Kita akan belajar pengertian yang sangat indah yaitu apa yang dikatakan di ayat 14, semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah. Roh memimpin orang percaya untuk menjadi anak-anak Allah yang hidup sebagai anak-anak Allah. Dan Roh itu adalah Roh yang mengerjakan hal yang spesifik, memanggil orang percaya untuk menjadi milik Tuhan. Dan pimpinan Dia membuat kita sadar bahwa kita adalah anak-anak Allah dan membuat kita hidup sebagai anak-anak Allah. Tapi ada sesuatu yang harus kita pahami dulu untuk masuk ke dalam pengertian ayat 14 ini yaitu bahwa Tuhan sebenarnya yang mendesign hidup manusia. Ada satu perenungan yang indah dari Agustinus, dalam satu buku dia untuk melawan orang-orang Manikeisme. Mereka percaya bahwa segala sesuatu yang dijadikan, yang sifatnya materi, itu jelek dan buruk. Kita mengharapan sesuatu yang lepas dari segala hal yang kita alami sekarang. Agustinus dulu pengikut Manikeisme dan menjadi Kristen karena dia mendengar eksposisi Kitab Kejadian dari seorang hamba Tuhan di Milan yaitu Ambrosius. Dia sangat kagum akan penjelasan tentang dunia, bahwa dunia diciptakan oleh Tuhan, Tuhan menciptanya dengan cinta dan kebebasan. Dia menjadi sadar bahwa Manikeisme tidak menjawab kebutuhan dia untuk memahami hidup. Maka setelah dia menjadi Kristen, dia banyak menulis karya untuk mengkritik orang-orang Manikeisme. Dan salah satunya adalah karya penciptaan dalam Kitab Kejadian melawan ajaran dari Manikeisme. Dalam karya ini dia mengatakan bahwa keindahan menjadi orang Kristen adalah bahwa orang Kristen diberikan dunia yang perlu digumulkan sehingga kita tahu dunia menjelaskan kepada kita tentang siapa Allah. Saya pikir ini kalimat yang sangat penting untuk kita pahami. Karena Saudara tidak bisa memahami hidup kecuali Saudara menggumulkan realita hidup yang Saudara jalani. Kita tidak bisa membuang pengalaman kita di dalam hidup sehari-hari dan mengabaikan itu untuk mengenal Tuhan. Tuhan dikenal dengan firmanNya, tapi firmanNya akan diinteraksikan dengan seluruh ciptaan, dan itu adalah yang Saudara alami setiap hari tentunya. Maka bagi Agustinus, Kekristenan hanya mungkin dipahami kalau Saudara mengaitkan firman dengan kehidupan sehari-hari. Ini yang Surat Roma 8 ajarkan, bagaimana kita mengerti Tuhan di dalam keadaan hidup yang penuh dengan kekacauan, perasaan takut, dan penderitaan. Itu sebabnya pengertian semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah itu sangat penting. Karena hanya Allah yang merancang dan mengatur hidup manusia. Hidup manusia itu sendiri hanya mungkin terjadi di dunia ini karena Allah yang mencipta. Karena itu sulit memberikan pengertian dalam diri kita “manusia seharusnya tidak seperti ini.” Kita terus pikirkan tentang keadaan mirip surga yang kita jalani sekarang. Tapi kita tafsirkan gaya hidup mirip surga dengan salah. Karena mungkin kita pikir gaya hidup mirip di surga itu berarti bebas penderitaan, pokoknya surga itu berarti hidup enak. Tapi kita mesti pikir ketika Sang Anak Allah datang ke dunia, gaya hidup apa yang dialami.
Kristus datang ke dalam dunia tidak menjalani lingkungan yang dianggap ideal itu. Kekristenan selalu mengajarkan untuk melihat kepada kehidupan Kristus, menginginkan menjalani hidup yang mirip Kristus. Sebenarnya sesuatu yang sangat indah kalau kita mau merenungkan karena berarti kita diajak Tuhan untuk hidup mirip AnakNya. Dan cara Anak TunggalNya hidup di dalam dunia adalah cara yang melibatkan Allah sebagai Allah. Biarlah kita belajar memperlakukan diri kita sebagai manusia dan belajar tempatkan Allah sebagai Allah. Kita perlu Tuhan dan waktu kita tempatkan Tuhan di dalam hidup kita, kita akan tahu bahwa Dia yang merancang hidup, bahkan Dia mendesign kemanusiaan. Kita tidak bisa mengatakan “mengapa Engkau mendesign seperti ini?” karena sangat aneh bagi kita untuk memikirkan ada alternatif lain selain ciptaan ini. Dunia ini tidak sempurna, apa yang kita jalani sekarang banyak cacat dan salahnya karena manusia jatuh dalam dosa”. Tapi Agustinus, meskipun dia tahu manusia jatuh dalam dosa, mencoba untuk mengajak kita berpikir dengan cara yang lain. Dia mengatakan bahwa satu-satunya Allah yang kita kenal menyatakan diri melalui manusia yang Dia design. Tidak ada kemungkinan manusia dapat menjadi manusia dengan cara lain dari cara yang Tuhan sudah siapkan. Maka di dalam Alkitab banyak sekali bagian yang menceritakan kebaikan dari orang-orang yang belum kenal Tuhan, mungkin mereka penyambah berhala tapi mereka baik. Alkitab penuh dengan pernyataan bahwa kebaikan hati manusia merupakan bentuk penyertaan Tuhan. Karena Tuhan topang maka masih ada manusia yang baik, bahkan banyak. Itu sebabnya kemanusiaan masih berjalan sampai sekarang. Ini yang harus kita ketahui dulu, Tuhan itu menopang kemanusiaan supaya kemanusiaan menjadi seperti yang Dia mau. Saudara dan saya tidak rusak serusak-rusaknya itu karena Tuhan. Manusia masih bisa punya hati nurani, orang jahat pun masih punya perasaan enggan untuk menyakiti orang lain, itu dari Tuhan. Maka mengatakan Tuhan tidak ada, itu aneh. Sama seperti orang menyalakan mobil lalu mengatakan “saya tidak percaya mesin mobil itu ada”, itu aneh. Ini sama anehnya dengan “coba buktikan ada Allah”, Saudara mengatakan “kemanusiaan masih jalan, bukankah itu bukti masih ada Allah?” Jadi mengatakan bahwa manusia bisa berjalan dengan otomatis dan tidak perlu Tuhan itu aneh sekali. Fakta bahwa Tuhan menopang hidup kita, menjadi manusia yang masih ada sisi kemanusiaannya, itu fakta yang tidak terbantahkan. Saudara tidak perlu heran kalau ada orang bukan Kristen yang masih baik, “heran ya ada orang Budhis dan masih mau tolong orang lain”, tidak heran.