Tapi di dalam sejarah, hal yang kita beri akan membuat kita kehilangan hal itu. Apakah Sang Bapa kehilangan Sang Anak? Tidak, tapi di dalam sejarah Sang Bapa kehilangan Sang Anak ketika Dia difitnah, dihina, disiksa, dipaku di atas kayu salib dan mati. Pada waktu itu Sang Bapa kehilangan Sang Anak yang mati. Tapi apakah Dia kehilangan Sang Anak di dalam totalitas rencanaNya? Tidak. Sang Anak kehilangan nyawanya di atas kayu salib, apakah Dia kehilangan nyawaNya waktu Dia di atas salib? Iya. Apakah Dia kehilangan nyawaNya di dalam totalitas rencana Tuhan? Tidak. Jangan jadi orang bodoh, Saudara memberi, Saudara tidak kehilangan yang Saudara beri. Karena di dalam totalitas rencana Tuhan, berkat untukmu tidak satu pun diambil oleh Tuhan. Tuhan tidak merugikan umatNya, Tuhan tidak merugikan anakNya. Tapi kita perlu belajar apa itu kasih dan apa itu memberi. Ketika dikatakan “Sang Anak dan bersama-sama orang Kristen sang ahli waris”, ini bukan berarti Allah kehilangan kerajaanNya, “Aku sudah wariskan kerajaanKu kepada Kristus, sekarang Aku bukan Raja lagi”. Kalau ditanya “Allahku, apakah Engkau masih Raja di langit dan bumi?”, Allah menjawab “sudah bukan, sudah diwariskan”, “lalu Engkau sekarang apa?”, “Aku sekarang petani timun”, misalnya. Tidak, Dia tetap Allah, tetap Raja. Tapi mengapa diberikan? Karena itu tindakan kasih. Apakah karena diberikan jadi hilang? Tidak. Ini indah sekali. Maka Tuhan memberi kerajaan kepada Sang Anak, Sang Anak memberi kerajaan kepada manusia, ini warisan Tuhan. Lalu kalau ditanya “kerajaan itu ada dimana? Apakah itu Israel?”, bukan. Saya mau mengatakan kalimat yang akan membuat Saudara kaget, Kerajaan Allah itu lebih besar dari surga. Saudara kaget “tidak bisa pak, tujuan final kita surga”, bukan, tujuan final kita adalah Kerajaan Allah yang dipulihkan, yang memulihkan surga dan bumi. Surga dan bumi disempurnakan menjadi satu kesatuan besar Kerajaan Allah. Kerajaan Allah tidak terbatas di surga dan Kerajaan Allah tidak terbatas di bumi. Kerajaan Allah mencakup keduanya. Maka ketika Yesus ada di dunia, Dia tidak mengatakan “bertobatlah, surga sudah dekat”, tapi Dia mengatakan “bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat”, atau dalam versi Matius, “bertobatlah, Kerajaan Surga sudah dekat”. Kerajaan Surga itu bukan hanya surga, Kerajaan Surga mencakup seluruh langit dan seluruh bumi, segala yang Tuhan ciptakan, baik yang kelihatan dan tidak. Ini yang kita percaya dalam Pengakuan Iman dari Nicea Konstantinopel, “kami percaya kepada Allah, Pencipta langit dan bumi, segala hal yang kelihatan dan yang tidak”. Yang tidak kelihatan itu bukan termasuk virus covid, itu termasuk kelihatan. Yang tidak kelihatan itu surga. Jadi Tuhan menciptakan yang kelihatan, seluruh alam dan yang tidak kelihatan, surga. Mengapa Tuhan menciptakan surga? Karena Tuhan mau beri, ini indah sekali. Tuhan menciptakan surga dan bumi untuk diberi, untuk dihadiahkan. Bayangkan kalimat indah dari yang saya katakan “Allah mencipta surga dan bumi untuk diwariskan kepada anak-anakNya”, bukan hanya Pribadi Kedua, karena Pribadi Kedua ikut mencipta. Baik Pribadi Pertama, Pertama Kedua, Pribadi Ketiga menciptakan segala sesuatu untuk diwariskan ke manusia. Tuhan menciptakan surga, bumi supaya manusia dapat itu semua. Ini indah sekali. Saya tidak mengerti mengapa orang tidak bisa cinta Tuhan, saya tidak mengerti mengapa masih ada orang cari kesenangan dunia. Tuhan mengatakan kalimat yang indah sekali, Tuhan siapkan seluruh ciptaan untuk manusia. Tapi manusia sudah berdosa, maka Tuhan mengirimkan Kristus, Pribadi kedua menjadi wakil dari semua yang lain. Maka di dalam Efesus dikatakan “segala sesuatu diciptakan untuk Dia”. Kolose mengatakan hal yang sama bahwa segala sesuatu diciptakan untuk diberikan kepada Dia, bagilah Dialah segala sesuatu. Dia adalah Kristus, karena Dia adalah Pribadi kedua dari Tritunggal? Bukan, karena Dia rela menjadi manusia. Dia mewakili seluruh manusia lain menerima pemberian ini, itulah tugas Kristus. Tugas Kristus bukan menerima dari Bapa untuk Dia terima sendiri. Tugas Kristus adalah mewakili kita semua supaya apa yang Dia jadikan dengan firman yang penuh kuasa diberikan kepada orang-orang yang percaya kepada Dia. Jadi mengapa Tuhan menciptakan surga dan bumi? Untuk manusia. Apakah ketika Tuhan beri untuk manusia, Dia kehilangan? Tidak, karena Dia yang mencipta segala sesuatu dan Dia hadir di dalam segala sesuatu. Ini indahnya menjadi anak-anak Allah, Saudara adalah ahli waris di dalam Kristus.

Mengapa kita bisa menjadi ahli waris? Karena di dalam Kristus. Lalu apa indahnya di dalam Kristus? Indahnya di dalam Kristus adalah, ayat 17, kita boleh menikmati warisan ini sekarang meskipun belum disempurnakan. Kita akan menerimanya nanti, langit dan bumi yang disempurnakan, yang indah Tuhan mau berikan. Tapi sekarang kita boleh menikmati hal yang akan disempurnakan nanti. Di dalam pengertian Paulus, hal bisa kita nikmati diwujudkan dalam satu kata yaitu kasih. Yang paling besar dari semuanya adalah kasih. Yang Paulus maksudkan dari yang paling besar adalah cicipan paling besar yang boleh kita nikmati sekarang itu apa? Saudara nanti akan mendapatkan langit dan bumi yang baru dengan semua orang percaya, bersama Allah Tritunggal, bersama seluruh malaikat surga, tapi sekarang kan belum dapat. Kalau sekarang belum dapat, cicipan apa paling besar? Di dalam 1 Korintus 13, Paulus mengatakan tinggal 3 hal ini iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar dari antaranya adalah kasih. Karena iman akan berhenti ketika yang sudah kita imani tiba, pengharapan akan berhenti ketika yang kita harapkan sudah terjadi. Tapi kasih adalah cicipan nanti yang boleh kita cicipi sekarang. Langit dan bumi yang baru, yang indah itu akan Tuhan berikan, tapi sekarang kita boleh menikmati sesuatu yang akan sempurna nanti yaitu kasih. Di dalam ayat 17 dikatakan “kita adalah anak, kita ahli waris, kita berhak menerima janji Tuhan dan kita menerimanya bersama dengan Kristus, yaitu jika kita bersedia menderita dengan dia supaya kita juga dipermuliakan dengan Dia. Kita boleh menikmati apa di dalam Kristus? Menderita dan memuliakan. Apa maksud dari menderita dan dipermuliakan? Cinta kasih. Yesus menderita karena kasih. Penderitaan yang bukan karena kasih adalah penderitaan yang percuma di jalani, tidak perlu menderita untuk hal yang lain kecuali kasih. Ada orang lain menderita karena wibawa, gengsi. Yesus tidak mati di kayu salib demi wibawa. Socrates mati demi wibawa, tapi Kristus mati karena kasihNya. Jadi Dia berkorban karena kasih. Penderitaan yang dimaksudkan dalam pengertian Paulus, ini bukan penderitaan tanpa tujuan, bukan penderitaan tanpa sebab. Penderitaan yang dialami dengan terpaksa karena kasih, itulah penderitaan yang dimaksud. Kamu menerima janji Allah nanti, tapi nanti sekarang sudah mendapatkan cicipan menjalankan hidup demi kasih, mencintai, memberi diri bagi yang lain seperti Allah memberi. Saudara belajar memberi, “nanti ada penderitaan”, mungkin ada. Belajar hidup sebagai Kristen, mungkin ada penderitaan. Tapi itu layak ditempuh karena Saudara menempuhnya demi kasih. Yang menjalankan hidup sulit demi kasih, layak mendapatkan kesulitan yang berharga. Penderitaan yang ditempuh karena cinta kasih adalah penderitaan yang tidak bisa dianggap sepele, ini penderitaan mulia. Ada penderitaan mulia, ada penderitaan cuma-cuma, yang tidak ada gunanya. Tapi kalau Saudara terpaksa menderita, kena penyakit, atau apa pun demi kasih, demi tindakan yang didorong oleh kasih, itu mulia. Penderitaan karena cinta kasih adalah penderitaan yang layak untuk dijalani. Tapi kalau menderita karena keterbodohan, apalagi karena gengsi, itu tidak layak dijalani. Sehingga Paulus tidak mengatakan “kamu adalah orang yang menjadi ahli waris, berhak menerima janji Allah. Syaratnya apa?”, “menderita”, “oke, saya ingin iris-iris tangan”, itu bodoh, menderita yang tidak perlu. Tetapi yang dimaksudkan Paulus adalah kamu menderita bersama Kristus, bersama dengan Dia. Apa itu menderita bersama Dia? Kalau pakai bahasa dari Pdt. Eko, kamu menderita di dalam programnya Tuhan. “Saya mencintai maka saya akan menjalankan programNya Tuhan”. Saudara kalau punya niat untuk melakukan sesuatu, Saudara akan pilih kubu yang mewakili niat Saudara untuk melakukan itu. Kalau Saudara niat untuk mengasihi, Saudara tahu kubu yang paling mungkin untuk Saudara jalani adalah kubunya Tuhan dan programNya Tuhan. Kalau Saudara menjalankan programNya Tuhan maka itu akan inline dengan kerinduan Saudara untuk mengasihi. Mengasihi lalu menjadi sulit karenanya, itulah penderitaan di dalam Tuhan. Kadang kita bingung “apa maksudnya menderita bersama Dia?”, menderita karena programNya Dia, karena kasih. Jika engkau mengasihi keluargamu, engkau mengasihi sesamamu, komunitasmu, lalu engkau harus berkorban, penderitaanmu adalah penderitaan bersama Kristus. Saya mendengarkan sharing dari pada dokter di awal-awal pandemi, mereka banyak sekali memberikan sharing “kami sangat sulit, takut juga, kami harus bersentuhan dengan orang-orang sakit. Pandemi semakin besar waktu itu dan orang-orang ketakutan kalau rumah sakit akan collapse dan kami harus ada di sana terus untuk merawat orang”. Mengapa lakukan itu? kalau bukan karena kasih, tidak akan ada gunanya. Tapi kalau karena kasih maka penderitaan yang mungkin dialami adalah penderitaan yang mulia. Mari jalani penderitaan yang mulia, karena waktu Saudara jalankan itu demi kasih, Saudara mengerti apa itu mengharapkan langit dan bumi yang baru, Saudara mengerti cicipan dari apa yang akan disempurnakan Tuhan di dalam langit dan bumi yang baru. Harap kita boleh menikmati hidup bersama dengan Tuhan karena engkau adalah anak-anak Allah, maka engkau adalah ahli waris. Dan karena engkau adalah ahli waris, maka engkau berhak menikmati cicipannya sekarang yaitu mengasihi bersama Kristus dan kalau perlu menderita karena kasih yang Saudara mau jalani. Kiranya Tuhan memimpin dan memberkati kita dengan berkat firman yang menuntun kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 4 of 4