(Roma 10:16-21)
Alkitab sering membahas bagian yang indah, yaitu ketika tema di awal diulangi di bagian akhir, setelah di tengah tidak banyak disentuh. Ini pengulangan yang sangat unik, di dalam dunia musik ini dikenal sebagai musik yang bersifat siklikal. Siklikal yang dimaksud bukan musiman, tapi yang dimaksud adalah tema pernah muncul tiba-tiba hilang digantikan oleh tema lain, lalu muncul lagi di belakang mengingatkan kita bahwa dari awal tema ini sudah ada. Alkitab, dari awal sudah membahas satu tema, lalu seperti dilupakan di tengah, tiba-tiba di bagian akhir diingatkan ada satu tema penting yang sekarang masuk dalam penggenapannya. Dan tema penting yang ada di dalam Alkitab, yang mengulang di bagian akhir adalah tema pemanggilan Tuhan bagi bangsa-bangsa lain. Ini tema yang tenggelam di Kitab Keluaran, tidak kelihatan di dalam Kitab Raja-raja atau Samuel, tidak banyak ditonjolkan dalam sejarah monarki Israel. Tapi di bagian ahir tiba-tiba muncul. Di bagian akhir mulai muncul panggilan, salah satunya adalah kepada Yunus. Yunus salah satu nabi yang hidup di dalam zaman Yerobeam yang ke-2, ini adalah kerajaan yang luar biasa maju sekali. Kerajaan Israel di bawah Yerobeam 2 punya kekayaan yang hebat, dan punya daerah yang luas sekali. Dia sudah menaklukan banyak bangsa dan banyak mengklaim kembai kota-kota yang dinubuatkan akan kembali dimiliki Israel. Salah satu yang menubuatkan adalah Yunus. Dalam Kitab Raja-raja dikatakan Yunus sudah berkotbah mengatakan “Tuhan akan pulihkan daerahmu ya Raja Yerobeam 2”, dan benar itu terjadi. Lalu tiba-tiba datang firman kepada Yunus, ini tidak kita ketahui dari Kitab Riaja-raja, ini baru kita ketahui di Kitab Yunus. Di dalam firman Tuhan kepada Yunus, Tuhan mengatakan “pergilah ke Niniwe dan berikan firman kepada mereka, tegur mereka supaya mereka bertobat”, ini kalimat yang sangat mengagetkan. Bagi kita yang hidup di zaman ketika Tuhan menyatakan anugerahNya kepada semua bangsa, ini bukan hal yang mengagetkan.
Tapi bagi orang Israel di abad Perjanjian Lama, abad 8 atau 7 SM, ini adalah berita yang mengagetkan. Tuhan mau panggil bangsa lain, Tuhan mau panggil orang-orang kafir, ini sama sekali tidak masuk akal bagi mereka. Bagi mereka yang jahat adalah orang-orang kafir, Israel itu orang-orang yang baik. Yang jahat adalah bangsa-bangsa lain, mereka menolak menyembah Tuhan, mereka tidak mau Tuhan, mereka mengkhianati Pencipta mereka. Tapi Israel tidak, Israel dipanggil oleh Tuhan menjadi umat dan harusnya cuma Israel yang selamat. Tetapi sekarang ada firman kepada Yunus, dan Tuhan mengatakan “kotbahlah di Niniwe”. Yunus tidak terima ini, maka meskipun dia tidak berontak dengan kata-kata, dia berontak dengan tindakan. Mengapa bangsa kafir bertobat? Ini menjadi pertanyaan yang mengagetkan mereka. Tapi sebenarnya Tuhan sedang menyatakan satu hal yaitu Tuhan sedang panggil bangsa-bangsa lain menjadi umat, dan ini jadi isu besar sekali di Kota Roma. Di Kota Roma, gereja terdiri dari orang Yunani, maksudnya orang Romawi, dan juga orang Yahudi. Yang dipengaruhi budaya Yunani dimusuhi oleh orang yang dipengaruhi budaya Yahudi. Lalu yang dipengaruhi budaya Yahudi mengatakan “kami ini umat yang sejati, kamu bukan. Kami adalah milik Tuhan, kamu bukan. Maka kami punya kelas lebih tinggi dari kamu”. Tapi setelah itu ada kaisar bernama Klaudius, dia mengatakan “orang Yahudi dilarang tinggal di Roma”, maka mereka exodus pergi meninggalkan Roma, pindah ke tempat lain. Pada waktu itu orang Yunani mengatakan “kok di gereja kita orang Yahudi menjadi minoritas? Ternyata Tuhan sudah singkirkan mereka karena mereka jahat, jadi kamilah yang penting”. Ini menjadi 2 kubu yang terus tidak bisa kompak. Maka Paulus mengatakan jangan lupa bahwa Kristus datang ke dalam dunia untuk panggil bangsa-bangsa lain menjadi umat Tuhan. Tuhan memakai Paulus untuk menyelidiki Kitab Suci.
Memang benar dia dapat inspirasi dari Paulus pelajari Alkitab lalu dia coba cari dan dia temukan argumen yang sangat kuat tentang pemanggilan bangsa-bangsa lain. Mulai dari janji Tuhan kepada Abraham, Tuhan panggil Abraham lalu Tuhan mengatakan “melalui keturunanmu, Aku akan berkati seluruh bangsa. Keturunanmu akan jadi berkat bagi banyak bangsa”. Jadi akan banyak bangsa dan bangsa-bangsa itu dipanggil melalui keturunan Abraham. Dari Kitab Kejadian ini sudah dinyatakan Tuhan akan panggil bangsa-bangsa lain. Tapi kita temukan fakta di Kitab Keluaran dan seterusnya, yaitu yang dipanggil cuma 1 bangsa, yaitu Israel. Ini maksudnya apa? Maka Paulus mengajarkan Israel adalah yang sulung. Lalu Tuhan panggil Israel dan pemanggilan Israel akan Tuhan terapkan ke bangsa-bangsa lain. Ini tema dari Surat Roma yang penting. Tuhan sedang menyatakan pemanggilan kepada Israel menjadi prototype-nya bagi pemanggilan bangsa-bangsa lain. Tuhan sudah punya rencana akan panggil bangsa lain dan Israel jadi yang sulung, dia dulu baru yang lain akan dipanggil. Berarti Israel bukan satu-satunya. Maka Paulus tulis di Surat Roma hal yang sangat mengagetkan, ini briliannya tulisan Paulus, tidak terdapat di tulisan lain, hanya terdapat di tulisan Paulus, atau percikannya ada di dalam Inji, tapi lebih detail ada di dalam Surat Paulus. Yaitu ketika Paulus mengatakan bangsa lain dipanggil atas dasar pemanggilan Tuhan kepada Israel. Yang lain protes, “tidak bisa seperti itu, Paulus. Bangsa lain itu kafir, penyembah berhala, mereka benci Tuhan maka pemanggilan mereka tidak sama dengan pemanggilan kami”. Paulus akan tanya “mengapa tidak sama?”, “jelas tidak sama, karena kami punya Taurat dan mereka tidak. Kami beda dengan mereka”. Maka Paulus mengatakan pemanggilan kepada bangsa lain itu sebelum Taurat. Tuhan sudah berencana memanggil bangsa lain di dalam janji Tuhan kepada Abraham di Kejadian 15. Kejadian 12, 15, 22 dan lain-lain, ini sebelum Tuhan memberikan Taurat. Jadi Tuhan sudah berencana memanggil bangsa-bangsa lain sebelum Dia menurunkan Taurat. Ini argumen yang kuat sekali, “kalau begitu pemanggilan bagi bangsa lain sebelum Taurat?”, “iya”, tapi Israel tetap ngotot “tapi bagaimana pun, kami punya Taurat, mereka tidak. Pemanggilannya memang sebelum Taurat, tapi faktanya kami yang diberi Taurat dan mereka tidak. Berarti kami lebih spesial dari mereka, jadi jangan samakan pemanggilan kami dengan pemanggilan mereka”. Tetapi Paulus mengatakan “bukankah Yesaya sendiri mengatakan bahwa kamu adalah pemberontak yang akhirnya dibuang. Kamu punya Taurat, tapi kamu dibuang”, ini pemikiran Paulus yang luar biasa.
Israel dibuang dari Kanaan, dia paralelkan dengan bangsa kafir yang dimusnahkan di Kanaan. Pasti masih ingat ceritanya, Israel masuk ke Kanaan lalu mengusir, membasmi semua penduduk di situ. Lalu Israel tinggal di Kanaan. Tapi di dalam Alkitab dikatakan pada abad ke-6 Tuhan bangkitkan Babel, hancurkan Yerusalem dan bawa orang Israel keluar dari Kanaan. Jadi dulu orang Kanaan disingkirkan oleh Tuhan dari Tanah Kanaan, sekarang Israel disingkirkan oleh Tuhan dari Tanah Kanaan. Berarti orang Israel dan Bangsa Kanaan dulu sama. Ini pengertian penting sekali. Maka yang Paulus katakan prototype pemanggilan Israel bukan pemanggilan Israel di Gunung Sinai, tapi pemanggilan Israel keluar dari pembuangan. Ini menarik untuk kita telusuri. Jadi siapa Israel? Bangsa buangan. Siapa orang kafir? Bangsa buangan. Israel protes “kami tidak pernah jadi bangsa buangan”, Paulus akan bertanya “apakah sudahb elajar sejarah?”, “sudah”, “apakah kamu ingat pada abad ke-6 sampai abad ke-5 berada di mana? Di Babel. Dan di Babel apakah sebagai tamu? Tidak”. Mereka disingkirkan dari Kanaan, mereka dibuang Tuhan sama seperti Tuhan telah membuang bangsa-bangsa lain. Maka dari Paulus kita mengerti satu hal yaitu pembuangan Israel sama dengan pembuangan Tuhan kepada bangsa-bangsa lain. Itu yang Paulus tulis dalam Surat Roma 1, bangsa lain menyembah berhala, pasal 2 Israel mengabaikan Taurat, sama, menyembah berhala dan mengabaikan Taurat itu sama. Maka kamu punya Taurat tapi kamu melanggar Taurat, itu membuat kamu sama parahnya dengan bangsa-bangsa kafir. Sehingga tidak ada alasan untuk bermegah, tidak ada alasan untuk merasa sombong, karena baik kamu maupun bangsa kafir sama-sama dipanggil dari keadaan yang tidak layak. Ini pengertian yang dalam sekali. Karena orang Israel selalu ingat pemanggilan yang pertama di Mesir, dimana mereka menjadi umat yang hebat, semua orang Mesir dihancurkan oleh Tuhan dengan 10 tulah, tapi mereka dijadikan umat yang spesial, dibawa ke gunung, diberikan Taurat, menjadi umat yang sangat unik, beda dengan bangsa lain. Tapi Paulus mengatakan “engkau sudah membuktikan diri sama parahnya dengan bangsa lain. Bangsa lain tidak punya Taurat tapi mereka punya hati nurani. Engkau punya Taurat dan engkau melanggar. Maka mulailah pemanggilan itu dan pemanggilan itu menurut Paulus mulai ketika Sang Raja itu lahir di hari Natal.
Jadi hari Natal adalah peringatan Tuhan memanggil Israel dan bangsa-bangsa lain dengan panggilan yang sama, dengan memanggil Israel keluar dari Mesir menjadi prototype-nya. Ini berita Natal. Ini yang Paulus katakan “tidak tahukah kamu bahwa hari lahirnya Yesus adalah hari pernyataan Tuhan, sekarang bangsa-bangsa boleh dipanggil”. Israel dan bangsa lain dipanggil dari keadaan titik nol dan sekarang mereka mulai ditata sama seperti Israel dulu ditata oleh Tuhan melalui Taurat dan panggilanNya di Gunung Sinai. Maka Kristus lahir. Apakah setelah Kristus lahir, Israel mau dengar? Ternyata tidak, karena mereka masih pikir mereka ada di titik dulu di Gunung Sinai. Paulus ingatkan terus “kamu bukan di titik Gunung Sinai, kamu di pembuangan sama kafirnya dengan bangsa lain. Jangan pikir kamu ada dalam keadaan privilege hebat di bawah Musa, tidak. Kamu sedang ada dalam pembuangan, sadari itu. Dan bangsa-bangsa lain pun sama jeleknya dengan kamu, sedang ada dalam pembuangan”. Maka Kristus datang, sama seperti dulu Tuhan berikan Taurat kepada Musa untuk membentuk umatNya yang terdiri dari banyak bangsa, supaya mereka dibentuk sama seperti dulu Israel di padang gurun dibentuk. Sama seperti Israel dulu dibentuk dengan Taurat, demikian sekarang umat Tuhan dibentuk oleh Kristus dengan hukum yang sama. Maka dulu Israel dipanggil Tuhan dan sekarang kita dipanggil Tuhan, termasuk Israel dan bangsa-bangsa lain, tidak ada perbedaan lagi, ini yang Paulus sedang katakan. Maka dia mengatakan “dulu kamu kafir, dulu kamu menyembah berhala, dan sekarang Tuhan panggil kamu”. Lalu yang Israel tepuk dada, “memang bangsa lain menyembah berhala, kami tidak. Kami bukan bangsa penyembah berhala”. Lalu Paulus beri cap lain, kalau orang Yunani capnya adalah penyembah berhala, Paulus siapkan cap yang lain untuk orang Yahudi, capnya adalah pelanggar Taurat dan dibuang, umat buangan karena melanggar Taurat. Mereka adalah penghina Tuhan karena melanggar Taurat dan akhirnya dibuang, kita adalah penyembah berhala, sama. Roma 1, 2, 3 membuktikan semua manusia salah, tidak ada yang benar. Karena mereka penyembah berhala dan kamu pengkhianat Tuhan. Seperti Israel, Tuhan datang bagi bangsa yang hidup dalam kegelapan, orang Israel mengatakan “iya itu, orang-orang kafir, mereka di dalam kegelapan, kami tidak, kami hidup dalam terang”. Tapi Paulus mengatakan “justru karena kamu merasa di dalam terang, kamu menolak. Maka tepatlah nubuat Yesaya bagi kamu, yaitu Yesaya mengatakan: saya sudah berkotbah, saya memberitakan berita ini, siapa yang akan dengar pemberitaan kami?”, Israel tidak mau dengar karena mereka tidak tahu bahwa mereka sedang hidup dalam pembuangan. Tapi bangsa lain yang menyadari, “celaka, selama ini kami menyembah berhala, kami gawat sekali keadaannya”, mereka akan datang dan akhirnya mendapatkan anugerah, mereka dibimbing oleh Kristus menjadi umat.
Maka siapa yang sakit, mengakulah sakit. Siapa yang berdosa, mengaku berdosa. Siapa yang berada di dalam kegelapan, mengaku di dalam kegelapan. Ini yang membuat manusia menjadi kafir, ada kehidupan sehari-hari yang anti Tuhan, kehidupan sehari-hari yang tanpa Tuhan, kehidupan sehari-hari yang menyembah berhala. Dan ini yang secara habit dunia ini sedang tawarkan kepada kita. Ini hebatnya dunia, membuat kita punya habit yang fall, jatuh, berdosa, kafir, yang menyembah berhala. Terus dibentuk, terus dicuci, terus ditawarkan, terus dibagikan. Sehingga tanpa sadar kita dipengaruhi dunia ini di dalam cara berpikir, di dalam memandang masa depan, di dalam bekerja, di dalam menentukan apa pun, di dalam membuat penilaian, semua ditentukan oleh dunia. Dunia sudah membentuk kita secara habit, tiap hari mereka yang masuk. Maka Tuhan panggil umatNya, Israel, suruh mereka lepas dari Mesir dan panggil mereka di Gunung Sinai. Di Gunung Sinai mereka diberikan firman, setelah itu 40 tahun mereka dibentuk, dicuci bersih supaya pengaruh Mesir yang secara hari-hari mereka dapat sekarang di-counter oleh budaya dari Tuhan. Tuhan menyediakan counter culture melalui ibadah, yang kedua melalui mengenal Tuhan, yang ketiga melalui kehidupan sosial yang diperbarui. Dan Tuhan sedang ubah bahwa pusat dari dunia adalah Allah dan kita harus dilatih di dalam ibadah untuk menyadari hal ini. Di dalam ibadah kita nothing, kecuali Saudara dipercaya bicara di mimbar, jadi something sedikit, tapi itu pun menjadi wakil Tuhan, setelah itu kita jadi orang yang biasa lagi. Memberikan fokus kepada Tuhan, melatih berkonsentrasi kepada Tuhan, ini hanya bisa dilakukan dengan konsistensi mengikuti ibadah. Saya perlu membiasakan diri punya kebiasaan baru di dalam Tuhan”. Inilah yang Tuhan ajak umat Tuhan miliki, yaitu Israel, dan Tuhan membimbing mereka dengan Taurat. Siapa yang menyampaikan Taurat? Seorang nabi namanya Musa. Lalu siapa yang ingatkan mereka akan Taurat? Nabi-nabi lain yang Tuhan akan bangkitkan. Siapa yang akan ajak mereka, pimpin mereka ibadah sebagai bentuk counter culture yang efektif? Para imam yang Tuhan tempatkan untuk membimbing mereka. Lalu kalau mereka memberontak, mereka tidak mau hidup adil, mereka melawan Tuhan, menindas satu sama lain, Tuhan bangkitkan raja untuk menyatakan keadilan di tengah mereka. Sehingga mereka mengenal Tuhan, membiasakan diri beribadah dan hidup di dalam komunitas yang adil dan benar, itu yang Tuhan mau Israel miliki. Tapi setelah mereka dibuang, Tuhan sekarang bangkitkan bukan hanya Israel tapi seluruh bangsa. Sekarang semua bangsa Tuhan mau panggil dan Tuhan akan bentuk melalui nabi yang akan menyampaikan firman, imam yang akan memimpin mereka beribadah, dan raja yang akan memastikan mereka punya komunitas yang benar dan adil.
Maka ketika Yesus lahir, inilah janji Tuhan itu. Jadi semua bangsa mengharapkan kelahiran ini, pribadi ini, Raja ini. Maka setelah Yesus lahir ini menjadi seruan sukacita bagi semua bangsa, bukan cuma Israel. “Sekarang Nabimu sudah lahir, Imammu sudah lahir, Rajamu sudah lahir dan Dia akan menyatakan kebenaran Tuhan kepada kamu. Dia akan memimpin kamu di dalam ibadah. Dan Dia akan memastikan kebenaran dan keadilan terjadi di tengah kamu”. Tapi Dia kan sekarang ada di sorga, Dia lahir, mati dan bangkit, dan sekarang ada di sorga, siapa yang melanjutkan ini? Justru Dia bertahta di sorga untuk menyatakan bahwa kontrol di bumi ini ada di sorga. Sorga dan bumi menjadi satu, dan kitalah perwakilanNya untuk menyatakan apa yang menjadi kehendakNya. Maka Saudara dan saya menikmati panggilan di dalam Kristus. Dan kita membagikan kenikmatan itu kepada dunia ini. Saya menyembah Tuhan dipimpin oleh Imam yaitu Kristus, yang di dalam dunia ini diwakili oleh para worship leader. Ini tugas berat liturgis, mewakili Kristus menjadi imam, membawa orang menyembah Tuhan. Lalu saya juga mendengar firman dari Sang Kristus, diwakili oleh para hamba Tuhan yang menyampaikan firman. Kristus sudah hadir dan Dia sebagai Kepala memampukan kita untuk membentuk habit yang baru. Maka mari kita bentuk habit yang baru, dengar suara Tuhan dan hidupi hidup yang meng-counter culture yang jatuh dalam dunia ini, menjadi orang yang makan minum pun demi kemuliaan Tuhan Yesus, yang mau apa pun dilakukan di dalam nama Tuhan Yesus. Yang mau kerjakan dan putuskan apa pun, kerjakan dan putuskan demi kemuliaan Kerajaan Allah yang dinyatakan. Begitu Saudara pikirannya diseret dari sini, pelan-pelan menjauh, Saudara kembalikan dengan habit yang baik untuk kembali. Maka habit yang baik sangat penting, biarlah setiap pagi Saudara arahkan kembali pikiran Saudara “saya harus kerjakan apa yang Tuhan mau”. Karena satu hari Saudara lupa, lama-lama loss. Dan waktu Saudara loss, harap ingat, dunia tidak pernah lupa untuk membuat Saudara benar-benar makin terhilang. Dunia gencar memberikan culture yang secara iman sangat jauh dari Tuhan. Tapi Saudara dan saya harus kembali kepada habit yang sejati. Inilah pemanggilan bagi bangsa-bangsa lain. Maka Natal adalah ketika Raja lahir dan seluruh bangsa kembali kepada Tuhan di dalam damai sejahtera.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)