Yang saya mau tekankan adalah Yesus tidak tiba-tiba datang memberikan eksposisi firman, Yesus datang berdiskusi dengan mereka. Kerajaan Allah yang genap ditawarkan dengan cara yang indah, Tuhan tidak dengan cara kasar menyatakan kerajaanNya untuk diterima oleh kita. Tuhan menyatakan kerajaanNya dengan cara yang kita perlu. Tuhan mengajak kita untuk masuk ke dalam kerajaanNya dengan cara yang penuh dengan persahabatan. Dia tidak dengan kasar memberikan pengumuman “hai orang-orang, yang mau ke neraka silahkan ke kiri, yang mau sorga ke kanan”, lalu kita terpisah. Dia menawarkan dengan cara mendiskusikan apa yang manusia perlukan di bumi ini. Dia bertanya “apa yang kamu perbincangkan?”, “kami stress karena kami pikir kami punya pengharapan”, “kamu salah mengerti, pengharapan sudah diberikan”. Tidak ada agama menawarkan berita pengharapan kerajaan seindah Kekristenan. Kekristenan pada abad ke-15 mencoba cara lewat penjelajahan dari orang-orang seperti Vasco Da Gama, Christopher Columbus, tapi cara itu tidak berhasil, Kekristenan tidak bisa maju dengan cara itu. Tuhan tidak memakai pedang untuk menunjukan kerajaanNya, Tuhan tidak memakai penaklukan untuk menyatakan InjilNya. Tuhan pakai pertanyaan “apakah yang kamu bicarakan? Aku ingin tawarkan versi yang benarnya. Apa yang kamu gumulkan, apa yang kamu jalani, apa yang kamu alami, Aku datang untuk memberikan kesimpulan kerajaan adalah solusi bagi apa yang engkau gumulkan”. Ini keindahan yang besar sekali, Kristus yang bangkit menawarkan Injil kerajaanNya dengan cara menjadi Sahabat. Kiranya kita boleh melilhat Tuhan sebagai Sahabat kita yang memanggil kita untuk mengerti kerajaanNya dengan cara yang sangat penuh dengan kelembutan. Mari cintai Tuhan, mari nikmati panggilan Dia, mari nyaman di dalam Dia, baik jiwa kita maupun pengharapan kita, semua akan dipulihkan dalam keadaan yang limpah. Hanya di dalam Kristus yang sudah bangkit. Kiranya Tuhan menguatkan dan memberkati kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)