Tuhan langsung counter dia dan mengatakan “mengapa siksa Aku?”, Paulus bingung “mana bisa aku siksa Engkau? Engkau terlalu mulia.” Tapi Tuhan yang mulia adalah Tuhan yang rela jadi rentan. Ini yang membuat Tuhan berbeda dengan ilah palsu. Ilah palsu ingin dominan, Allah sejati rela jadi gampang disakiti, ilah palsu marah kalau disakiti, Allah sejati yang tidak mungkin sakit kecuali Dia merendahkan diri, rela merendahkan diri demi mengasihi yang rendah. Dan karena itu menjadi vulnerable, menjadi sangat rentan untuk disakiti.
Maka ketika ketemu Paulus, Tuhan bertanya “mengapa engkau siksa Aku?”, “bagaimana bisa aku menganiaya engkau?” Ketika Paulus aniaya jemaat, dia siksa Tuhan Yesus. Tuhan di surga bukan Tuhan yang perasaannya jadi batu, Tuhan di surga bukan Tuhan yang sudah sempurna sekarang “saya tidak rasa apa pun”, tidak. Tuhan di surga tapi hatinya di bumi, kepala di surga tapi tubuhnya di bumi. Saudara punya pikiran ada di otak, tapi otak Saudara akan concern ke pada seluruh tubuh, maka Kristus yang ada di surga, dia perhatikan di bumi. Badannya di surga, di tempat mulia, matanya menuju ke bumi.
Paulus dipanggil oleh Yesus ketika Paulus punya beban, dendam, marah yang besar kepada orang Kristen, dengan kata lain Paulus dipanggil waktu dia masih benci Tuhan. Tuhan tidak datang ke Paulus yang sudah lumayan baik dulu, Tuhan tidak mengatakan “Barnabas, Injili dulu Paulus, Aku tidak mau bertemu dia sebelum kamu Injili”, Tuhan sendiri datang. Tuhan datang ke orang yang paling jahat. Dari seluruh orang Yahudi yang paling terkenal suka menyiksa gereja.
Saudara bayangkan bagaimana sakit hatinya orang Kristen kepada Paulus. Tapi coba pikirkan lagi, bagaimana seharusnya sakit hati Tuhan kepada Paulus. Tapi Tuhan datang dan mengatakan “sekarang kamu milikKu”, tanpa basa-basi. Tuhan tidak memberi waktu, “Paulus saya beri waktu bergumul, kira-kira berapa lama mau berkumpul?”, tidak, Tuhan mengatakan “sekarang kamu milik Aku, sekarang kamu milikKu”, “tapi saya kan membenci Engkau”, “tidak peduli, Aku mencintai Engkau. Sekarang juga pergi ke Damsyik, siap siap melayani. Tuhan kalau sudah punya waktu dinyatakan, Saudara tidak sempat melakukan apa pun. Ketika waktu Tuhan tiba sudah mulai, langka cepat ikut dia. Banyak orang berpikir kita atur waktu, tapi tidak, Tuhan yang atur waktu.
Paulus, tidak disuruh break dulu. Banyak orang tafsirkan di Galatia, Paulus mengatakan “aku 2 tahun di tanah Arabia”, disitu Paulus sedang break dulu. Bukan break, dia melayani di situ, dia pergi 2 tahun lalu melayani. Dia mengatakan “saya langsung melayani, saya tidak ke Yerusalem bertemu rasul yang lain dulu, minta konfirmasi mereka.” Dia adalah seorang yang gigih baca Kitab Suci, tapi dia belum ketemu titik utama, titik kontak dari semua teori yang dia tahu, belum ketemu. Maka dia sudah disiapkan Tuhan tanpa dia sadar. Tuhan siapkan Paulus waktu Paulus masih benci Tuhan.
Saudara kalau masih bingung apa itu mengampuni, pikirkan kembali relasi Kristus dan Paulus. Saudara pikir gampang mencintai orang yang membenci Saudara? Mari belajar dari Kristus, siapa yang sulit mengampuni, coba belajar mengampuni. Karena jika engkau belajar mengampuni dan mampu mengampuni, kelimpahan hatimu dari cinta Tuhan akan terasa begitu memberkati. Banyak orang tidak tahu, dia pikir “kalau saya benci seseorang, orang itu dihancurkan, baru saya senang”, salah, jika engkau mengampuni baru engkau bisa dapatkan damai. Tuhan mencintai Paulus lalu Tuhan mengatakan “sekarang engkau milikKu”, “sekarang, Tuhan?”, “iya, pergi ke Damsyik engkau akan diarahkan oleh orang bernama Ananias. Di situ kamu akan disiapkan menjadi rasul.” Lalu Tuhan bicara ke Ananias, ketika Ananias berdoa, Tuhan bicara “Ananias, Aku sudah kirim Saulus ke rumahmu, baptis dia”, “Tuhan, saya sudah dengar tentang orang ini, orang ini jahat bukan main. Dia dalam master main di balik banyak penganiayaan orang Kristen. Sebenarnya dia mesti diadili. Mengapa Tuhan mencintai dia?” Tapi Tuhan mengatakan “dia adalah orang pilihan-Ku untuk penginjilan ke Israel, untuk peninggalan ke raja-raja dan untuk panggilan ke bangsa-bangsa lain. Kamu baptis dia dan setelah waktunya tiba, dia akan pergi melayani.” Paulus sedang pergi untuk hancurkan orang Kristen, keluar masuk ke Damsyik sebagai pembenci orang Kristen. Keluar dari Damsyik sebagai utusan Injil orang Kristen. Ini cara kerja Tuhan luar biasa.
Saudara kalau tidak mengagumi Tuhan, bertobatlah hari ini. Apa yang kau kagumi? Mau cari apa di dunia? Mau cari sukses di kerja, mau mencari pengakuan dari orang-orang sekitar? Semua tetap membuat engkau kosong, semua dicari tetap kosong, semua diminta tetap kosong, semua dimiliki tetap kosong. Tapi makin kagumi Tuhan semakin merasa hidup berlimpah.
Bayangkan Tuhan kirim satu orang keluar dari Damsyik namanya Paulus, pergi memberitakan Injil ke Tanah Arabia, siapa dia? Tidak berapa lama sebelumnya dia masuk ke Kota Damsyik sebagai pembenci Tuhan. Dan dia keluar dari Damsyik sebagai pewarta cinta kasih Tuhan. Siapa bisa mengubah orang demikian hebat? Siapa bisa beri pengharapan sedemikian agung seperti Tuhan? Siapa bisa beri pembaruan selain Tuhan? Saudara yang mengharapkan ada pembaruan baik itu di dalam dirimu maupun di dalam orang lain, mari belajar berharap ke Tuhan. Kadang-kadang orang tanya ke saya “pak, orang tua saya mengapa keras sekali, diinjili tidak pernah mau. Jangan-jangan bukan orang pilihan.” Saya terus nasehati siapa yang bisa tahu mana pilih dan yang mana tidak, bukan urusanmu dia orang pilihan atau tidak. Tapi kamu harus berjuang supaya dia jadi Kristen. Dan jangan pikir bahwa dia tidak mungkin jadi Kristen, berdoa kepada Tuhan.