Inkarnasi mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan yang kita jalankan di dalam tubuh adalah kehidupan untuk dibagi, kehidupan untuk di-share. Mengapa Kristus berinkarnasi? Supaya Dia memunyai tubuh. Mengapa Dia memunyai tubuh? Yohanes Pembaptis mengatakan sebab Dia Anak Domba Allah yang menanggung dosa dunia. Saudara tahu apa hebatnya menjadi domba atau kambing atau lembu dalam tradisi Israel? Mereka adalah satu-satunya binatang yang mungkin punya bagian tubuh yang masuk ruangan maha suci. Tidak ada manusia bisa masuk ruang maha suci kecuali imam besar. Kalau Saudara lahir dari keturunan Benyamin, tidak ada kemungkinan masuk ruang maha suci, cuma dengar cerita dari imam besar “ruangannya bagus, emas, ada patung kerub yang tinggi”, lalu Saudara cuma dibuat terkagum-kagum. Binatang-binatang itu bisa memunyai kemuliaan seperti itu, mereka bisa masuk ke ruang maha suci. Tapi masuk dengan berkorban, mereka menyerahkan tubuhnya untuk menjadi korban. Kristus disebut Anak Domba Allah karena Dia punya tubuh untuk dibagikan. Setiap Perjamuan Kudus kita belajar ini, Kristus mengambil roti, memecah-mecahkannya, membagikannya dan mengatakan “inilah tubuhKu, makanlah”. Kristus mengatakan “ini Aku, ambil, makanlah”. Maka virtue atau kebajikan hidup demi kebahagiaan bersama, hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain tidak mungkin dimiliki kecuali kita menyembah Kristus yang sudah lebih dulu melakukannya. Kristus yang inkarnasi adalah Kristus yang membagi tubuhNya, Dia tidak berinkarnasi untuk orang mengutamakan tubuhNya, merawat dan membuat Dia jadi spesial, membuat Dia menjadi orang yang menerima begitu banyak penyembahan dan kebaikan waktu Dia di bumi. Waktu di bumi, Dia melakukan hal yang berlawanan dengan semua raja-raja dan para pemimpin agama pada waktu itu. Dia menjadi korban. Maka sulit bagi kita belajar virtue ini, kebajikan ini, hidup untuk orang lain kecuali kita menyembah Kristus yang menyerahkan hidupNya untuk orang lain. Biarlah kita tidak merasa dirugikan kalau kita diminta Tuhan untuk mengerjakan pelayanan yang besar sekali. Apakah Saudara pernah merasa rugi kalau melayani Tuhan? Atau pernahkah Saudara merasa rugi ketika Saudara harus kontribusi banyak hal untuk orang lain? Ketika Saudara harus kerja mati-matian dan orang lain mendapat berkat, ketika Saudara melakukan pekerjaan setiap hari yang Saudara kerjakan demi orang lain dapat sesuatu. Mari habiskan hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain, bukan untuk diri, ini virtue Kristen yang mungkin hanya dipahami dengan mengagumi dan menyembah Kristus yang berinkarnasi. Ini mengapa kita menyembah Kristus yang berinkarnasi itu. Inkarnasi, lalu kita menyembah Dia, sehingga kita belajar apa itu kerendahan hati, bagaimana kita merendahkan hati. Lalu yang kedua, kita belajar dari inkarnasi bagaimana kita memunyai tujuan hidup yang diberikan hanya untuk berkat demi kesenangan untuk Tuhan. Ini hal kedua dari inkarnasi.

Hal kedua dari mengapa menyembah Yesus memberikan virtue, kebajikan sejati, eusebia, saleh, mengapa orang bisa saleh? Karena menyembah Kristus. Yang kedua adalah karena Kristus merupakan satu-satunya dalam sepanjang sejarah manusia yang mengerti bagaimana menjadi manusia setelah sebelumnya Dia sudah ada. Hanya satu-satunya Kristus yang menjadi manusia dan Dia punya pre-existansi, tidak ada yang punya pre-existansi dan menjadi manusia untuk menjadi objek sembahan kita. Hanya Kristus yang pernah ada, Dia adalah Pribadi kedua dari Tritunggal, Dia adalah Allah sendiri, lalu Dia menjadi manusia, tidak ada yang pernah seperti ini. Saudara dan saya selalu lahir dan muncul di dalam dunia ini dengan awal yang jelas yaitu ketika Saudara dikandung dan setelah itu Saudara lahir. Dan Saudara baru punya kesadaran setelah dipukul oleh dokter atau perawat untuk bisa menangis. Kita tidak punya pre-existensi, tidak ada satu pun dari kita yang sudah ada sebelum kita menjadi manusia. Itu sebabnya Saudara jangan percaya kepada teori yang mengatakan “sebelum engkau lahir sebenarnya engkau sudah somebody, kalau kamu punya tahi lalat itu sebenarnya bekas luka zaman dulu”, itu semua omong kosong. Mengapa kita perlu menyembah Kristus? Karena Dia satu-satunya yang punya pre-existensi sebelum menjadi manusia. Dan ini penting untuk kesalehan kita supaya kita tahu bahwa menjadi manusia itu tidak sesempit lingkup kita. Menjadi manusia adalah satu keberadaan yang melampaui hal-hal yang natural tapi yang bersentuhan juga dengan hal yang supranatural yaitu Tuhan. Lalu bagaimana kita bisa bersentuhan dengan hal yang supranatural ini, bagaimana manusia yang terbatas ini dapat memunyai point of contact dengan Dia yang adalah Pencipta? Saudara memunyai point of contexst itu melalui worship, melalui beribadah kepada Dia yang menjadi manusia setelah sebelumnya memunyai keberadaan sebagai Allah. Dia terus menjadi Allah, Dia tidak berinkarnasi kemudian berhenti menjadi Allah. Namun keberadaan Dia yang adalah Ilahi lalu Dia menjadi manusia memberikan kepada kita kesalehan sejati karena kita mengerti bahwa Dia yang kita sembah adalah yang memegang seluruh hidup, seluruh zaman dan seluruh keberadaan dari alam semesta ini, namun Dia rela menjadi manusia. Waktu Saudara menyembah Kristus, Saudara akan mendapatkan gabungan dari 2 hal, ini penting sekali secara filosofis. Saudara akan mendapatkan gabungan antara hal yang real sehari-hari dengan hal yang sifatnya total. Manusia perlu menyadari 2 hal ini, total dan yang real sehari-hari. Manusia perlu menyadari adanya yang mutlak, yang total, yang menyeluruh, tapi manusia juga perlu konteks yang sifatnya parsial. Saya ambil contoh, apakah Saudara mengerti apa itu manusia? Mengerti. Apakah Saudara pernah bertemu dengan seluruh manusia di bumi ini? Tentu tidak, Saudara hanya bertemu dengan part yaitu individu-individu yang menjadi manusia. Mereka yang menjadi manusia adalah orang-orang yang Saudara kenal secara real, tapi setelah itu Saudara langsung tahu manusia itu seperti apa. Saudara ingin tahu ada Tuhan meskipun Saudara tidak mungkin memahami Dia secara total. Manusia perlu pengalaman seperti ini, bertemu pengalaman yang parsial, yang bisa kita lihat. Namun yang parsial ini ternyata mewakili yang total, mewakili keseluruhan keberadaan. Kristus adalah yang mewakili keseluruhan keberadaan karena Dia yang menciptakan segala sesuatu, namun Dia juga adalah manusia yang parsial, Dia ada di dunia ini, Dia adalah orang Yahudi, Dia anak dari Yusuf dan Maria, Dia tidak menjadi anak semua orang. Saudara tidak bisa mengatakan “Yesus adalah Sang Anak Sejati maka siapapun orang tua, anaknya Yesus”. Yesus itu anak Yusuf dan Maria, selesai, Dia hadir di dalam konteks yang lokal. Apakah Yesus bisa menguasai semua bahasa? Saudara mengatakan sebagai Allah Dia Mahatahu, tapi sebagai Manusia, Dia tidak bisa semua bahasa. Dia bisa bahasa Aramaik, sedikit Yunani, dan yang pasti Dia tidak mungkin tahu Bahasa Indonesia. Yesus kan Mahatahu? Iya, Dia Allah, tapi sebagai Manusia, pengetahuanNya juga terbatas. Jadi Dia tidak terbatas atau terbatas? Tidak terbatas sekaligus terbatas. Apa pentingnya menyembah seperti ini? Karena Saudara akan mampu mengaitkan keterbatasan pengalaman Saudara dengan yang tidak terbatas, yang menampung seluruh pengalaman terbatas Saudara. Saya tidak tahu apakah ini menjadi bagian yang pernah kita gumulkan atau tidak, tapi saya pernah gumulkan itu. Misalnya saya pernah menggumulkan mengapa saya perlu belajar ide-ide atau pemikiran-pemikiran yang tidak tentu saya terapkan dalam pekerjaan? Ini konsep pengertian klasik dari belajar, Saudara belajar bukan untuk diterapkan dalam pekerjaan, Saudara belajar supaya menjadi manusia yang penuh. Saudara menjadi manusia yang berlimpah kalau belajar. Jadi bukan hal yang rugi kalau Saudara belajar hal-hal yang mungkin tidak Saudara lalukan. Saudara perlu hal yang spesifik, tapi Saudara juga perlu hal yang total. Dan kita akan bertumbuh dalam kesalehan kalau kita menyembah Pribadi yang sekaligus penyebab segala yang total, tapi juga hadir secara parsial, dia hadir dalam waktu yang tertentu. Yesus sebagai Manusia tidak hadir di setiap tempat, Dia tidak hadir di Betlehem sekaligus di Nazaret. Waktu Dia berkhotbah di Nazaret sekaligus Dia sedang memancing bersama Petrus di Danau Galilea, tidak. Waktu Dia di Bait Allah, sekaligus Dia membimbing Yohanes memancing ikan, tidak. Waktu Dia ada di pinggir Danau Galilea, Dia tidak mungkin ada di Yerusalem. Waktu Dia di Yerusalem, Dia tidak mungkin ada di Bandung. Sebagai manusia, dalam keadaan fisikNya Dia terbatas. Namun Dia juga kekal. Ini sebabnya Saudara perlu menyembah Kristus, karena tanpa menyembah Kristus, Saudara akan sulit mengaitkan antara yang total dan keberadaan kita sebagai manusia yang punya konteks lokal ini. Bagaimana saya tangani masalah, itu saya perlu tahu. Tapi saya juga perlu tahu background pengertian yang bijaksana. Dan ini yang dapat kita miliki ketika kita menyembah Kristus, satu-satunya Pribadi yang merupakan Allah yang menjadi Manusia. Kesalehan hidup terjadi karena hal ini. Mengapa saleh? “Karena saya belajar mengosongkan diri, saya belajar rendah”. Mengapa bisa belajar rendah? “Saya menyembah Allah yang merendah. Saya juga belajar hidup bagi yang lain”, itulah kesalehan sejati. “Saya belajar hidup demi yang lain, saya belajar hidup untuk menjalankannya demi yang lain”. Orang tua menjalani hidup demi kebaikan anak, demi kebaikan sekitar, demi kebaikan pekerjaan, demi kebaikan masyarakat dan lain-lain, itu orang tua Kristen yang baik. Demikian juga orang Kristen akan mulai berpikir bahwa apa yang saya kerjakan akan memengaruhi orang lain, akan menjadi berkat bagi yang lain, dan saya siapkan komitmen saya untuk menjalani hidup demi kebaikan orang lain, demi berkat yang lain dan demi bahagia komunitas saya dan demi kesenangan hati Tuhan.

Lalu yang terakhir mengapa perlu menyembah Kristus? Karena satu-satunya cara untuk Saudara memahami makna yang melampaui manusia sekaligus mengerti kehidupan yang real yang harus dijalankan sebagai manusia, hanya mungkin dilakukan dengan menyembah Kristus. Kristus adalah Allah, sebagai Allah Dia adalah Sang Pencipta dan Penopang segala sesuatu, tapi sebagai Manusia Dia tidak menopang semu orang. Saudara tahu di Israel ada berapa banyak orang buta? Yesus sembuhkan berapa orang? Kira-kira yang Yesus sembuhkan itu sudah semua atau belum? Belum. Mengapa Yesus tidak sembuhkan semua yang buta? Mengapa Yesus tidak berdiri di Bait Suci lalu berteriak “buta pergi”, tiba-tiba semua yang buta bisa melihat. Lalu Yesus teriak lagi “kusta pergi”, semua yang sakit kusta sembuh. “Lumpuh merangkak”, lalu semua yang lumpuh merangkak pergi. Bukankah cara itu lebih efektif untuk meniadakan yang buta, lumpuh, kusta. Yesus bahkan kalah efektif dari pada pembicara KKR di televisi, “tinggal arahkan tanganmu ke tv, apa pun penyakitmu, kamu akan sembuh”, bahkan dia tidak kenal orangnya. Yesus tidak melakukan itu, Yesus tidak mengatakan “pokoknya siapa pun yang sakit kanker, sembuh. Yesus sebagai manusia menyembuhkan orang yang Dia temui, yang berinteraksi denganNya, yang datang memohon kepadaNya “Guru, anakku akan binasa, tolonglah dia”, Yesus mengatakan “pergilah, imanmu membuat anak itu sembuh”. Ada orang tua berduka karena anaknya meninggal lalu dia berjalan dari kota mau ke kuburan, bertemu dengan Yesus, Yesus bangkitkan anak itu. Tapi Yesus tidak setiap kali jalan di kuburan lalu membangkitkan semua yang mati. Dia bertemu orang, real. Saudara dan saya belajar hal itu, kita tahu siapa yang menopang dunia ini, kita tahu apa yang harus dikerjakan oleh manusia secara total, tapi kita juga tahu apa yang harus saya lakukan sebagai individu. Saudara sebagai manusia tahu ada yang total yang perlu dikerjakan oleh GRII. GRII harus mengajarkan doktrin yang benar, membuat seminar, mengadakan KKR, GRII harus ini dan itu, tapi Saudara tidak tentu harus kerjakan semua. Saudara tahu ada bagian spesifik yang harus Saudara kerjakan. Dan itu yang membuat Saudara berlimpah sebagai manusia, mengerti total tapi menjalankan apa yang ada di depan secara real. Itu sebabnya manusia yang realistik adalah manusia yang mengerti hal total dan menjalankan apa yang real di depan dia. Kalau Saudara mengerti yang total dan menjalankan yang total, tidak mungkin. Saudara mengerti yang real, tidak mengerti yang total, Saudara miskin sekali. Kiranya bijaksana hidup seperti ini, kesalehan sejati seperti ini boleh kita miliki dan makin kita miliki karena beribadah kepada Kristus. Worship Him, menyembah Dia, mengagumi Dia, mengenal Dia, mempelajari siapa Dia, makin mengerti apa yang dibagikan oleh Alkitab mengenai doktrin Kristus dan makin lama makin mengerti bagaimana aplikatifnya ini dalam kehidupan saya. Dan ketika kita belajar mengaplikasikan pelan-pelan satu demi satu, kita akan semakin berlimpah sebagai orang Kristen yang sujud menyembah Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 4 of 4