Ketika orang beribadah kepada Tuhan, dia bawa semua hal yang dia miliki dalam hari-hari sebelumnya, bergumul di hadapan Tuhan. Dia bawa pergumulan hidupnya yang berat atau yang penuh sukacita, atau ketidak-mengertinya dia, atau bahkan pengertian dia. Dan dia datang dengan segala perasaan seperti ini untuk dibawa ke dalam kebaktian. Dan ibadah itu akan me-reshape dia dengan cara yang sangat unik. Orang akan dibentuk kembali di dalam kebaktian. Dan pembentukan ini yang akan mendewasakan orang di hari-hari selanjutnya. Ketika orang datang untuk beribadah, untuk menyembah, pada waktu itu ada kekuatan besar untuk membentuk dia. Dia dibentuk karena ibadahnya. Dan ini sudah disadari oleh orang-orang dari zaman dulu. Mengapa orang-orang dalam tradisi Kekaisaran Roma terus memaksakan supaya patung disembah di daerah jajahan? “Mengapa kita harus menyembah Kaisar Roma?”, karena ibadah kepada kaisar sehingga mau tidak mau dia akan dilatih untuk beribadah dan berkomitmen kepada kaisar. Komitmen kepada kaisar menjamin keutuhan Kekaisaran Roma. Saudara bisa lihat salah satu metode yang dipakai Kekaisaran Roma untuk menjaga kekaisaran yang sebesar itu adalah agama. Banyak orang jenius di zaman dulu yang kita tidak sadari. Dan salah satu cara untuk membuat semua orang tunduk dan taat adalah worship, beribadah kepada kaisar supaya engkau tunduk pada pemerintahan Roma. Saudara tebak kelompok mana yang anti sujud kepada kaisar? Yang pertama menjawab “Yahudi”, karena mereka lebih banyak. Yahudi mengatakan “tidak”, gubernur mengatakan “harus”, orang Yahudi mengatakan “tidak”, gubernur mengatakan “mati”, orang Yahudi menjawab “biar”, ini berani sekali. Karena banyak orang Yahudi yang penting, ini pertimbangan Kekaisaran Roma, ditanya “apakah penyembahan kepada kaisar sudah berhasil?”, “kurang, karena ada kelompok yang tidak mau?”, “siapa yang tidak mau? bunuh mereka semuanya”, “maaf tuan, kelompok yang tidak mau adalah Yahudi”, “berapa banyak pengusaha kaya di mereka?”, “lumayan banyak”, “pajak yang kita dapat dari mereka berapa banyak?”, “lumayan tuan”, “kalau mereka dibunuh, kita rugi berapa?”, “seginituan”, “celaka, orang Yahudi ternyata lumayan ya”, “iya lumayan tuan, banyak yang kaya dari mereka”, “kalau begitu orang Yahudi tidak boleh dibunuh”, “tapi kalau mereka dibiarkan tidak menyembah kaisar, yang lain akan ikut, padahal yang lain sudah tidak menyembah, mereka miskin, tidak berguna, kalau mereka kita bunuh, kita mesti bayar tentara lagi. jadi bagaimana?”, “ya sudah khusus Yahudi diizinkan tidak menyembah tapi harus ada alasan yang kuat”. Alasannya adalah karena mereka tidak pernah menyembah gambar apa pun. Coba lihat tempat ibadah mereka, tidak pernah ada patung siapa pun, mereka tidak pernah menyembah manusia siapa pun, jadi sulit bagi mereka untuk menyembah manusia karena itu tidak diizinkan dalam tradisi mereka yang besar. Roma menghormati karena Yahudi lebih tua dari Roma. Sebelum ada Roma sudah ada Musa, sebelum ada Roma sudah ada Yahudi, “jadi kami izinkan Yahudi tidak menyembah dengan alasan mereka tidak pernah menyembah manusia”. Sekarang orang memberikan laporan lagi kepada kaisar, “ada lagi kelompok yang ikut-ikutan tidak menyembah patung kaisar”, “siapa lagi?”, “ini ada kelompok Yahudi juga, tapi herannya tidak mirip seperti Yahudi, karena yang pertama mereka miskin”, orang Kristen dulu miskin tapi luar biasa cinta Tuhan, orang Kristen sekarang banyak yang kaya tapi tidak tahu apakah benar cinta Tuhan atau tidak. Maka orang-orang memberikan laporan kepada kaisar, “orang Yahudi ada yang tidak mau menyembah, tapi mereka ditolak oleh orang Yahudi sendiri, sepertinya mereka bukan orang Yahudi”, “anggap saja Yahudi”, “tidak bisa, karena mereka menyembah manusia namanya Yesus. Bahkan bukan hanya menyembah, mereka sengaja memakai title untuk kaisar kita diberikan kepada Yesus. Kita sebut kaisar kita kyrios, soter, mereka pakai istilah ini untuk Yesus. Yesus adalah Kyrios, Tuhan. Yesus adalah Soter, Juruselamat. Yesus disebut Tuhan dan Juruselamat, ini keterlaluan”. Akhirnya orang Roma menindas orang Kristen dengan keras sekali, mereka dibunuh kalau masih menyembah Yesus dan tidak mau menyembah patung kaisar. Mengapa mereka bersikeras mempertahankan ibadah kepada kaisar? Karena ini akan membentuk kesetiaan kepada Kekaisaran Roma. Ibadah sangat memengaruhi Saudara. Ketika Saudara tidak memunyai hati untuk beribadah, meskipun hadir di sini, Saudara tidak akan dibentuk oleh Tuhan. Ketika kita datang ke sini dan kita hanya menantikan kapan khotbah, setelah itu hanya dapat beberapa poin, kemudian langsung pikir “ini bisa dikhotbahkan lagi di pelayanan saya”, setelah itu pulang, tidak ada gunanya. Apalagi datang ke sini karena dipaksa dan hanya main HP untuk balas WA orang, apa gunanya. Ibadah sangat penting, pembentukan paling efektif untuk jiwa manusia bukan pendidikanmu di sekolah, tetapi ibadah. Ini sebabnya hancurkan ibadah dan Kekristenan akan hancur. Ketika Kekaisaran Roma menyuruh orang menyembah patung kaisar, mereka akan terbentuk berdasarkan image dari kaisar dan segala bentuk kandungan dari image itu. Baik visi dari kekaisaran maupun motivasi kekaisaran itu ada, maupun dedikasi kepada kekaisaran itu akan dinyatakan melalui penyembahan image dari kaisar. Tapi bukan hanya image dari kaisar, dari dulu agama apa pun akan menuntut umatnya menyembah supaya umatnya bisa dibentuk dengan cara yang dipahami dan dianut oleh agama itu. Ketika orang menyembah patung-patung, dewa-dewa, dan berhala-berhala, orang pun sulit mengetahui konsep relasi dan kesetiaan. Ketika orang menyembah Allah, hal yang paling sulit diterima adalah poligami. Maka Tuhan tangani ini pelan-pelan. Waktu Tuhan menyatakan agama, manusia sudah hidup dalam gaya seperti ini. Tuhan datang dan Tuhan menangani kekacauan, bukan Tuhan datang lalu menyetujui kekacauan.
Di abad ke-5 sebelum Masehi, sebelum Kristus datang, 400 tahun lebih sebelum Kristus datang, seorang bernama Protagoras sudah mulai meragukan fakta tentang dewa-dewa. Dia mengatakan bahwa berhala-berhala itu sulit diterima, karena pertama tidak bisa ada fondasi logis, pengertian yang teratur untuk menjelaskan berhala. Bagi Protagoras penjelasan tentang berhala itu sangat sulit diterima akal. Yang pertama karena sepertinya berhala meniru kehidupan kita, sehingga Protagoras berpikir mengapa berhala mirip manusia, manusia suka perang berhala juga suka perang, manusia suka kawin berhala juga suka kawin, kalau tidak diizinkan kawin karena istrinya galak, dia selingkuh dan berhala juga lakukan hal yang sama. Jadi Protagoras mulai pikir “kalau begitu kalau kuda punya berhala, bentuknya juga kuda, dewa ayam adalah ayam yang berkokok seharian tanpa berhenti”. Itu sebabnya penyembahan kepada berhala adalah hal yang sulit dipahami menurut Protagoras dan sulit diterima kebenarannya. Dan dia mengatakan kalau pun orang-orang benar-benar mendedikasikan hidup menyembah berhala seperti ini, maka kita akan punya kesulitan secara etika. Saudara dan saya akan memunyai kesulitan etis kalau kita menyuruh anak-anak muda kita menyembah berhala. Maka Protagoras mirip Socrates, sama-sama dituduh atheis dan diancam, kalau masih mengajar akan dibunuh. Bedanya Protagoras masih selamat, Socrates ditangkap dan kemudian disuruh minum racun. Penyembahan kepada berhala akan mengacaukan masyarakat karena masyarakat tidak bisa menjalankan kehidupan di dunia dengan memolakan hidupnya berdasarkan kehidupan para berhala itu. Berhala tidak bisa menjadi contoh, berhala tidak bisa membentuk kita, bahkan tidak boleh membentuk kita. Kita tahu kita ingin anak kita mendapatkan pengaruh yang baik dari orang yang mereka kagumi. Bayangkan ketika orang beribadah kepada yang salah pakai agama yang salah, berapa rusaknya masyarakat itu nantinya. Kalau masyarakat rusak, tanggung jawabnya ada di mana? Agama yang salah. Itu sebabnya ketika Socrates dan Protagoras mulai mengkritik ibadah dari agama-agama Yunani, orang Kristen dengan bangga mengatakan “kami punya rahasia ibadah yang lain dengan kamu, kami punya rahasia kesalehan lain dengan kamu”, mengapa lain? “karena kami punya ibadah kepada Dia yang berinkarnasi”.