Sanders mengatakan yang membuat Kristus harus ditafsirkan dalam satu cara berpikir atau kacamata berpikir adalah tentang Kristus yang rela berpatisipasi. Dia mau bersatu dengan kita. Dia mau ambil posisi kita. Dia menjadi sama dengan kita. Sanders mengatakan ini merupakan bahasa imam, ini tajam sekali pengertiannya. Mengapa Kristus rela datang? Karena Dia Imam. Apa imam itu? Imam berarti dia diangkat untuk terlibat, dia diangkat untuk mengambil semua hal yang terjadi dari orang yang dia wakilkan sebagai imam. Dan ini sudah Tuhan nyatakan dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, Israel adalah umat imam. Siapa pemimpin Israel? Imam. Apa yang dikerjakan imam? Imam menyatakan bahwa dia adalah wakil dari seluruh umat. Itu sebabnya ada Bait Suci, Bait Suci adalah bangunan yang di depannya, di jalan masuk ke dalam rumah itu, ada mezbah. Apa yang ditaruh di mezbah? Binatang yang dimatikan. Setelah binatang dimatikan, dia dibakar, lalu setelah itu darahnya dibawa ke tempat paling suci oleh imam, ini yang dilakukan oleh imam. Maka orang Israel terus lihat diri mereka diwakilkan oleh imam. Mereka lihat imam, imam adalah fokusnya Israel. Israel fokus ke imam, pakaiannya begitu bagus. Ada 12 batu permata dengan nama-nama suku Israel. Perhiasannya berkilau-kilau, imam itu menjadi gambaran langit dan bumi yang baru. Jadi ada kilau-kilau yang tidak mungkin dipakai sehari-hari, baju imam tidak boleh dipakai sehari-hari. Maka orang yang baju sehari-harinya berkilau-kilau, itu terlalu berlebihan. Imam memakai baju itu dan mata Israel melihat ke situ. Dan imam kontras dengan binatang yang mati. Binatang misalnya kambing atau sapi, dibawa oleh umat, “Kami mau mempersembahkan korban, ini binatangnya.” Imam yang memeriksa dulu. Imam setelah periksa mengatakan “binatang ini tidak bercacat.”
Ketika kita mengatakan, “Tuhan, kami ingin melihat pelayanan di Bait Suci.” Tuhan mau kita arahkan pandangan ke dalam fokus yang tepat. Jangan fokus ke mewahnya baju imam. Lalu fokusnya di mana? Fokus ke korban, mengapa fokusnya ke korban? Karena ini binatang yang disembelih. Lihat matinya binatang itu. Saya percaya ketika kita di Bait Suci, kita mau tidak mau lihat kontras yang sangat sulit diterima. Di satu sisi ada imam dengan baju sangat bagus, di sisi lain, imam itu menyembelih binatang, darahnya terpercik ke mana-mana. Lalu seluruh mezbah penuh darah, darahnya turun mengalir, ini ngerinya bukan main. Ibadah di Bait Suci mengerikan. Lalu ketika darah itu mengalir, mau tidak mau mata kita akan fokus kepada korban. Dan ini yang Tuhan sedang latih, “Kamu mau lihat sistem Bait Suci? Sistem Bait Suci adalah sistem korban. Kamu diwakilkan oleh sapi atau kambing yang disembelih di situ.” Itu sebabnya Tuhan ingin kita melihat di dalam seluruh alam semesta, fokusnya di mana? Yesus Kristus adalah fokusnya. Dalam kehidupan Kristus, fokusnya di mana? Salib adalah fokusnya. Mengapa salib? Karena di atas kayu salib itulah engkau sedang diwakilkan. Paulus sedang mengatakan kemuliaan Kristus adalah kemuliaan karena Dia rela menjadi satu dengan kamu, partisipasi. Kristus jadi satu dengan engkau supaya kita punya makna baru tentang kematian. Apa itu kematian? Di dalam pemikiran orang Romawi, kematian bisa 2, kematian biasa, kematian agung. Di dalam pengertian Injil, kematian ada 3, yang pertama kematian karena dosa, yang kedua adalah kematian penebusan dosa yaitu Kristus, dan ketiga adalah kematian menantikan kebangkitan. Siapa berbagian di dalam kematian pertama? Semua orang. Siapa berbagian dalam kematian kedua? Kristus, hanya Kristus, Dialah satu-satunya yang kematian-Nya merupakan kematian menggantikan. Dan karena Kristus mati dengan cara demikian, maka setiap orang yang hidup mengetahui bahwa kematian bisa dilanjutkan dengan kebangkitan. Mengapa kematian bisa dilanjutkan dengan kebangkitan? Karena kemuliaan Kristus yang rela mati di kayu salib. Ini cara Tuhan memberikan skema dari seluruh alam dan seluruh hidup manusia. Bagaimana kita tahu perjalanan hidup kalau kematian adalah akhirnya? Saudara tidak punya harapan, tetapi Tuhan membukakan bahwa kematian dilanjutkan dengan kebangkitan. Mana contohnya? Di mana kita bisa tahu bahwa kematian dilanjutkan dengan kebangkitan? Satu-satunya cara adalah dengan mengamati Kristus. Lihat Dia dan engkau sudah lihat seluruh skema hidup dan mati ada dalam hidup Kristus.
Di dalam Injil Yohanes beberapa kali Kristus disebut sebagai yang berkait dengan hidup. Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan tidak bisa menguasai. Sebenarnya kalimatnya lebih ekstrim lagi, terang itu bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan tidak bisa bertahan. Kalimat dalam bahasa Indonesia kesannya adalah gelap itu mempunyai inisiatif mengalahkan terang, tapi gelap tidak sanggup kalahkan terang. Tapi dalam bahasa asli dikatakan terang bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan tidak bisa bertahan. Yang kita lihat di dalam kehidupan Kristus adalah hidup akan mengalahkan kematian. Hidup menang atas kematian, ada unsur warfare, ada unsur peperangan. Hidup lawan mati, ini jadi tema kuno yang ada dalam Kitab Suci. Hidup dan mati seperti berperang. Siapa yang menang? Hidup yang menang dengan menelan kematian. Di mana ini terjadi? Ini terjadi di dalam diri Kristus. Maka Paulus memakai bahasa kematian Kristus di kayu salib sebagai kematian yang memberikan kemuliaan paling tinggi. Itulah sebabnya di dalam pasal kedua bagian selanjutnya, nanti kita bahas ini di pertemuan selanjutnya, itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia. Ini pernyataan kemenangan perang. Jadi ada bahasa peperangan, Yesus ditinggikan karena menang perang, perangnya di kayu salib. Paulus mengatakan Yesus di kayu salib sedang mengalami more than noble death, mengalami kematian yang melampaui kematian agung. Karena di kayu salib sedang terjadi peperangan antara hidup dan mati. Siapa menang? Sepertinya mati yang menang karena Kristus mati. Dia ditelan oleh kematian. Tetapi Yohanes sudah mengingatkan kematian tidak akan bertahan. Waktu Yesus mati di kayu salib, yang kita lihat adalah mati sedang jaya. Tapi yang Allah lihat adalah mati sedang disingkirkan. Iitulah sebabnya ketika kematian kita disatukan dalam kematian Kristus, maka kematian kita tidak akan kuat bertahan, karena Kristus adalah penakluk kematian. Dia adalah Pembawa hidup, Dia adalah Penghulu hidup, Dia akan membawa kemenangan bagi hidup. Kematian akan hancur dan hidup bertahan.