Ini yang Paulus katakan untuk menunjukan bukti cinta kasihnya di dalam 1 Korintus 9: 19. Dia mengatakan “sungguh pun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang”. Mengapa Paulus melayani di Korintus? Dia pergi dalam kebebasannya. Dan karena dia pergi dalam kebebasannya, dia tidak dapat support dari gereja, itu wajar. Paulus harus bekerja karena kalau tidak bekerja dia tidak bisa makan, tidak bisa hidup. Dia memutuskan secara simultan menjadi tuan sekaligus budak. Dia percaya ini bisa, Kristus adalah Tuan sekaligus Budak. Dia adalah yang paling tinggi sekaligus rela menjadi paling rendah. Paulus adalah pimpinan yang bebas tapi dia menjadi hamba yang mengikat dirinya pada orang lain. Maka pada On Christian Freedom, Luther mengingatkan mari orang Kristen hidup seperti ini, mari bebas. Lalu mari belenggu diri untuk menjadi hamba bagi yang lain. Selama fokus hidup kita masih terus diri, Saudara tidak mengerti apa itu kasih karena kasih selalu mengalir keluar. Belajar untuk berkutat keluar, belajar untuk melihat “aku harus melakukan apa untuk menjadi orang Kristen yang baik, apa yang harus saya kerjakan untuk menjadi orang yang membagikan kasih”, itulah Christian freedom, itu kebebasan sejati. Itu berarti Saudara bebas dari belenggu karena Saudara tidak diikat oleh apa pun selain oleh kasih. Ketika orang mengatakan “orang Kristen katanya mengasihi, tapi mengapa dia tidak mengasihi saya?”, itu orang Kristen masih terbelenggu, belum bebas. Tapi ketika orang Kristen mengatakan “orang Kristen harus mengasihi, saya harus belajar mengasihi”, ada harapan bagi dia untuk menikmati kebebasan Kristen. Ini yang ditekankan di dalam buku Martin Luther. Mari kita pikirkan hal ini, mari kita jalankan hal ini. Saudara menjadi pelayan bagi yang lain, Saudara mesti belajar memberikan waktu bagi yang lain, berikan kemungkinan untuk menjadi penolong bagi yang lain. Apa pun yang Saudara perlukan untuk bagikan, Saudara bisa bagikan. Saudara harus melakukan itu di dalam kehidupan bergereja, mulai belajar memperhatikan orang lain, belajar memperhatikan apa yang menjadi problem dari orang lain. Saya tidak mengatakan Saudara harus bebas masalah dulu baru lakukan ini, tidak ada yang bisa bebas masalah. Setiap orang akan punya problem yang dihadapi, tapi problem yang dihadapi akan dijalani bersamaan dengan kemungkinan untuk melayani orang juga. Tuhan juga tidak memakai Paulus yang bebas masalah untuk melayani di dalam kasih kepada jemaat Korintus. Tuhan tetap mengizinkan dia berbagian dalam melayani. Mari belajar mengasihi, mengasihi yang membebaskan kita. Kita tidak terbelenggu oleh keterbatasan, kita mengatakan “saya punya masalah, saya akan tangani tapi bersamaan dengan itu saya juga akan belajar berbagian di dalam mengasihi.”. Maukah Saudara menikmati kebebasan Kristen yang tidak diperintahkan oleh tugas, oleh SOP, tapi diperintahkan oleh dorongan kasih yang bebas. Harap kita bertumbuh di dalam kemampuan menjalankan ini, inilah bahagia Kristen yang sangat melimpah.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)