Setelah sangkakala keenam maka narasi Kitab Wahyu mempersiapkan pembacanya untuk menantikan sangkakala ketujuh. Dan sebelum sangkakala ketujuh terjadi ada beberapa bagian yang diberitakan melalui Kitab Wahyu. Kejadian pertama mengenai seorang malaikat yang turun dari sorga lalu menyatakan kemuliaan yang demikian besar yaitu di ayat pertama. Di ayat pertama dikatakan “aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga berselubungkan awan dan pelangi ada di atas kepalanya, dan mukanya sama seperti matahari dan kakinya bagaikan tiang api”. Beberapa penafsir mengatakan ini adalah Tuhan sendiri yang dinyatakan dalam rupa malaikat, tetapi kalimat ini sulit untuk dipertahankan karena sepanjang Perjanjian Baru, Tuhan tidak pernah disebut sebagai malaikat. Di dalam Perjanjian Lama kadang-kadang ada berita di mana seorang malaikat turun dan menerima persembahkan bahkan menerima sujud dari manusia. Orang tua dari Simson menyembah kepada malaikat, memberikan korban kepada malaikat dan malaikat itu terima. Jadi sangat mungkin malaikat itu adalah Tuhan sendiri yang menyatakan diri dalam rupa malaikat. Mungkin ini adalah Kristofani, menampakan Kristus sebelum Dia menjadi manusia, ini beberapa kali terjadi. Dan ini membingungkan para penafsir. Bagian Kitab Suci yang belum diterangkan tidak menjadikannya batal menjadi Kitab Suci, karena tidak ada orang yang bisa mengaitkan antara otoritas Kitab Suci dengan penjelasan yang bisa diberikan. Saudara mampu menjelaskan Alkitab tidak menjadikan Alkitab lebih berotoritas. Tapi tentu Saudara harus memberikan pertanggung-jawaban iman terhadap bagian-bagian yang sudah jelas.
Di dalam Perjanjian Lama penampakan Tuhan yang mirip malaikat itu berkali-kali terjadi dan membuat orang bingung mengapa Tuhan harus menyatakan diri seperti malaikat, apakah malaikat dan Tuhan sama? Tentu tidak. Apakah Tuhan menjadi identik dengan malaikat ketika Dia menampakan diri sebagai malaikat? Tentu tidak. Lalu mengapa Tuhan menyatakan diri dalam bentuk malaikat? Sangat sulit dipahami. Tapi umumnya orang Kristen akan mengatakan bahwa penampakan Tuhan mirip malaikat itu untuk menunjukan kepada umat Tuhan bahwa ada sesuatu yang belum dipahami dari Tuhan, yang di dalam Perjanjian Baru menjadi jelas yaitu sifat bahwa Allah memunyai tiga pribadi. Tritunggal, bukan satu person, bukan satu pribadi. Allah adalah Allah Tritungal meskipun belum dengan jelas dinyatakan dalam Perjanjian Lama, tapi sudah mulai diberitakan dengan cara yang masih seperti bayang-bayang. Maka ada pribadi Allah yang menyatakan diri seperti malaikat untuk membedakan dengan pribadi Allah yang menyatakan diri sebagai Allah. Ini merupakan salah satu penafsiran Kristen mengapa ada malaikat mau disembah. Tapi kalau Saudara baca Perjanjian Baru, itu tidak pernah terjadi lagi, tidak pernah ada malaikat yang mengklaim diri boleh disembah. Bahkan di dalam tulisan belakangan dari Perjanjian Baru, seperti Kitab Ibrani atau Kitab Wahyu, malaikat dijelaskan dengan sangat clear sebagai ciptaan Tuhan yang lebih rendah dari Tuhan, bukan Tuhan. Sehingga sangat sulit bagi kita menafsirkan ayat 1 sebagai Tuhan sendiri. Tuhan turun, tapi disebut seperti malaikat mirip Perjanjian Lama, itu tidak terjadi lagi. Maka penafsiran ayat kesatu tidak bisa diterima dengan mudah kalau misalnya malaikat itu adalah Allah. Kita sulit mengiyakan, mengaminkan pengertian bahwa malaikat yang dimaksud di sini adalah Allah. Tapi kalau kita mengatakan ini bukan Allah, lalu mengapa Dia berselubungkan awan? Bukankah dipenuhi awan merupakan ciri dari kehadiran Tuhan? Bahkan di atas Gunung Sinai waktu Tuhan menyatakan diri, pada saat itu pun gunung itu penuh dengan awan. Lalu dikatakan pelangi ada di atas kepalanya, bukankah ini menggambarkan kesetiaan Tuhan terhadap perjanjianNya. Lalu dikatakan mukanya sama seperti matahari, bukankah ini menyatakan kemuliaan Tuhan. Tapi pengertian malaikat dari orang Yahudi mungkin akan menolong kita memahami ayat yang pertama ini karena orang Yahudi percaya kalau malaikat adalah pernyataan Tuhan yang sifatnya reduktif. Malaikat adalah makhluk yang bertugas menyatakan kemuliaan Tuhan dengan cara yang reduktif. Sehinga manusia menyadari bahwa kemuliaan yang dia dapat adalah kemuliaan yang belum final. Tuhan lebih mulia dari ini. Namun saya baru mendapatkan pernyataan yang reduktif tentang kemuliaan Tuhan. Tuhan lebih terang dari pada terang yang dipancarkan malaikat. Tuhan lebih mulia dari pada kemuliaan yang dinyatakan oleh malaikat. Tuhan lebih penuh dengan keagungan lebih dari pada keagungan yang bisa dibawa oleh malaikat. Bagian ini yang bisa kita pahami dari ayat pertama, malaikat ini menunjukan sesuatu yang ada di sorga dan sesuatu ini bisa dibaca dari Kitab Wahyu 4-5.