Dan ini yang ditawarkan Kristus, jangan lihat Dia hanya sebagai satu bagian dari hidup, lihat Dia sebagai pemberi identitas yang baru. Ini yang Paulus katakan, “jika kamu sudah memulainya di dalam Kristus, maukah kamu mengakhirinya dengan hal yang sia-sia? Kamu sudah memulainya dengan pemberitaan Injil, tapi setelah itu apa? kamu cari apa dalam hidup, apa yang kamu inginkan untuk dapat?”. Setelah Saudara menginginkan hidup di dalam Tuhan, menginginkan kelimpahan di dalam Kristus, Saudara akan menganggap yang lain sebagai aspek hidup yang tidak perlu ada, yang boleh ada dan boleh tidak. Yang lain menjadi kontingen boleh ada atau tidak, tetapi identitas di dalam Kristus, itu yang inkontingen. Yang lain boleh diberikan oleh Tuhan, boleh tidak, tapi nama Kristus yang diberikan kepada saya, keselamatan yang Dia berikan, itu tidak boleh tidak ada. Biarlah Kristus menjadi Pribadi yang tidak boleh tidak ada, maka segala hal lain dalam hidup boleh menjadi relatif, boleh ada boleh tidak dalam kekuatan yang Tuhan berikan. Maka Paulus memberikan contoh Abraham, apa yang dimiliki Abraham? Abraham punya segala yang akan membuat dia menjadi orang yang layak punya identitas besar dalam Tradisi Timur Dekat Kuno. Dia adalah bapa banyak bangsa, Tuhan janjikan itu. Dia memunyai banyak kemewahan, kemegahan dan kemuliaan, namun Alkitab menggambarkan bahwa rangkaian perjalanan Abraham bersama dengan Tuhan selalu merendahkan dia. Tuhan berkali-kali merendahkan dia, Tuhan berjanji memberikan anak yang baru tercapai ketika dia sudah sangat lanjut dan Tuhan memberikan 1 anak janji itu. Tuhan mengizinkan dia masuk dalam tindakan yang salah, tidur dengan pembantunya, kemudian akan yang diharapkan menjadi penerus justru Tuhan usir dari tempat perkemahan. Dia menjadi seperti orang yang kehilangan banyak hal. Ketika dia memiliki anak, bahkan Tuhan perintahkan untuk serahkan anak itu sebagai korban. Di dalam pandangan kita, relasi dia dengan Tuhan adalah kemunduran dari kelimpahan hidupnya. Dia bisa mendapatkan kelimpahan apa pun, tapi justru karena Tuhan hadir dalam hidupnya, semuanya menjadi mundur. Ini berbalik dengan teologi sukses, “sejak saya kenal Tuhan, semuanya makin baik. Sejak saya kenal Tuhan, usaha saya tambah maju, ini tambah hebat, ini tambah bagus”. “Kalau saya baikin Tuhan, nanti Tuhan akan baikin saya”, ini salah. Tuhan hadir dalam hidup Abraham dan hidup Abraham lebih sulit dari sebelumnya. Saudara berani mengikuti Tuhan dengan cara seperti ini? Mau janji ikut Tuhan, lalu Tuhan mengatakan “oke, tapi setelah ini mungkin kamu akan lebih sulit, tetap mau ikut?”, tidak, kita maunya teologi sukses. “Kalau ikut Tuhan, Tuhan berkati, Tuhan akan berikan segala yang saya mau, saya sudah rajin melayani Tuhan, berikan apa yang saya mau”, Abraham tidak mendapatkan itu. Semakin dia terlibat dengan Tuhan, hidupnya semakin rumit. Sebelumnya tidak pernah ada kasus antara dia dengan siapa pun, sejak ikut Tuhan, dia ribut dengan Firaun. Sejak ikut Tuhan, istrinya hampir diambil oleh Firaun, itu tidak mungkin terjadi kalau dia tetap tinggal di Mesopotamia, dia tuan besar di situ. Sejak ikut Tuhan, dia mengalami banyak goncangan termasuk harus mempersembahkan anak. Saudara kalau jadi Abraham, Saudara mungkin sudah jatuh dari awal “apa ini? ikut Tuhan kok jadi seperti ini, semakin sulit, semakin sengsara. Tapi Abraham benar-benar menjadi bapa orang beriman, karena dia jalani itu dan tahu semua yang paling penting. Yang paling penting adalah janji Tuhan. Tuhan menjadi bagian Abraham, bagian hidupnya yang dia tidak mau buang, sehingga dia lebih memilih hidup bersama Tuhan meskipun mengalami kesulitan yang belum pernah dia alami sebelumnya. Ini yang membuat dia menjadi bapa segala bangsa. Dan Paulus mengatakan Tuhan memberitakan Injil kepada Abraham. Apa Injil kepada Abraham? Saudara bisa lihat ke dalam ayat 8 “Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi karena iman, karena terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham yaitu olehmu segala bangsa akan diberkati. Ini Injil, “Tuhan akan berkati banyak kaum, banyak bangsa, banyak orang akan Tuhan panggil menjadi milik Tuhan. Tuhan memberkati, menarik banyak orang menjadi milik Dia, meskipun tadinya dia bukan milik Tuhan. Injil adalah tarikan Tuhan kepada orang-orang yang tadinya memusuhi Tuhan untuk menjadi milik Dia. Dan Tuhan sudah menyatakannya dari Abraham, Maka Paulus mengatakan mereka yang hidup dengan iman seperti Abraham, mereka adalah anak-anak Abraham, mereka adalah penerima janjia. Saudara dan saya adalah penerima janji itu. Kristus menjadi bagian kita sama seperti Tuhan sudah menjadi bagian dari Abraham. Biarlah kita dikuatkan oleh pengertian iman yang sejati dan tidak gampang digoyahkan oleh identitas palsu yang ditawarkan oleh dunia ini.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 6 of 6