Manusia ada dibumi bukan cuma untuk menikmati bumi, manusia ada dibumi untuk menaklukkan bumi. Menaklukkan bumi bukan menghancurkan bumi, menaklukkan bumi berarti membuat bumi lepas dari segala hal jahat. Bumi dibersihkan dari kuasa jahat, bumi dibersihkan dari kekacauan, bumi dibersihkan dari keadaan kosong dan kelam, bumi dibersihkan dari kegelapan, itu tugas manusia. Seorang bernama Gregory Beale, saya percaya mungkin sebelum dia sudah ada yang bicara ini, tapi saya dapat dari Gregory Beale. Dia mengatakan bahwa salah satu tugas Adam dan Hawa di Taman Eden adalah mengusir kejahatan. Kalau ditanya “mengapa ada ular di situ?”, jawabannya adalah karena ular harus diusir. Kuasa jahat harus dilawan, iblis harus dilawan,godaannya harus dilawan. Jangan kompromi, jangan toleransi, jangan berdialog. Saudara berdialog untuk menekankan firman Tuhan, tapi bukan untuk memberi jawaban kepada iblis. Yesus ketika digoda, Yesus tidak memberi jawaban yang panjang, Yesus memakai kalimat-kalimat singkat untuk mengajar kita membaca Kitab Suci. Ketika iblis mengatakan “Kamu adalah Anak Allah, ubahlah batu menjadi roti”, dan Yesus mengatakan kalimat firman Tuhan, “ada tertulis manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang dikatakan oleh Allah”. Saudara perhatikan, iblis menggoda dengan mengatakan “jika Engkau Anak Allah”, dan Yesus menjawab dengan mengatakan “manusia”, ini penting sekali. Apakah Yesus bukan Anak Allah? Dia Anak Allah, tapi mengapa Dia menekankan manusia? Karena iblis memberikan tekanan yang salah untuk menggoda Dia, “Engkau adalah Anak Allah, tinggi, hebat. Kamu adalah Raja diatas segala raja. Seluruh kerajaan akan ditundukkan kepadamu menurut Mazmur 2. Engkau Anak Allah, Engkau yang paling tinggi, Engkau yang paling jaya, Engkau yang paling hebat. Mari tunjukkan ke dunia Engkau Anak Allah, ubah batu menjadi roti”, dan Yesus mengatakan “ada tertulis manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah”. Yesus sedang jadi wakil kita. Dan Dia bukan cuma menjadi wakil di dalam nama saja, Dia menjadi wakil di dalam natur, Dia adalah manusia yang sama dengan kita meskipun Dia tidak hilangkan natur AllahNya. Jadi sebagai manusia Dia melawan iblis, bukan sebagai Allah, Dia lawan iblis. Sebagai Allah lawan iblis, itu gampang. Martin Luther mengatakan “kalau aku allah, aku akan jewer hidungnya iblis lalu banting dia ke tanah”, Allah bisa begitu. Saudara bisa jewer iblis, tidak bisa? Jangan jewer iblis, jewer Victor pun Saudara akan kalah sama dia. Martin Luther mengatakan “saya akan pencet hidungnya iblis, lalu saya akan banting dia ke tanah”. Tapi martin Luther berpikir kira-kira Allah yang sejati akan melakukan apa? Kalau Martin Luther menjadi allah, Martin Luther akan membanting iblis ke tanah. Tapi kalau Allah sejati, untuk melakukan apa? Martin Luther mengatakan Allah sejati menjadi manusia. Dia dilahirkan oleh seorang anak dara, dia dibaringkan di palungan, menjadi bayi kecil dan setan lebih takut sama bayi ini daripada sama allah yang mampu jepit hidungnya dan banting ke tanah. Allah punya cara efektif untuk menghancurkan setan dan cara itu tidak pernah dilakukan tanpa manusia. Yang Tuhan siapkan untuk mengalahkan setan adalah manusia. Manusia akan hancurkan setan. Kalau Saudara lihat di dalam Kitab Suci, yang ikat iblis lalu banting ketempat yang rendah itu malaikat, waktu iblis diperangi oleh Kristus dengan FirmanNya, Kristus memimpin kita mengalahkan iblis. Maka di dalam Kitab Suci, Yesus tidak menjawab iblis dengan membuktikan ke-Allah-anNya. “Engkau adalah Anak Allah, ubahlah batu menjadi roti”. Yesus mengatakan ada tertulis “manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah”. Ini diambil dari Kitab Taurat dari Kitab Ulangan dimana Musa mengingatkan Tuhan mencobai kamu, Tuhan taruh kamu dikeadaan kamu bisa berdosa, tapi jangan lupa manusia tidak perlu kalah, manusia harus menang atas pencobaan. Ketika kamu dicobai, kamu marah-marah karena tidak ada roti, tapi Tuhan berikan kamu roti dari surga untuk menunjukkan bahwa manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah, ini yang dikatakan oleh Kristus. Lalu iblis memberikan godaan lagi dengan mengatakan “Kamu pergi ke atas Bait Suci”, iblis membawa Yesus ke atas Bait Suci lalu dia mengatakan “jatuhkan diriMu karena Kamu adalah Mesias, Kamu begitu penting. Kalau Kamu begitu penting, Kamu tidak mungkin mati. Buktikan perlindungan Allah. Loncatlah, nanti malaikat akan datang dan menolong kamu”. Tapi Yesus mengatakan “ada tertulis manusia tidak boleh mencobai Tuhan Allahnya, jangan kamu mencobai Tuhan Allahmu”, ini perintah untuk manusia. Iblis selalu tinggikan Kristus. Kristus selalu ingat posisi Dia sebagai yang menjadi Juruselamat manusia. Dia manusia, manusia tidak boleh mencobai Allah. Terakhir, iblis mengatakan “seluruh dunia akan kuberikan kepadaMu karena Engkaulah yang berhak”. Gambaran ini harus kita pahami dari konteksnya orang Yahudi. Di dalam pengertian orang Yahudi, iblis menguasai bangsa-bangsa sampai Mesias ditinggikan. Begitu Mesias ditinggikan, iblis terpaksa serahkan bangsa-bangsa kepada Mesias. Di dalam tradisi Yahudi, di dalam second temple dikatakan iblis akan bawa seluruh bangsa dan mengatakan “sekarang saya kalah, saya berikan bangsa-bangsa kepadaMu, ini hakMu”. Ini yang iblis mau lakukan “mari percepat, mari sebelum Engkau diangkat, aku sudah berikan bangsa-bangsa kepadaMu. Seluruh dunia ada dibawah kekuasaanku. Tapi sekarang tidak perlu tunggu nanti, sekarang aku berikan kepadaMu, asal Engkau menyembah aku satu kali saja”. Sekarang di percobaan ini iblis menunjukkan sifat dia yang asli. Apakah dia menghargai Yesus sebagai Anak Allah? Ternyata tidak, dia ingin Yesus sembah dia. Maka iblis mengatakan “sembah saya satu kali, setelah itu seluruh bangsa akan menyembah Engkau”. Dan lagi-lagi Tuhan Yesus mengatakan “ada tertulis manusia hanya boleh menyembah Tuhan Allah, hanya kepada Dia saja manusia boleh sujud”. Jadi perhatikan bagaimana Yesus menekankan kemanusiaanNya. Dia lakukan ini untuk kita, Dia benar-benar jadi manusia, dia benar-benar jadi wakil kita. Dan karena itu Allah sangat meninggikan Dia. Karena Dia rela direndahkan, maka Allah meninggikan dia. Ini tema yang penting di dalam peninggian diri Kristus. Kristus tidak secara aktif meninggikan diri. Bahkan kalau kita pelajari dari tradisi Reformed, kita percaya bahwa kebangkitan pun Kristus pasif. Kristus adalah Allah pemilik hidup, Dia adalah Penghulu hidup, dikatakan di dalam Kisah Rasul. Jika Dia yang adalah Penghulu hidup, bukankah Dia berhak memiliki hidup dalam diriNya sendiri? Iya, di dalam Injil Yohanes bahkan Yesus mengatakan Dia telah diberikan kuasa oleh Allah untuk menyerahkan nyawaNya, untuk mengambilnya kembali. Tetapi di dalam kebangkitan Kristus pasif. Cara Yesus bangkit akan sama dengan cara kita bangkit nanti, pasif. Kristus yang sudah mati, menyerahkan diriNya ke dalam tangan Allah. Dan Allah memberikan Roh yang membangkitkan Dia. Dan di dalam Kitab Suci dikatakan “jika Roh yang membangkitkan Kristus ada pada kamu, maka Roh yang sama yang membangkitkan Kristus akan membangkitkan kamu juga”. Saudara dan saya akan sama dengan Kristus karena Kristus rela sama dengan kita. Dia rela mengalami keadaan pasif menghadapi maut sama seperti Saudara tidak punya pilihan untuk menghadapi maut dengan pasif. Saudara dan saya terpaksa ditaklukan, Kristus rela ditaklukan. Saudara dan saya terbatas, Kristus rela dibatasi. Saudara dan saya tidak berdaya di dalam kematian, Kristus rela pasif di dalam kematian dan menyerahkan semuanya kepada Allah. Maka sebenarnya kita tidak bisa mengatakan bahwa Yesus mati karena Dia manusia dan Dia bangkit karena Dia Allah, karena ini tidak tepat. Allah tidak perlu bangkit karena Allah tidak mungkin mati. Yang mati adalah Kristus menurut natur manusiaNya, yang bangkit adalah Kristus menurut natur manusiaNya. Inilah pesan Alkitab yang sangat kuat, sama seperti engkau Dia rela menjadi terbatas. Apakah Kristus terbatas? Iya, karena Dia manusia, di dalam natur manusia Dia terbatas. Hal ini sebenarnya akan sangat membingungkan kecuali Saudara mengikuti tradisi Kristen yang mempercayai Pengakuan Iman tentang Kristus yang sudah dirumuskan dari Konsili di Kalsedon. Konsili ini penting, banyak orang menyerang ajaran Kristen, lalu orang Kristen tidak bisa menjawab padahal jawabannya ada di dalam Konsili ini. Kalau Yesus memang Allah, mengapa Dia bisa sakit? Karena Dia juga manusia. Jadi Dia Allah sekaligus manusia? Benar, dan punya natur Allah, Dia punya natur manusia. Dia adalah satu-satunya manusia dengan dua natur. Lalu orang yang tidak percaya akan mengatakan “itu dongeng, itu kebodohan orang Kristen percaya hal-hal seperti ini”. Tapi kita mengatakan dongeng atau kebodohan tidak mungkin dirumuskan dengan cara yang paradoksikal seperti ini. Kita tidak bisa berpikir seperti yang dinyatakan oleh Kitab Suci. Kitab Suci menantang kita untuk berpikir dengan cara Tuhan, sedangkan dongeng dan mitos membuat kisah dewa-dewa dinyatakan dalam cara manusia. Maka perendahan diri Kristus, kematianNya di atas kayu salib ini merupakan tanda bahwa iman Kristen bukan isapan jempol manusia. Manusia tidak akan mungkin mengarang cerita tentang satu pribadi yang punya dua natur yang sulit untuk dipahami. Kalaupun cerita ini cerita isapan jempol, maka cerita isapan jempol ini adalah cerita paling indah yang pernah dipikirkan oleh manusia. Tim Keller mengatakan jika engkau memberitakan Injil, nyatakan dengan sangat jelas sehingga pendengar mengatakan “yang kamu beritakan melampaui pikiranku, yang kamu beritakan begitu indah. Aku harap itu benar. Sayangnya aku tidak mau percaya”, ini baru penginjilan Saudara bertanggung jawab. Orang tetap tidak percaya, ya sudah, tapi Saudara sudah menyampaikan Injil dengan cara yang membuat orang kagum kepada kabar baik yang begitu indah, yang Tuhan percayakan kepada manusia.