, “kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu jadi takut, tapi kamu menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah oleh Roh itu kita berseru ya Abba ya Bapa”. Paulus mengatakan kamu adalah anak Allah, kamu adalah the true humanity, kamu adalah kemanusiaan sejati yang dipulihkan. Dan yang menegaskan kamu adalah anak Allah adalah Roh yang menyatakan firman Tuhan.

« 2 of 3 »