Dan Kalau engkau berjuang untuk hal-hal ini, maka engkau punya kesehatian di dalam pikiran, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Persatuan gereja terjadi karena adanya nasihat, penghiburan kasih, persekutuan, kasih mesra dan belas kasihan. Persekutuan gereja bukan terjadi dari persekutuan oikumene, persekutuan oikumene tidak menjamin ini. Kalau orang mengatakan, “Biar kita lupakan bendera gereja!” Tidak perlu lupakan bendera gereja, mari praktikkan ini di dalam gereja masing-masing. Gereja yang sibuk melatih diri untuk punya nasihat, penghiburan kasih, persekutuan roh, kasih mesra dan belas kasihan, dia akan mampu terima gereja yang lain. Gereja yang di dalamnya sibuk dengan kesombongan, menganggap diri hebat, menganggap diri baik, sulit bersekutu dengan gereja lain. Jadi, jangan anggap diri sudah hebat karena kita terus akan sulit menjadi orang yang berelasi baik dengan gereja lain. Mari rasa bahwa saya masih perlu berjuang untuk hal-hal tadi, penghiburan, kasih, nasihat, persekutuan roh, kasih mesra dan belas kasihan. Waktu hal-hal ini ada makin bertumbuh makin bertumbuh, maka Saudara akan makin mampu menikmati persekutuan di dalam gereja dengan bendera yang sama maupun persekutuan gereja-gereja lain yang punya komitmen Alkitab yang sama, punya iman yang sama juga. Ini akan menyebabkan kesatuan gereja. Maka Paulus mengatakan, “Jika semua hal ini kamu capai, sempurnakan dengan kekonsistenan” Paulus perlu sedang mengatakan, “Saya tidak harap kamu sempurna di dalam nasihat, di dalam penghiburan kasih, di dalam persekutuan roh, dalam kasih mesra, dalam belas kasihan. Tapi saya harap engkau strive terus, engkau berjuang untuk satu tujuan yang sama ini.” Mari berjuang! Paulus tidak nilai gereja bisa sempurna, tapi gereja bisa berjuang, bisa bertumbuh, bisa bertambah, dan bisa lebih baik lagi. Kalau hal ini diperjuangkan, maka aku akan sempurna di dalam sukacita.
Surat Paulus penuh dengan kehangatan. Saudara engkau lihat cara dia bicara, dia bicara seperti orang yang dikenal dekat sekali, padahal dia berbicara tentang seluruh gereja. Dia benar-benar meng-address tubuh Kristus yang sedang Kristus bentuk, “Dia seperti suami berbicara dengan istri, Dia seperti pasangan yang berbicara dengan pasangan yang dicintai. Saya harap kamu berubah karena cintaku kepadamu.” Dan ini yang Paulus tekankan, “Saya mau senang kalau engkau bertumbuh dalam iman.” Paulus mengatakan kepada Jemaat Filipi “Kamu pernah menolong saya, tapi yang membuat saya senang bukan pertolonganmu. Saya senang karena dengan menolong orang, kamu bertumbuh dalam Tuhan. Tidak perlu saya yang ditolong.” Inilah yang Paulus harap dari Jemaat Filipi, tolong saling mencintai, tolong beri nasehat satu sama lain, tolong ikat dirimu dalam kasih, tolong lakukan apa yang Tuhan mau dan saya akan senang jika engkau memperjuangkan hal ini. Mari cinta Tuhan dan hamba Tuhan akan makin mencintai orang-orang yang bertumbuh di dalam Tuhan, inilah yang saya harap kita miliki. Paulus mengatakan sempurnakan sukacitaku dengan ini, hendak kamu sama tujuannya yaitu menggumulkan hal-hal tadi.
Di dalam gereja harus ada nasihat, harus ada penghiburan kasih, harus ada persekutuan roh, harus ada kasih mesra, harus ada belas kasihan. Tapi bagaimana caranya? Ini bagian berikutnya, yaitu dengan memahami Kristus. Mengenal Kristus dengan tepat. Di sini Paulus membagikan pengertian penting untuk Kristologi yaitu dari problem atau dari plague ke solution. Ini ide dari seorang bernama Ed Sanders seorang ahli Paulus di dalam kira-kira tahun 70-an. Dia tulis buku yang judulnya adalah tentang agama Palestina dan Kekristenan. Jadi Kekristenan awal itu punya pola yang mirip dengan agama Palestina. Apa yang ada pada agama Palestina? Sanders mengatakan agama Palestina itu memahami bahwa Taurat itu diberikan sebagai solusi. Sebelum solusi diberikan ada plague atau ada kesulitan, maka Taurat mengatakan, “Jangan selingkuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan membunuh dan lain-lain,” karena ada kesulitan. Kesulitannya apa? Orang saling membunuh, orang tidak setia di dalam pernikahan, orang tidak menghargai hak milik orang lain, orang saling mencuri, saling membenci, saling membunuh, saling pukul, saling berkelahi, itu sebabnya Taurat diberikan. Ada plague dan sekarang ada solusi. Demikian juga di dalam Kekristenan menurut Sanders ada problem dan ada solusi. Apa solusinya? Kristus. Tapi bagaimana melihat Kristus sebagai solusi? Pertama, definisikan dulu problemmu dengan tepat. Ini namanya Injil. Injil berarti saya tahu problem manusia dan saya tahu bahwa solusinya adalah Kristus. Tapi kalau kita tidak sadar problem, kita cuma tahu solusi yang simpel, “Mengapa Yesus berkorban?” “Supaya kita masuk surga.” Apa problem? Masuk neraka. Apa solusinya? Kristus. Supaya apa? Supaya masuk surga. Itu simplistic sekali. Apakah Kristus bertugas hanya untuk bawa kita ke surga? Memang benar bahwa Kristus membawa kita ke surga, itu pasti. Tapi apakah hanya itu problem kita? Apakah neraka satu-satunya problem kita? Sebelum kita masuk neraka pun kita sudah banyak problem kalau neraka itu satu-satunya problem kita? Sebelum kita masuk neraka pun, kita sudah banyak problem. Kalau neraka itu satu-satunya problem, maka sekarang Saudara problem free, karena Saudara belum masuk neraka. Nanti sudah masuk neraka, baru mengatakan, “Ada problem,” “problemnya apa?” “sudah masuk neraka!” Ya sudah nikmatilah. Tapi bukan itu problem kita satu-satunya.