Pada waktu itu Saudara akan makan perjamuan dengan cara yang besar sekaligus intim, inilah kebesaran dan keintimannya disatukan dengan cara yang sangat indah. Ada yang pernah khotbah seperti ini waktu oma saya meninggal, pendetanya mengatakan “suatu saat nanti kita semua akan bertemu di pangkuan Tuhan”, saya tanya mama saya “pangkuan Tuhan sebesar apa? Kita semua sama-sama?”, mama saya mengatakan “sst..lagi khotbah”, saya tidak bisa dengar khotbah selanjutnya karena perkataan itu membuat saya bingung. Saya berpikir “oh iya, Tuhan kan Mahakuasa dan Mahabesar, maka pangkuanNya pun mahabesar”. Tapi ini tidak sedang bicara pangkuan secara literal, karena kata pangkuan di kita di dalam tradisi Israel bukan ditaruh di atas paha, pangkuan itu berarti tempat duduk yang cukup dekat untuk kita taruh kepala kita di dada orang. Taruh kepala di dada orang karena sedikit ingin menyatakan “aku bergantung padamu”. Seperti anak kecil yang meletakkan kepalanya di dada orang tuanya. Atau seperti perempuan yang meletakkan kepalanya di dada laki-laki, kalau kebalikannya agak kurang bagus. Harus yang menjadi kepala yang menanggung. Alkitab mengatakan kepala berarti ada hasilnya, Saudara menjadi kepala yang baik, ada hasilnya, yang dikepalai itu menjadi baik, itu namanya kepala yang baik. Kalau yang dikepalai semakin parah, yang salah itu kepalanya, ini pengertian Alkitab. Tuhan tidak akan bawa suami istri lalu memarahi istri, Tuhan akan memarahi suami. Alkitab mengatakan be a man, apa itu laki-laki? Laki-laki berhasil bimbing orang, itu pengertian Alkitab. Kamu diragukan kelaki-lakiannya kalau kamu gagal bimbing orang. Maka orang yang dipimpin akan menaruh kepalanya ke orang yang memimpin, bukan sebaliknya. Dekat dengan pangkuan Tuhan artinya kita bisa menaruh kepala kita di dadaNya, kita bisa nyaman dengan kedekatan yang luar biasa. Saya tidak tahu bagaimana ini terjadi, karena ini adalah satu perkataan yang simbolik. Tapi intinya adalah perkataan ini mau menjelaskan kedekatan dengan Tuhan akan kita miliki meskipun kerajaan ini sangat besar. Saudara tidak akan mendapat nomor antrian ketika bertemu Tuhan Yesus, lalu bagaimana? Saya pun tidak tahu, mari kita nantikan sama-sama besarnya kerajaan itu sekaligus intimnya kerajaan itu akan bersatu. Keagungan dan kedekatan akan bersatu. Sekarang kita bersusah payah untuk mempertahankan keduanya, mempertahankan keagungan sekaligus keintiman. Tapi ketika Tuhan pulihkan semuanya, besar dan intim akan secara sempurna bersatu. Sesuatu yang sulit kita bayangkan sekarang. Itu sebabnya Yesus menyatakan hal ini, selalu akan ada kedekatan antara Dia dan murid-murid. Murid-muridNya akan selalu bisa bersandar kepada Dia dan menyatakan “kami mengetahui Engkau, karena kami makan bersama dengan Engkau”. Para murid menikmati hal ini, mereka sadar “inilah Guru, inilah Yesus yang kami kenal”, setelah Yesus memecah-mecahkan roti dan mengucapkan doa. Ini menjadi bagian yang sangat indah karena Tuhan menyatakan diriNya bagi para murid di dalam hal seperti ini. Ini yang akan menjadi kekuatan bagi kita, Saudara akan tahu terus Yesus dekat dengan kita. Tahu dari mana Yesus dekat?