Filipi 2: 9-11 demikian firman Tuhan, “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. Kita sampai pada bagian tentang pemuliaan Kristus dan kita akan mendengarkan pengertian mengenai pemberian nama. Di dalam tradisi Israel ada peristiwa penting tentang nama yaitu peristiwa ketika Tuhan memanggil Israel. Sebelum itu pemberian nama atau makna nama mempunyai pengertian yang tidak sebesar ketika Israel dipanggil keluar. Ada dua kali ketika nama diperkenalkan di dalam Kitab Suci sebelum Israel. Di dalam Kitab Kejadian Tuhan menciptakan manusia meskipun Tuhan tidak memberi pengertian atau tidak ada kalimat langsung Tuhan menamai manusia-manusia, tapi nama manusia sudah dinyatakan. Tuhan mengatakan “marilah kita menciptakan manusia berdasarkan gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa”. Nama manusia berkaitan dengan ke penguasaan dari ciptaan Tuhan yang satu ini. Seluruh manusia yang penuhi bumi Tuhan berikan kemampuan mendominasi ciptaan. Tuhan memberikan kemampuan untuk mengatur dan mengelola seluruh ciptaan. Inilah penaklukan yang harus dilakukan oleh manusia, mengelola, membuat baik, membuat teratur membuat limpah. Penaklukan bukan berarti ada musuh lalu dihancurkan. Penaklukan berarti dampak dari pekerjaan musuh saya kalahkan dengan dampak dari pekerjaan saya, itulah penaklukan. Saudara tidak menghancurkan setan dengan mengusir dia saja, tapi Saudara menghancurkan setan dengan melakukan pekerjaan yang menghancurkan pekerjaan setan. Kekacauan di bumi disingkirkan oleh karena Tuhan memakai manusia untuk menaklukkan dampak dari kekacauan. Kekacauan tidak lagi ada karena sudah ada keteraturan yang dikerjakan oleh manusia. Maka penaklukan bukan berarti “saya mampu kalahkan musuh”, penaklukan berarti “saya mampu kalahkan efek dari pekerjaan musuh”. Saudara bisa jadi orang yang bisa hancurkan orang, bisa pukul orang, bisa mengalahkan lewat perang, tetapi itu bukan penaklukan yang Tuhan mau. Tuhan mau segala jejak pekerjaan setan yang rusak atau segala dampak dari kekacauan dibalikan oleh manusia. Sehingga pekerjaan manusia akan menjadi nyata, yaitu tadinya kacau sekarang teratur, tadinya empty sekarang limpah, tadinya gelap sekarang terang, tadinya penuh dengan keadaan yang rusak sekarang penuh dengan keadaan yang memberikan damai sejahtera, inilah kemenangan. Saudara kalau mengatakan “saya mau kalahkan setan”, bagaimana caranya? Saudara mengalahkan setan dengan menghancurkan efek dari pekerjaan dia. Kalahkan setan dengan hancurkan efeknya di dalam hatimu. Saudara yang terus ada di dalam dosa, bertobat, jangan terus kalah sama setan. Saudara menaklukkan dampak dari efek pekerjaan dia, dampak dari pekerjaan dia. “Saya tadinya egois, saya tadinya kasar, saya tadinya penuh dengan kebencian sekarang berubah. Aku penuh dengan cinta kasih, aku penuh dengan kerinduan untuk menikmati hal-hal baik dari Tuhan. aku penuh dengan kemungkinan menyalurkan sifat-sifat Tuhan, itu namanya kemenangan. Itu sebabnya kalau Saudara melihat kemenangan di dalam bentuk perang versi dunia, Saudara akan mengatakan yang bisa menang adalah yang paling kuat, siapa yang punya senjata lebih kuat, dia menang. Kalau musuh punya senjata kuat, saya punya senjata lebih kuat lagi. Tapi Paulus mengatakan “kami punya persenjataan bukan untuk meruntuhkan, tetapi untuk membangun. Kami membangun bukan meruntuhkan”, itulah kemenangan. Maka tidak ada kemenangan di dalam mengalahkan musuh, yang ada adalah kemenangan di dalam membalikkan pekerjaan musuh. Saya percaya salah satu bentuk kemenangan di dalam sejarah dunia adalah kemenangan Kristen, waktu orang Kristen membalikan kekacauan dari kebudayaan menjadi indah dan bagus, itulah kemenangan. Ketika ada kebudayaan makan orang, lalu ada misionaris datang memberitakan Injil, orang-orang di sana menerima Kristus lalu dididik, “kamu tidak boleh bunuh orang, kamu tidak boleh makan orang, kamu mesti belajar mengampuni, kamu mesti punya kebudayaan yang adil dan tidak keras”, ini akan mengubah. Waktu orang-orang berubah dari yang tadinya keras, kasar, jahat menjadi teratur, menjadi baik, menjadi penuh keadilan, ini namanya kemenangan. Maka tidak ada kebudayaan yang lebih kuat di dalam menyatakan kemenangan selain kebudayaan Kristen. Ketika agama Kristen masuk, kebudayaan berubah, kebudayaan yang tadinya buruk menjadi baik. Banyak orang mengatakan “Kristen tidak boleh merusak kebudayaan, kami mencintai kebudayaan kami. Kebudayaan kami adalah segalanya”, ini sikap yang tidak benar karena setiap kebudayaan mengandung kejaTuhan, setiap kebudayaan ada kekacauan yang mesti diperbaiki. Apakah seluruh kebudayaan manusia hancur? Tentu tidak, ada aspek baik yang Tuhan pertahankan. Namun aspek buruk ini akan dibalikkan oleh Kekristenan, yang tadinya penuh kebencian menjadi penuh cinta kasih, yang tadinya penuh dendam menjadi penuh pengampunan, yang tadinya penuh penghancuran sekarang menjadi sifat membangun, menjadi rindu membangun keadaan yang lebih baik. Itu sebabnya kemenangan sejati adalah pembalikan efek dari si jahat. Manusia diciptakan di dunia untuk menaklukkan, membuat efek kacau balau diganti dengan keteraturan, membuat efek rusak, kosong, gelap diganti dengan efek baik, efek teratur dan juga terang dari Tuhan. Maka manusia adalah gambar Allah, sebab di mana Allah menyatakan diri segala yang kacau sirna. Di mana Allah menyatakan diri, yang kelam hilang. Di mana Allah menyatakan diri, yang kosong menjadi limpah.
1 of 5 »