Martin Luther mengatakan kebebasan tidak bisa diperoleh tanpa ada identitas dulu. Bagaimana mau bebas kalau bahkan engkau tidak tahu kemana harus menuju. Alkitab tidak mengatakan kepada orang Israel ketika keluar dari Mesir, “kamu bebas”, “kami ke mana Tuhan?”, “terserah, mau ke kanan boleh, ke kiri boleh”. Tuhan mengatakan secara spesifik, “setelah Aku memberikanmu kebebasan, pergilah ke Sinai. Setelah sampai di Sinai, dengar firman di situ.”, Israel diberikan gol yang spesifik. Kalau Saudara mau menjadi orang Kristen, Saudara harus bertanya kepada Tuhan, “apa yang Tuhan mau saya jalankan di dalam hidup, tujuannya kemana?”. Dan Alkitab menekankan tujuan Saudara sama dengan pendirian awal dari identitas Saudara yaitu Kristus. Tujuan Kristus, titik awal dari identitas Kristus. Kristus adalah identitasku, Dia yang menjadikan aku hidup, Dia memberikan aku hidup dan Kristus menjadi tujuan final. Pengertian ini pengertian unik, Tuhan tidak menjadikan tempat sebagai sasaran Saudara, Tuhan menjadikan person yaitu Kristus menjadi sasaran Saudara. Tuhan tidak menjadikan lokasi, Tuhan tidak menjadikan tempat spesifik, Tuhan tidak menjadikan pekerjaan spesifik menjadi pekerjaan Kristen. Kalau Tuhan memberikan spesifik, Saudara akan terkurung dan tidak bebas. Tuhan mau banyak orang kerjakan banyak hal. Dan banyak hal itu harus dikerjakan untuk Tuhan. Maka Tuhan memberikan gol yang sangat spesifik yaitu Kristus. Apa identitas saya? Menjadi benar karena Kristus. Apa tujuan saya? Menjadi seperti Kristus, menjadi seperti Dia. Apa yang disebut seperti Dia? Filipi 2, Dia rela memperhamba diri demi kasihNya kepada yang lain. Maka kita menjadi sadar bahwa Alkitab memberikan dorongan kepada kita orang Kristen untuk menikmati hidup seperti Kristus menjalaninya. Hidup menyenangkan adalah hidup seperti Kristus. Kalau begitu saya mau tahu hidup seperti Kristus itu seperti apa, karena itu menyenangkan. Saudara akan sangat peka untuk menerima ajaran, Saudara akan sangat membuka telinga, Saudara ingin tahu segala hal. Cuma ada satu alasan mengapa orang enggan mendengar khotbah atau malas, karena dia sok tahu, itu problem paling besar. Dan Socrates mengatakan permulaan pengetahuan adalah dia sadar dia tidak tahu apa-apa. Jadi Saudara tidak akan bertumbuh kalau kita pikir kita tahu, kita mesti benar-benar kembali ke titik nol, saya tidak tahu saya mesti kemana. Dan saya mau peka buka telinga untuk dengar Tuhan mau bicara apa kepada saya. Maka menghidupi hidup seperti Kristus itu penting, pasti kita akan langsung mengambil catatan. Hidup seperti Kristus apa? Saya mau hidup baik, saya sudah mau singkirkan segala tawaran dunia yang palsu, hidup akan menyenangkan kalau kamu menjadi tuan, kalau kamu bisa bersenang-senang dan segala macam, aku ingin hidup seperti Kristus, Apa bedanya? Bedanya menurut Martin Luther di dalam On Christian Freedom, kehidupan Saudara di luar Kristus adalah kehidupan di dalam daging. Kehidupan di dalam Kristus adalah kehidupan spiritual. Apa itu hidup di dalam daging dan hidup spiritual? Hati-hati, ini bukan berarti hidup di dalam fisik dan bukan berarti hidup di dalam keadaan non-fisik. Hidup di dalam daging menurut Luther adalah kehidupan yang makin diberi kebebasan, makin dia akan bertindak kacau. Makin diberikan kebebasan, makin dia akan terjerat hawa nafsu. Makin diberi kebebasan makin akan menunjukan identitas sebagai budak. Itu tajam sekali, kebebasan akan menunjukan who you are. Sangat tajam bagi saya secara eksistensial. Luther mengatakan jika engkau adalah daging adanya, sifatnya kedagingan, kebebasan akan membuat kamu menunjukan sifat budakmu, diperbudak oleh hawa nafsu. Engkau akan menunjukan engkau adalah orang yang paling senang tunduk kepada hawa nafsu, apa pun yang diperintahkan hawa nafsu itu yang saya lakukan. Kebebasan akan berujung kematian bagi mereka yang dikuasai oleh kedagingan. Mengapa kedagingan bisa muncul? Ini yang sangat mengkhawatirkan, Martin Luther mengatakan kedagingan adalah kebebasan palsu yang dijalani atas nama hawa nafsu. Kita pikir kita bisa bebas, lalu kita lakukan apa pun yang kita mau, akhirnya keadaan kita semakin buruk. Itu adalah kebebasan palsu, akan menunjukan kedagingan kita. Maka kita perlu memiliki pengertian yang jelas dulu bahwa kebebasan sifatnya rohani, spiritual. Kebebasan akan Tuhan tawarkan bukan kepada orang yang masih berada dalam kedagingan. Tuhan memberikan kebebasan kepada mereka yang rohani. Karena yang ada pada kedagingan hanya akan menunjukan kefasikan dan kecemaran waktu dia diberikan kebebasan. Kebebasan bukan untuk mereka yang belum dewasa, yang belum rohani. Anak remaja sekarang diberi terlalu banyak uang, terlalu sedikit tanggung jawab, kebebasan palsu. Beri mereka tanggung jawab, mereka perlu tanggung jawab. Biasakan bertanggung jawab, kamu punya tugas ini di rumah, kamu punya tugas di luar, kamu punya tugas apa, kamu kerjakan itu. Itu yang akan membuat kamu menjadi manusia, itu yang akan membuat kamu dewasa. Martin Luther mengatakan memberikan kebebasan membuat orang mati karena dia masih kedagingan. Kalau Tuhan mengatakan “do whatever you want”, ya sudah dia akan makan buah pengetahuan yang baik dan jahat, bukan hanya makan sekali kemudian tambah lagi, lalu pohonnya ditebang dan dibagi-bagi. Manusia kedagingan tidak bisa diberi kebebasan. Karena itu Tuhan memberikan Taurat. Tuhan memberikan sesuatu yang strict, “kamu tidak boleh ini itu, lakukan ini itu, jangan begini jangan begitu. Kamu tidak boleh bebas, kamu belum sanggup”. Lalu kapan kami boleh bebas? Kalimat Luther mengharukan saya “ketika engkau mengerti apa itu cinta. Karena cinta akan membuat engkau bertindak bukan karena terpaksa. Jika engkau belum mampu mengasihi, engkau daging, belum rohani”. Kemampuan mengasihi membuat engkau spiritual, spiritual bukan kaitan fisik atau tidak ada fisik. Kemampuan engkau mengasihi menjadi bebas, kebebasan karena kasih. Mengapa Tuhan Yesus datang ke dunia? Karena kasih. Tidak ada Hukum Taurat yang mengharuskan Dia, Dia Allah. Dia tidak diikat oleh undang-undang apa pun, tidak ada persepakatan dari majelis mana pun yang mengharuskan Dia datang. Dia datang karena cinta, karena kasih. Karena kasih, Dia mati di atas kayu salib. Karena kasih, Dia membelenggu diri menjadi hamba. Ini kekuatan kebebasan. Maka Luther mengatakan kasih itu tanda kebebasan sejati, engkau merdeka karena engkau kasih. Mengasihi adalah tanda engkau bebas, nikmati kebebasanmu karena engkau tidak akan menjadi liar di dalam kebebasan ini. Engkau akan mendisiplin diri, bahkan engkau akan menyangkal diri, engkau akan pikul salib, engkau akan matikan keinginan daging karena engkau dikuasai oleh kasih, kasih kepada Tuhan, kasih kepada sesama, kalimat ini sangat mengharukan. Maka kita menjadi orang yang pelan-pelan menikmati kebebasan, menikmati tema-tema Kristen karena pergumulan, karena mengerti, karena berusaha memahami bahwa di dalam anugerah Tuhan ada kebebasan dan kebebasan itu akan membuat engkau bertindak dengan kasih. Ini yang ditekankan, bagaimana kita memperoleh kebebasan? Harus sudah dewasa dulu, bagaimana dewasa? Belajar mengasihi, bagaimana belajar mengasihi? Jika engkau dikasihi.