Sehingga di dalam Kitab Yesaya dari pasal 52-54 dikatakan bahwa Hamba ini adalah yang sangat terhina karena Dia tidak punya apa pun yang kita ingini. Tapi Saudara tahu apa yang Dia berikan? Dia memberikan apa yang kita perlu untuk menjadi manusia yaitu Dia mengambil segala luka dan bilur kita, semua bobrokmu Dia ambil. Siapa yang ingin jadi Kristus? Tidak ada, karena Dia ambil bobroknya orang, Dia ambil boroknya orang, Dia ambil hukuman yang harusnya ditimpakan untuk manusia gagal. Manusia gagal Dia ambil dan kegagalan kita menjadi milik Dia. Tapi kalau Saudara pikirkan baik-baik, manusia perlu manusia seperti ini. Untuk Saudara bebas dari kebobrokan dan kegagalan Saudara, harus ada orang yang rela pikulkan itu bagi Saudara. Itu sebabnya saya mau tanya siapa yang layak menjadi contoh manusia? Apakah orang yang punya banyak hal yang kita inginkan? Saya pikir manusia teladan itu adalah orang seperti Mr.X, ini contoh. Misalnya ada Bapak X, dia ini adalah seorang artis, juga seorang pengusaha, seorang politikus, seorang yang punya banyak sekali kekayaan, juga orang yang punya banyak keahlian, dia bisa matematika, fisika, sosiologi, filsafat, teologi, musikologi, dan yang lain. Lalu dia juga pintar main musik, ada 8 alat musik yang dia kuasai, lalu Saudara mengatakan “inilah contoh bagi manusia”, bukan. Dia bukan contoh bagi manusia, dia cuma memiliki apa yang Saudara ingin, itu saja. Tapi yang dia punya tidak akan membuat Saudara menjadi utuh karena yang dia punya itu tidak akan menolong Saudara. Biasanya kita mengagumi seseorang karena apa yang dia miliki itu kita inginkan. Tapi Alkitab mengajarkan bahwa berita Injil memberitakan ada orang yang mau ambil apa yang Saudara tidak inginkan dalam diri Saudara. Yang engkau tidak ingin ada padamu, Dia ambil, itu baru menjadi manusia sejati. Engkau tidak mau binasa, Kristus ambil binasa. Engkau tidak mau murka Tuhan, Kristus ambil murka Tuhan. Engkau tidak mau upah dosa, Kristus ambil upah dosa. Mengapa Dia mau lakukan itu? Karena cinta kasih. Maka manusai teladan adalah manusia karena cinta kasihnya membuat manusia lain menjadi manusia. Identitas bagi orang lain diberikan dengan cara Dia kehilangan apa pun yang Dia bisa miliki dengan identitas Dia. Siapa Kristus? Anak Allah, tidak ada identitas lebih agung dari ini sepanjang sejarah. Anak Allah, Raja, dimuliakan di sorga dan di bumi, disembah oleh semua malaikat dan makhluk, itulah Kristus. Tidak ada identitas lebih tinggi dari Dia yang diberikan kepada manusia. Tidak ada nama lebih tinggi yang diberikan kepada manusia di kolong langit ini, tidak ada sama lagi. Tapi Dia rela hidup mengosongkan hal-hal tadi demi Saudara dan saya berbagian di dalam identitas Dia. Setelah Dia mati di kayu salib, Saudara dan saya menjadi anak-anak Tuhan. Inilah yang kita mau bagikan kepada dunia, kamu tidak bisa menjadi manusia, kecuali kamu percaya Kristus. Dan kalau Saudara ragu “apa sih kristus itu, saya tidak peduli siapa Kristus”, Saudara salah mengenal Kristus. Kristus bukan hanya satu aspek dari hidupmu yang bisa engkau terima atau engkau tolak, yang bisa engkau pertimbangkan mau ditaruh dimana. Kristus adalah yang membuat seluruh aspek hidupmu menjadi utuh di dalam identitasmu yang baru. Kristus menawarkan identitas kemausiaan yang baru sama sekali. Saudara mau ambil atau tidak, itu keputusan Saudara. Dan ini yang mau kita bawa dalam berita Injil, maukah engkau menjadi milik Kristus, maukah engkau kenal Dia, maukah engkau punya hidup yang baru. Apakah engkau mau hidup dengan cara yang lama lagi, dengan cara yang kosong, dengan cara tanpa pengharapan, segala kesenangan pelan-pelan menjadi kosong, lama-lama kehidupan menjadi sangat tidak menggairahkan. Hidup menjadi membosankan, hari demi hari dijalankan tanpa tahu mau melakukan apa, kehidupan yang gelap, yang kosong, yang kelam, yang tak berpengharapan, yang tak memunyai kehidupan yang menyala-nyala lagi, itu akan menjadi milik Saudara, kecuali Saudara tahu identitas sejati di dalam Kristus. Hanya ketika orang serahkan hidup untuk diubah oleh Kristus, diberikan hidup yang baru di dalam Dia, baru ada kelimpahan hidup. Kelimpahan hidup tidak ditemukan dalam cara yang lain, mari orang Kristen bawa berita ini dengan berani. Mari katakan kepada orang-orang jika engkau tidak kenal Tuhan Yesus, engkau tidak bisa menjadi manusia yang menikmati kemanusiaanmu. Dengan demikian gereja akan menjadi contoh mengenai menghidupi kehidupan di dalam Tuhan. Di dalam 1 Petrus 3, Petrus mengatakan kepada jemaat yang kepada mereka dia tulis surat, “mari kamu siap memberikan pertanggungan jawab tentang kepercayaanmu, tentang imanmu, kalau ada orang yang bertanya pengharapan apa yang kamu miliki”. Kalimat ini mengharukan saya, orang akan lihat orang Kristen lalu tanya “apa pengharapanmu? Mengapa reaksimu terhadap hidup beda dengan kami? Mengapa di tengah penganiayaan, engkau tetap punya kekuatan dan pengharapan? Mengapa di tengah segala hal yang tidak diinginkan orang, kamu ambil, kamu dapatkan dan kamu tetap bahagia?”. Penganiayaan menjadi milik orang Kristen dari dulu sampai sekarang, tapi orang Kristen justru menjadi berkat. Orang yang melihat orang Kristen teraniaya menjadi bingung, “mengapa ya, kamu sudah tidak punya apa pun tetap punya sukacita, tetap punya pengharapan, saya ingin tahu dari mana pengharapan itu. Karena begitu banyak orang yang saya kenal kehilangan gairah hidup karena kurang uang, karena kurang sehat, karena kurang teman, karena kurang pengakuan. Tapi kamu sudah kehilangan semua itu, tapi mengapa engkau bisa punya pengharapan? Saya ingin tahu”. Pada akhirnya kehidupan kita bukan untuk membanggakan apa yang kita peroleh, akan ada titik di dalam hidup di mana Saudara tidak punya kebanggaan apa pun, tapi Saudara akan memberi tahu kepada orang-orang di sekeliling Saudara “karena saya punya Tuhan Yesus, apa pun yang saya miliki diambil, saya tetap berpengharapan”.