Maka, di dalam sejarah teologi dan filosofi, tema paling menonjol adalah tema dari Luther. Ketika orang-orang seperti Anselm, Pascal, bahkan atheis seperti Feuerbach mengatakan Allah adalah yang paling tinggi, Luther mengatakan semua orang tahu, orang kafir pun percaya berhala mereka tinggi. Hanya iman Kristen yang percaya Allah yang merendahkan diri. Allah yang menjadi hamba. Ini yang kita dapat di dalam ayat yang ke-7, Yesus mengosongkan diri-Nya sendiri. Tema pengosongan diri Kristus ini membuat takjub banyak sekali pemikir, salah satu pemikir yang sangat jeli di dalam memahami tema pengosongan diri Kristus selain Luther adalah seorang bernama John Calvin. Calvin ketika membahas tentang penderitaan tentang susahnya jadi manusia, dia makin kagum dengan inkarnasi Kristus. Dia membahas kerepotan menjadi manusia, kesulitan ada di dalam dunia yang jatuh dalam dosa. Calvin adalah seorang yang sangat sadar apa itu penderitaan. Di dalam biografi yang ditulis oleh seorang ahli Calvin, tertulis tentang bagaimana kehidupan Calvin adalah kehidupan yang penuh dengan penderitaan dari fisik, dari tekanan mental dan sosial, dari lingkungannya, dari ancaman penganiayaan dari orang-orang luar, dikejar-kejar di Perancis. Dia tinggal sebentar di Jenewa, dijadikan hamba Tuhan oleh Farrel. Di sana dia terus konflik dengan orang, akhirnya dia diusir. Sudah diusir pun konflik dengan Katolik. Konflik perdebatan, tulisan-tulisan untuk apologetik dan juga perdebatan terus mewarnai pelayanan dan karier dia. Sambil menulis sambil mengalami tubuh yang selalu dapat penyakit dari kepala sampai kaki, semua badannya pernah terserang sakit. Dia tidak pernah sehat di pernafasan, dia tidak pernah sehat di perutnya, dia tidak pernah sehat di fisiknya, terus mengalami sakit. Sakit demi sakit menghalangi dia untuk menjadi tenang dengan kesehatan. Tapi heran, orang yang sering sakit ini tidak pernah kurangi beban tugas dia, terus menghasilkan karya, terus khotbah sebanyak mungkin, terus membuat hidupnya menjadi fruitfull bagi yang lain. Andai dia toleransi dan mengatakan, “Saya sudah lemah, saya istirahat dulu,” maka kita tidak punya warisan yang diberikan Calvin seperti yang dia berikan sekarang. Hidupnya penuh dengan tantangan. Dia kembali lagi ke Jenewa, dia diancam, banyak sekali gejolak, banyak orang lari dari Perancis membentuk komunitas Perancis di Jenewa, lalu terpisah. Calvin membela mereka, tapi ternyata mereka pun ribut dengan Calvin. Yang melawan Calvin secara doktrin, yang melawan dia secara kebijakan gereja, yang melawan dia secara pemerintahan kota, banyak bukan main.
Calvin menulis tentang Kristus yang rela jadi manusia. Dikatakan ketika Kristus jadi manusia, Dia tahu apa yang akan dihadapi, yaitu hal-hal yang menyusahkan yang kita sendiri hadapi, penyakit, kesulitan berelasi dengan orang, kekhawatiran masa depan, kesulitan bisa menyatakan kebenaran, kesulitan karena musuh dan ancaman, semua dialami oleh Kristus. Maka, Calvin sering kaitkan antara Kristus dan Daud. Daud adalah seorang yang tidak pernah tenang hidupnya, terus ada di dalam kesulitan, dikejar-kejar, sembunyi di goa, punya keluarga yang tinggal di tenda, terus pindah karena diancam Saul. Ini hidup macam apa? Banyak kali kehidupan yang sulit dialami oleh Daud. Maka Calvin mengatakan Daud adalah contoh figur yang tepat untuk Kristus. Daud digenapi oleh Kristus. Kristus adalah Anak Daud yang tidak kurang penderitaan seperti Daud. Kesulitan, penganiayaan, penderitaan sampai mati di kayu salib Dia alami. Dan kesulitan penderitaan ini membuat kita sadar Kristus sengaja datang alami kesulitan ini. Kristus sengaja datang untuk jalani apa yang kita terpaksa jalani. “Kalau Engkau tidak harus jalani, mengapa Engkau rela jalani ya Tuhan? Kalau kami boleh pilih, kami tidak mau jalani kesulitan hidup yang sekarang kami alami. Mengapa Engkau sengaja masuk ke dalam kesulitan ini?” Tuhan mau mengatakan inilah morphe Allah, inilah mulia-Nya Allah. Mulia-Nya Allah bukan di dalam kehebatan yang melampaui pikiran manusia. Mulia-Nya Allah adalah di dalam kerelaan untuk terlibat di dalam sejarah, kerelaan untuk terlibat di dalam kehidupan manusia. Keterlibatan, inilah tema utama kesatuan dengan Kristus di dalam pikiran Calvin.