Tugas kita memberitakan Injil, kalimat ini sangat penting. Bagaimana pemerintah di atas bisa dipengaruhi? Bukan dengan Saudara mengunjungi Pak Jokowi lalu membagi traktat ke dia, tidak ada channel itu. Tapi Saudara jalankan panggilan Saudara memberitakan Injil ke orang dekat saudara. Penginjilan Saudara itu penginjilan ke orang dekat, bukan penginjilan seperti misionaris dimana Saudara harus kenalan dulu dengan orang baru. Kenalan dengan orang baru dan menginjili itu bagus, tapi jangan lupa menginjili orang yang engkau kenal. Merekalah yang Tuhan percayakan kepadamu. Dan kalau menginjili, coba beritakan Injil yang nyambung, begitu Saudara bicara tentang kekacauan dari pemimpin-pemimpin politik atau pemimpin militer atau pemimpin kepolisian, Saudara bisa mengatakan Tuhan kita tidak suka seperti ini, maka Tuhan menjanjikan perubahan. Bagaimana perubahan itu bisa diberikan? Perubahan diberikan dengan inti problem dihancurkan. Mengapa pemerintah bisa korup, mengapa kepolisian bisa korup, mengapa militer bisa korup? Karena ada inti yang kacaukan mereka. Apa intinya? Dosa. Lalu bagaimana menangani dosa? Dengan adanya pemimpin yang baru. Dosa tidak bisa ditangani dengan perubahan iman, dengan hati saya, atau dengan tindakan saya berubah, dosa hanya bisa ditangani dengan adanya pemimpin baru menghancurkan dosa. Siapa pemimpin baru yang menghancurkan dosa? Kristus. Karena itu Dia mati untuk menghancurkan dosa, dan Dia menang, makanya Dia bangkit, ini berita Injil. Saudara memberitakan Injil yang relevan dengan kekacauan yang terjadi. Pelan-pelan orang yang Saudara Injili mulai berpikir lalu dalam anugerah Tuhan dia percaya. Saudara memberitakan Injil, orang itu dengar dan percaya, nanti orang itu memberitakan Injil ke orang lain, pelan-pelan Injil menyebar dan akhirnya masuk ke golongan petinggi, ini yang terjadi di 3 abad pertama Kekristenan. Orang Kristen menginjili tuannya, mereka banyak yang budak. Karena berita Yesus yang mati dianggap beritanya budak. Akhirnya yang mendengar adalah para budak. Para budak ini setelah mendengar Injil, ternyata punya kehidupan yang berubah, jadi sopan, jadi giat, bahkan melayani tuannya dengan sangat rajin. Sehingga tuannya heran “kamu budak, koq bisa berubah?”, budak itu mengatakan “karena saya punya Tuhan Yesus”. “Mengapa kamu lebih ceria dari sebelumnya, mengapa kamu lebih rajin?”, mereka mengatakan “karena kami punya Tuhan Yesus”. Para tuan mulai dengar, lama-lama beberapa tuan mulai percaya Injil. Para tuan ini punya koneksi di istana dan mereka memberitakan Injil. Lalu mama dari Konstantine akhirnya jadi Kristen. Dia yang mengatakan kepada anaknya, “kamu harus menjadi Kristen”. Waktu Konstantine jadi besar, jadi dewasa dan menjadi salah satu dari kaisar, dia menjabat sebagai pemimpin di daerah barat lalu dia dipindahkan ke timur, waktu itu Roma dibagi menjadi dua. Waktu dia menjabat, dia ingat nasihat mamanya, “coba kamu perhatikan dan pelajari Kekristenan”, maka dia langsung tanda-tangani sebuah perjanjian di tahun 312 mengatakan “orang Kristen tidak boleh lagi dianiaya”, karena pengaruh Injil pelan-pelan masuk. Ketika akhirnya Injil masuk di jajaran petinggi, entah itu militer, politik atau kepolisian akan ada satu atau dua orang, tidak banyak. Tapi mungkin muncul satu atau dua orang yang mulai hidup sesuai Injil, dan ini akan mengubah sebuah bangsa. Tuhan mengatakan “jadikan semua bangsa murid”, bagaimana caranya? Caranya begini, memberitakan Injil kepada orang yang Tuhan percayakan kepada Saudara. Pelan-pelan Injil menyebar, lalu pemerintah mulai dipengaruhi Kekristenan. Mulai ada sense “saya tidak boleh tidak adil, keadilan adalah sesuatu yang harus saya perjuangkan. Tidak boleh perhatikan diri, tidak boleh cari kepentingan politik sendiri, pentingkan seluruh bangsa”. Pelan-pelan Injil membawa perubahan di dalam waktunya Tuhan. Biar Tuhan yang mengatur waktunya, tugas kita memberitakan Injil kepada orang yang Tuhan percayakan kepada kita. Paulus mengatakan “pemenjaraanku menjadi tanda bahwa Tuhan akan bertindak”. Setiap kali ada penderitaan dialami oleh orang Kristen, penderitaan itu menjadi tanda, menjadi sangkakala, menjadi gong dari Tuhan mengatakan “lihat ada penderitaan, sebentar lagi Aku akan bekerja”. Dan ini terjadi di Kekaisaran Roma yang besar, begitu penderitaan mencapai puncak, setelah itu langsung ada ledakan Kekristenan. Ini mengherankan, kebangunan Kristen terjadi setelah ada penganiayaan orang Kristen.

Itu sebabnya Paulus mengatakan lihat pemenjaraan Yusuf akhirnya membuat dia menjadi petinggi yang mengubah seluruh Mesir. Pemenjaraan Daniel atau Sadrakh, Mesakh, Abednego yang mau dibakar, akhirnya menjadikan Babel dan Persia menjadi negara yang punya pemimpin yang takut akan Tuhan. Demikian pemenjaraan orang-orang di Babel, orang-orang percaya, orang-orang taat yang percaya kepada Tuhan juga dibuang ke Babel, mereka memberi dampak untuk Babel dan Persia. Demikian juga orang Kristen dianiaya oleh Kekaisaran Roma, mereka menjadi tanda dari Tuhan. Tuhan mengatakan “sebentar lagi Aku membawa kebangunan, sebentar lagi Aku ledakan Injil di tengah-tengah kamu”. Kita tidak bisa membuat kebangunan, hanya Tuhan yang bisa. Dan kadang Tuhan memakai tanda orang benar dipenjara, orang benar dianiaya, sebentar lagi Tuhan akan ledakan Injil, diberitakan kemana-mana. Ini yang Paulus katakan, “saudara-saudaraku jangan susah hati karena pemenjaraanku adalah tanda dari Tuhan untuk kemajuan Injil”.

Harap kita semakin disegarkan oleh keharusan memberitakan Injil. Dan seperti yang Paulus katakan, membuat kita menyadari penderitaan adalah titik awal dari kebangunan Injil. Kita tidak mau membuat penderitaan, Saudara jangan salah tafsir, kita tidak mau menderita, kita tidak mau sengaja menderita, tapi kalau ada penderitaan ini adalah tanda bahwa Tuhan akan segera menyebarkan Injil dengan sangat cepat. Harap ini menjadi tema yang menghibur kita dan membuat kita semakin giat menyaksikan Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 6 of 6