Saudara percaya predestinasi, Saudara akan jadi orang tua atau jadi hamba Tuhan yang lega karena setelah kita kerjakan bagian kita, Tuhan akan jaga milik-Nya. Itu yang dilakukan Paulus, setelah Paulus meninggalkan Filipi, Filipi berkembang, Injil mulai diberitakan. Banyak orang di zaman abad pertama menderita karena tekanan dari orang Roma, karena tekanan dari orang kaya, tekanan dari orang-orang jahat yang jadi militer, pemimpin militer terutama di Filipi banyak yang jahat, yang setelah pensiun menjadi preman yang punya usaha ilegal, yang tindas orang yang jadi penjahat di sebuah kota, banyak seperti ini. Jadi banyak orang menderita hidupnya. Tetapi setelah mereka percaya Yesus seperti penderitaan itu tidak mampu mengambil sukacita mereka. Mereka tetap sukacita meskipun menderita, mereka tetap punya kesenangan karena ada Kristus meskipun hidup mereka sulit.

Maka ini menarik, mengapa kamu tetap punya pengharapan, di tengah-tengah penderitaan mengapa kamu tetap sukacita? Ini yang dikatakan 1 Petrus 3, bicaralah kepada orang yang bertanya kepada kamu tentang imanmu, berikan jawaban tentang orang yang bertanya tentang pengharapan apa yang ada padamu. Mengapa kamu bisa punya pengharapan? Dan ini adalah yang paling melegakan. Orang lihat kehidupan orang Kristen dan mengatakan “saya juga mau tenang seperti kamu, saya mau punya sukacita seperti kamu, dari mana sukacita itu?” Dan di Filipi Paulus mengatakan “bersukacitalah kamu.” Mengapa Paulus menekankan itu? Karena Paulus tahu yang pertama membuat Kekristenan menyebar di Filipi adalah karena ada orang yang setelah menerima Injil, menerimanya dengan sukacita, ini ditekankan di dalam Kisah Para Rasul.

Mari datang ke Kristus, sama seperti Kristus mengubah saya, Dia akan mengubah kamu juga”. Maka daya tarik Kekristenan menyebar karena orang Kristen yang terima Injil penuh sukacita. Apa yang membuat kita sulit mengampuni? Karena tidak ada sukacita. Kita meletakkan sukacita pada orang lain yang bersalah, minta maaf sama kita. “Kalau orang lain bersalah, rasa salahnya membuat dia hancur, baru saya puas”, ini bukan kepuasan Kristen, ini kepuasan balas dendam. “Saya mau balas dendam, kalau kamu sudah dihancurkan maka saya akan senang dan lega”, ini bukan mental Kristen. Mari belajar punya sukacita setelah terima Injil, lalu Saudara jalani hidup sewajarnya di tengah sukacita. Kalau orang senang, orang yang senang tidak mungkin tidak menarik orang lain untuk punya kesenangan hidup yang dinikmati. Tapi kalau kita lihat sekarang kesenangan dunia ini penuh dengan hal yang sifatnya artificial, kepura-puraan.

Jadi kalau dikatakan “hidup penuh sukacita”, bukan sukacita remeh-temeh, bukan sukacita pameran yang tidak jelas. Sukacita yang dalam membuat orang mengatakan “orang-orang Kristen ini hidupnya sungguh-sungguh. Waktu mereka menderita mereka sedih, mereka hancur hati, tapi mereka punya pengharapan. Waktu mereka senang, mereka berbagi kesenangan dengan berbagi berkat. Mereka tidak pernah tutup hidup mereka untuk orang lain. Mereka buka diri untuk orang lain. Mereka bukan kelompok eksklusif, mereka kelompok inklusif, siapa mau bergabung, silakan.” Maka orang menghargai kehidupan penuh sukacita level Kristen, bukan level pameran yang pura-pura.

Mari kembali ke sukacita sejati karena Injil. Begitu Saudara senang karena Injil, Saudara mudah mengampuni, Saudara mengubah hidup, Saudara tidak lagi tertarik gaya hidup penuh hawa nafsu. Saudara tidak lagi tertarik tawaran dunia yang penuh dengan kedagingan. Saudara mulai tertarik hal-hal suci, mulai tertarik hal-hal penuh belas kasihan, mulai tertarik keadilan, mulai tertarik kemanusiaan sejati di dalam Tuhan. Mulai tertarik bagaimana berbelas-kasihan dan berlaku hidup dan hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan. Dan ini daya tarik Jemaat Filipi, ini daya tarik kota-kota yang jadi Kristen di dalam pelayanan abad pertama. Dan harap ini menjadi daya tarik di Bandung karena kehidupan Saudara kehidupan yang penuh daya tarik untuk orang tanya “siapa Tuhanmu, siapa Juruselamatmu?” Tuhan memberkati kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 9 of 9