Hal yang ketiga, Adam tidak mengerti apa itu menjadi hamba. Adam adalah pelayan di Taman Eden, namun dia ingin menjadi seperti Allah. Kristus adalah Allah namun Dia ingin jadi pelayan di bumi. Mengapa yang Allah mau jadi pelayan di bumi, yang pelayan di bumi mau jadi Allah? Karena dia tidak tahu bahwa inti dari diri Allah adalah kerelaan mengasihi dengan melayani. Bayangkan kalau orang sudah begitu salah mengerti Tuhan, lalu ingin jadi seperti Tuhan, begitu dekat ke Tuhan, ternyata Tuhan lain dengan yang dia pikir. Alexander Agung sudah taklukkan begitu banyak kerajaan, lalu orang-orang mengatakan “engkau bukan manusia, engkau dewa”, Alexander bangga “memang aku mirip dewa. Aku mau tahu, dewa tertinggi itu apa, Allah paling tinggi itu apa? Lalu mereka memberi tahu (sekali lagi ini contoh, bukan sejarah). Seumpama ada anak buah Alexander Agung keliling kemana-manal mau cari tahun Tuhan tertinggi di mana, mana Allah paling kuat? Lalu mereka datang dengan membawa laporan satu tumpuk, “pak, saya sudah survei kemana-mana, saya menemukan Allah paling tinggi itu adalah orang Yahudi”, Alexander kaget “mengapa orang Yahudi?”, “karena saya perhatikan ilah di mana-mana cuma ilah lokal yang menciptakan gunung, ilah yang menciptakan laut, mereka bagi-bagi daerah kekuasaan. Tapi Allah orang Yahudi melampaui segala berhala, ini Allah yang paling tinggi. Alexander mengatakan “saya mau mirip Allah paling tinggi ini, saya mau minta ketemu dengan Dia”. Akhirnya anak buah Alexander janjian dengan Gabriel, ini misalnya, ini cerita bukan dari Alkitab. “Gabriel, bisa minta waktu ketemu Allahnya orang Yahudi?”, “dari mana?”, “dari Alexander Agung, salah satu raja terbesar di bumi”, “sebentar saya lihat jadwalnya. Bisa ketemu besok jam 7”. Alexander datang bertemu Tuhan, “ya Tuhan, Engkau Allahnya orang Israel, Engkau Allah langit dan bumi?”, “iya”, “aku sudah mirip Engkau, aku sudah taklukan banyak tempat, aku mirip Engkau”. Allah mengatakan “tidak, engkau tidak mirip Aku”. “Saya dengar Engkau Allah paling tinggi, Engkau paling kuat dan paling hebat, saya sudah mirip Engkau sedikit. Saya mau menjadi terinspirasi oleh kekuatanMu, terinspirasi oleh keagunganMu, terinspirasi oleh kehebatanMu. Saya mau jadi seperti Engkau”. Maka Allah mengatakan “kalau begitu tunggu rencanaKu final. Ada rencana final, rencana paling hebat”, “rencana apa?”, “rencana menaklukkan semua kuasa jahat”, Alexander senang “saya mau belajar seperti ini. Apa rencananya, bolehkah saya tahu?”. Dan Allah mengatakan “Aku akan kirimkan AnakKu yang Tunggal jadi manusia, menjadi rendah, menjadi hamba, menderita, mati di atas kayu salib, itu rencanaKu”, Alexander kaget, “katanya Engkau Allah paling tinggi”, “iya, Aku Allah paling tinggi”, “mengapa rencanaMu begitu rendah?”, bukan, itu rencana tertinggi, menjadi mengasihi lebih penting daripada menjadi tinggi, ini yang dipelajari. Adam tidak mau menjadi hamba, maunya menjadi tuan. Yesus adalah Tuhan tapi rela jadi hamba. Karena Dia memiliki sifatNya Allah, Allah itu rela jadi hamba, Allah rela melayani. Rela melayani bukan budak, ingat yang dikatakan oleh Martin Luther di dalam tulisan mengenai On Christian Freedom, Luther mengatakan budak adalah orang yang kerjakan apa yang harus dia kerjakan dengan terpaksa. Sedangkan orang bebas adalah orang yang kerjakan apa yang harus dia kerjakan dengan cinta. Saudara harus kerja yang harus Saudara kerjakan. Waktu Saudara kerjakan yang harus dikerjakan dengan marah, Saudara budak. Waktu Saudara kerjakan yang harus dikerjakan dengan cinta kasih, Saudara orang bebas. Yang membuat bebas atau budak bukan ada atau tidak ada kerjaan, yang membuat bebas atau budak adalah kemampuan mengasihi waktu menjalankan tanggung jawab. Maka Yesus rela menjadi hamba, tapi Dia bukan budak, karena Dia rela kerjakan itu karena kasih. Dia adalah Tuhan, Dia adalah orang yang bebas. Inilah yang Filipi pasal 2 mau katakan, hendaklah kamu pikirkan pikiran yang juga terdapat dalam Kristus, jangan yang dalam Adam. Adam, hamba mau jadi Tuhan. Yesus, Tuhan mau jadi hamba.

Adam ingin hidup seperti Allah, Allah rela jadi manusia untuk mati seperti manusia. Allah rela menyamakan diriNya dengan yang rendah, sedangkan Adam ingin menyamakan dirinya dengan yang tinggi. Itu sebabnya ini perbedaan yang ekstrim antara Adam dan Kristus. Siapa Adam? Adam rendah mau jadi tinggi. Siapa Kristus? Kristus tinggi mau jadi rendah. Siapa Adam? Adam mau miliki hidupnya Allah. Siapakah Kristus? Kristus adalah yang punya hidupNya Allah tapi ingin ambil matinya manusia, karena di-drive oleh kasih. Maka mari miliki ini. Paulus mengatakan mari memiliki pikiran dan perasaan yang juga terdapat dalam Kristus Yesus di dalam persekutuanmu. Biar persekutuan kita seperti persekutuan Tritunggal yang centernya adalah salib. Biar persekutuan kita adalah persekutuan yang centernya adalah salib. Karena salib adalah lambang drive dari kasih, “karena aku mengasihi, aku mengerti apa itu salib”. Harap Saudara dan saya benar-benar dibebaskan dari belenggu lama hawa nafsu, belenggu lama ingin hebat, belenggu lama ingin mulia, dan mulai di-drive oleh kasih. Saudara akan menemukan bahwa seluruh bakat Saudara, seluruh kemampuan Saudara, seluruh sifat-sifat yang agung yang ada dalam Saudara, mendapatkan tempat yang tepat ketika dipimpin oleh kasih. Demikian seluruh diri Saudara menjadi bagus adanya jika digerakkan oleh masinis yang sejati itu kasih. Kiranya Tuhan memimpin kita meneladani Kristus dengan pengertian yang kita dapatkan pada hari ini.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 6 of 6