Lalu di dalam Yohanes 3, Yesus sendiri mengatakan “rombaklah Bait Suci ini dan Aku akan dirikan dalam 3 hari”, jadi Bait Suci yang dimaksud adalah tubuh Yesus. Padahal di dalam pengertian Perjanjian Lama, Bait Suci adalah lambang dari surga dan bumi. Kalau Bait Suci adalah lambang dari surga dan bumi berarti Bait Suci adalah lambang dari seluruh ciptaan, dan Yesus menjadikan tubuhNya lambang dari seluruh ciptaan. Dan Dia mengatakan “Aku akan mati dan 3 hari Aku akan bangkit”, berarti Yesus mengatakan di dalam tubuhNya, ciptaan yang baru akan bersatu, akan terjadi, akan dimunculkan. Lalu kita lihat semua semua simbol pengharapan penciptaan baru, Yesus genapi lewat mujizat dan lewat pengajaran. Di Dalam pengajaran panjang, di diskursus di dalam Injil Yohanes pasal 3, Yesus berbicara tentang lahir kembali, ini ciptaan baru. Di dalam pasal 4 Yesus berbicara tentang ibadah yang baru, ini juga berkait dengan ciptaan yang baru. Di dalam pasal yang keenam, Yesus berbicara tentang diriNya sebagai roti yang turun dari surga, ini juga terkait dengan ciptaan baru. Di dalam pasal berikutnya ada lambang Bait Suci, ada festival terang, ada festival dari Pondok Daun yang juga Yesus genapi lewat kehadiranNya. Jadi semua hal yang orang Yahudi harapkan, jadi sumber dari ciptaan baru itu digenapi oleh Tuhan Yesus. Dan yang terakhir, pameran yang paling mengagetkan adalah kebangkitan. Saudara, seluruh ciptaan baru akan terjadi dan manusia yang akan ikut di dalamnya adalah manusia yang sekarang, bukan manusia baru. Tuhan tidak ciptakan new spesies, Tuhan tidak ciptakan neosapiens, Tuhan tidak ciptakan manusia yang lain. Tuhan mengatakan “Aku akan membuat ciptaan baru, bumi yang baru”, siapa akan menghuni bumi yang baru? Bukan manusia yang baru tapi manusia lama yang sudah mati tapi akan dibangkitkan. Siapa yang akan menghuni ciptaan baru? Bukan ciptaan manusia baru. Tuhan tidak mengatakan “Adam sudah gagal, Aku ciptakan ciptaan baru”, maka diciptakanlah Steve misalnya, tidak. Tuhan membuat yang lama yang sudah mati dibangkitkan. Dan ini yang Dia pamerkan dengan menyembuhkan orang sakit. Dan pameran puncaknya adalah kesembuhan Lazarus yang sudah mati 4 hari. Lazarus sudah mati 4 hari, dibangkitkan. Mengapa perlu 4 hari? Karena hari keempat adalah hari orang Yahudi yang mau dibaptis, selesai puasa dan boleh dibaptis. Di dalam pengertian orang Yahudi siapa mau dibaptis, dia harus puasa dulu 3 hari, hari keempat baru dia dibaptis. Yesus membangkitkan Lazarus sengaja menunggu hari keempat, karena di dalam pengertian orang Yahudi baptisan itu mengandung pengertian ada pembaruan manusia dan Yesus mengatakan seolah-olah “bukan air yang memperbarui manusia tapi firmanKu”. Maka ketika Yesus ada di depan kubur Lazarus dan mengatakan “hai Lazarus keluarlah”, ini gambaran baptisan Yahudi, orang yang dibaptis itu diselam kemudian yang membaptis akan teriak sebuah nama dan orang itu akan keluar dari air, ini selesai dibaptis. Yesus mengatakan “hai Lazarus keluarlah”, Lazarus keluar dari kubur ini melambangkan bahwa ciptaan yang baru akan diisi oleh orang yang lama yang sudah mati, tapi diperbarui dengan kebangkitan. Berarti Saudara dan saya adalah pewaris dari bumi yang baru itu nanti. Siapa yang siapkan bumi yang baru? Yesus. Siapa yang siapkan penduduknya? Juga Yesus. Bagaimana cara Dia menyiapkannya? Ini yang murid-murid tidak mengerti. Cara Yesus menyiapkan adalah dengan memberi diriNya sebagai pengganti posisi kita yang lama. Supaya kita dapat posisi di bumi yang baru, Dia memperoleh posisi kita di bumi yang lama. Supaya kita mendapatkan tempat di ciptaan yang baru, Dia mengambil posisi kita di ciptaan yang lama. Maka dengan demikian ciptaan yang lama akan ambruk di dalam Kristus, ciptaan yang lama akan dihancurkan, akan diakhiri di dalam Kristus, ini menakjubkan. Ciptaan yang lama harusnya berakhir dengan kematian kita. Ini sesuatu yang jarang orang selidiki dari Kitab Suci. Orang cuma berpikir “karena dosa aku mati”, bukan hanya Saudara mati, ciptaan ini sedang mati bersama dengan engkau dan saya. Karena manusia adalah kepala dari ciptaan, manusia adalah pengelola dari seluruh ciptaan. Tuhan mengatakan “berkuasalah” berarti manusia itu raja dari seluruh ciptaan. Dan kita bukan hanya raja di dalam mengambil keputusan, kita juga raja di dalam hal yang bersifat metafisik, di dalam hal yang bersifat ontological. Keberadaan Saudara dan keberadaan ciptaan ini saling berkait. Di dalam tradisi orang kuno, di dalam tradisi Timur Dekat Kuno dipercaya bahwa kalau kota ditinggalkan manusia, maka kota itu akan menjadi rusak, bukan hanya karena tidak ada yang menangani tapi karena juga tidak ada the presence of human being, tidak ada kehadiran manusia. Sedikit banyak ini juga bisa kita aminkan. Kalau Saudara tinggalkan rumah Saudara, banyak kerusakan terjadi, kerusakan yang bahkan terjadi dengan cara yang aneh. Ketika rumah tidak ditinggali, hancurnya benar-benar hancur. Ada kaitan antara kehadiran manusia dengan alam, maka ketika manusia jatuh dalam dosa, alam turut binasa di dalam manusia. Kalau ini kita tidak mengerti, kita tidak tahu mengapa Yesus mesti mati. Alam sedang binasa di dalam manusia. Bagaimana cara mencegah kebinasaan alam? Harus ada manusia yang bisa tanggung kebinasaan tetapi juga membawa ciptaan ke dalam kondisi yang baru, dan itulah Yesus. Maka Yesus menggantikan posisi kita sebagai pemimpin dari seluruh ciptaan. Dan sebagai pengganti, Dia juga mengambil posisi kita yang sudah berdosa. Dan itu sebabnya Dia harus dimatikan dan kematian Dia berarti kematian dari seluruh alam di dalam Dia. Alam turut mati di dalam Yesus, tapi alam juga turut diperbarui di dalam Yesus karena Dia bangkit. Maka di dalam Dia ciptaan yang lama hancur, di dalam Dia ciptaan yang baru dimunculkan. Dan Yesus yang sama yang mati, Dia yang sama yang bangkit. Maka ciptaan yang sama yang hancur, ciptaan yang sama juga yang akan diperbarui. Manusia lama yang mati, manusia ini juga akan dibangkitkan. Maka siapa percaya kepada Yesus, dia berbagi yang di dalam ciptaan yang baru. Berarti penderitaan Yesus adalah cara untuk menyelesaikan pekerjaan penebusan.