Kita akan membahas tema Paskah pada hari ini. Mari kita membaca dari Injil Yohanes 20: 11-14, “Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.” Di dalam Yohanes ada kalimat yang unik yang dicatat dalam Injil ini, yaitu ketika Yesus akan mati di dalam pasal yang ke-19: 30 dikatakan “sesudah Yesus meminum anggur asam itu berkatalah Ia sudah selesai lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”, ini merupakan bagian yang sangat indah karena ketika Saudara menyadari arti sudah selesai, Saudara akan makin kagum terutama dengan Injil ini. Karena Injil ini menggambarkan banyak sekali hal yang berfokus kepada satu tema dan tema yang difokuskan adalah penciptaan kembali, the new creation. Injil Yohanes banyak berbicara tentang ciptaan yang diperbarui, penciptaan ulang. Maka pola-pola penciptaan ini muncul di dalam Injil ini dan kita dapat melihat kelimpahannya. Jadi gambaran dari kisah penciptaan dan penciptaan ulang ini dinyatakan di sini. Itu sebabnya ketika kita melihat di dalam pasal yang ke-19 ada kata “sudah selesai”, hal yang harus kita mengerti adalah Yesus sudah selesai menyatakan penciptaan baru itu. Ini merupakan satu tema yang sangat penting. Jadi ciptaan baru sudah selesai dengan Yesus mati di atas kayu salib. Tentu untuk mengerti ini kita mesti balik ke Kejadian pasal yang pertama, di mana Tuhan melakukan penciptaan di dalam 6 hari dan kita tahu di dalam hari yang keenam Tuhan menyelesaikan pekerjaanNya lalu hari ketujuh Dia ber-Sabat. Demikian di dalam hari Jumat, Yesus mati, ada teori yang mengatakan “Yesus mati tiga hari tiga malam, harusnya matinya hari Rabu atau paling tidak Kamis”, tapi itu akan menyalahi struktur dari Injil Yohanes, karena Injil Yohanes justru menekankan kematian Yesus disusul dengan Sabat, ini poin yang sangat penting. Yesus mati setelah itu Sabat. Mirip dengan kisah Kejadian, Allah selesai mencipta setelah itu Sabat. Inilah yang benar-benar menjadi pola penting untuk kita pahami. Jadi ada penciptaan kemudian ada Sabat. Ada kisah penciptaan lalu Allah beristirahat. Saudara bisa membayangkan betapa agungnya kisah dari Injil Yohanes karena kematian Yesus itu dianggap sebagai SabatNya Dia. Apakah Dia tidak mati? Tentu Dia mati, tetapi justru di sini Injil Yohanes mulai menekankan tema yang sangat penting. Kalau kita lihat setelah Allah mencipta di dalam 6 hari, maka hari yang ketujuh itu adalah Sabat. Kalau hari yang ke-7 adalah Sabat berarti Tuhan sudah selesai mencipta, masuk ke hari yang ketujuh, dan ini pola yang sama yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. Dia mati di kayu salib lalu Dia mengatakan “sudah selesai”. Setelah Dia mengatakan “sudah selesai”, masuk ke dalam Sabat. Ini merupakan pola yang sangat indah, ciptaan baru sudah selesai. Apa beda ciptaan baru dengan ciptaan lama? Apakah ciptaan yang lama itu jelek? Apakah ciptaan lama tidak mempunyai kebaikan sama sekali? Tentu ciptaan yang lama itu baik, Tuhan sangat menyukainya, bahkan Tuhan memberikan komentar “sungguh amat baik”. Di dalam komentar “sungguh amat baik”, kita tahu Tuhan bukan cuma mencipta dengan sempurna, tapi juga Tuhan mencipta dengan cara yang memuaskan diriNya. Standar Tuhan terpenuhi oleh keindahan ciptaan, the beauty of creation ini memenuhi fulfills semua kesenangan dalam hati Tuhan. Maka kata yang dipakai pun sangat indah yaitu me’ot tov yang artinya adalah sungguh amat baik. Keadaan yang membuat hati Tuhan bisa masuk ke dalam rest, Tuhan menyukai, Tuhan menyenangi dan Tuhan menikmati seluruh hal yang Dia sudah jadikan. Itu sebabnya penciptaan yang sudah selesai ini merupakan penciptaan yang sempurna. Tapi kemudian dosa masuk dan merusak segalanya, inilah yang harus kita pahami, dosa itu tidak jadi bagian dari rencana penciptaan Tuhan. Dosa bukan bagian dari struktur penciptaan. Struktur penciptaan indah dan Tuhan senang, dosa tidak mungkin Tuhan senangi. Tuhan bukan pencipta dosa, Tuhan bukan penyebab dosa, Tuhan bukan pencipta kekacauan, Tuhan bukan penyebab kekacauan. Di dalam Kitab Suci dikatakan Tuhan berdaulat dalam segala sesuatu dan ini berarti Tuhan mampu merubah yang kacau jadi baik. Tapi Tuhan tidak boleh dianggap bertanggung jawab sebagai sumber dari kekacauan dan dosa karena Tuhan mencipta dan Dia senang. Dia melihat seluruh alam yang Dia ciptakan dan Dia mengatakan “sungguh amat baik”. Kalau seluruh alam dikatakan “sungguh amat baik”, maka tidak ada apapun yang Tuhan benci di dalamnya, manusia tidak Tuhan benci, alam tidak Tuhan benci, tubuh manusia tidak Tuhan benci, binatang tidak Tuhan benci, seluruh keberadaan tidak Tuhan benci, seluruh ciptaan di langit dan di bumi di laut dan juga bahkan di dalam seluruh alam semesta tidak ada yang Tuhan benci, tidak ada yang Tuhan tidak suka. Semuanya Tuhan suka, semuanya Tuhan senang, maka dosa tidak termasuk bagian dari penciptaan. Itu sebabnya Kejadian 3 menggambarkan sebuah peristiwa yang sangat menakutkan yaitu tentang kejatuhan manusia. Manusia jatuh dalam dosa, manusia dihancurkan oleh dosanya. 

1 of 6 »