Dia bertanya “apakah itu? Coba kamu ceritakan kepadaKu, mari kita berbicara”. Lalu mereka berbicara dengan pengertian yang salah. Yang membuat mereka depresi bukan karena Tuhan gagal, yang membuat mereka depresi adalah teologi mereka yang kurang cukup. Hati-hati, teologi yang salah bisa membuat orang depresi. Tapi juga teologi yang salah bisa membuat orang bersukacita tanpa alasan. Mereka percaya Israel akan dipulihkan dengan cara mulia, glorious way, bukan dengan cara salib. Mereka percaya Kerajaan Allah akan dinyatakan dengan mulia, bukan jalan salib, padahal Kitab Suci berulang-ulang mengajarkan jalan salib. Kitab Suci mengatakan Israel akan dipulihkan dari tunas Daud setelah tidak ada harapan, Yesaya 6. Semua akan dihancurkan berkali-kali, bahkan kalau ada sisa dari pohon Israel akan dihancurkan, tapi nanti akan muncul Tunas Daud. Dalam Yesaya 52 dan 53 dikatakan pengharapan bagi kamu akan ditemukan di dalam Dia yang menderita bagi kamu. Oleh karena kamu Dia kena bilur-bilur, oleh karena kamu Dia ditikam, oleh karena pemberontakanmu Dia ditikam dan mati. Di dalam Mazmur 22, “semua mengurung aku, semua menghancurkan aku”, tapi lihat di bagian akhir dari Mazmur itu, “Tuhan mendengar doaku dan memulihkan aku”. Tidak ada kemuliaan sebelum salib, ini yang menjadi tema Lukas. Pak Billy pernah membahas di SPIK yang lalu, Injil Yohanes itu unik, Lukas mencatat ada salib baru ada kemuliaan. Yohanes mencatat salib adalah kemuliaan. Maka di Injil Lukas ditekankan ada penderitaan dulu baru ada kemuliaan, ada kesulitan dulu baru ada kebangkitan. Dan engkau yang tidak melihat itu, engkau tidak tahu besarnya kuasa Tuhan. Karena kalau kita tahu Tuhan menyatakan kebangkitan dari kematian, maka kita tahu tidak ada apa pun yang bisa mencegah kuasa Tuhan untuk mendirikan kerajaanNya yang mulia, tidak ada yang bisa mencegah Dia. Tidak ada yang bisa menghentikan Dia, tidak ada yang bisa membuat Tuhan gagal, bahkan kematian pun tidak. Kekristenan menawarkan justru di dalam keadaan yang buruk Tuhan menunjukan tangan kuasaNya. Kita tidak mengatakan kita mesti buruk dulu baru Tuhan menunjukan kuasaNya. Maksudnya adalah dalam keadaan baik atau pun buruk, Tuhan tidak mungkin gagal. Dan ini yang Tuhan mau nyatakan, maka Tuhan mengatakan kepada mereka “masih juga kah kamu bodoh?”. Mereka mengatakan “kami berharap Yesus menjadi pemimpin tapi Dia mati, bagaimana ya? Pagi-pagi buta perempuan-perempuan bilang Dia bangkit, tapi kami tidak menemukan Dia, jadi mungkin perempuan-perempuan itu mimpi. Perempuan itu kalau lagi depresi pasti mulai membayangkan yang tidak-tidak”. Perempuan itu saksi yang tidak bisa diandalkan, karena mereka tidak objektif, menurut pemikiran zaman dulu. Orang dulu akan mengatakan perempuan tidak boleh menjadi saksi. Maka Yesus menyatakan kalimat di ayat 25, “hai orang bodoh betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang dikatakan para nabi”. “Kamu tidak mengerti bahwa ini sudah dinubuatkan oleh para nabi”, teologi salib sebelum kemuliaan adalah teologinya Perjanjian Lama. Kalau kamu cuma melihat kemuliaan, kamu akan kecewa, teologinya tidak realistis. Tapi kalau kamu mengerti setelah salib baru ada kemuliaan, baru ada pengharapan yang benar. Maka Yesus menjelaskan kepada mereka apa yang terjadi di seluruh Kitab Suci, dari Kitab Taurat ke nabi-nabi. Bayangkan ini KTB (Kelompok Tumbuh Bersama), cuma 3 orang, lalu Yesus berbicara, mereka senang sekali, hatinya berkorbar-korbar “oh begitu ya menafsirkan Kitab Suci?”, selama ini hermeneutik mereka kacau, Yesus menjelaskan hermeneutik yang benar. Yesus mengajarkan bagaimana menafsirkan Alkitab, lihat ini bicara tentang Yesus, ini bicara tentang Mesias, menderita, mati, hamba Tuhan yang dianiaya, hamba Tuhan yang menderita, Anak Daud yang dianiaya, Pemazmur yang menderita, Pemazmur yang dianiaya, ini semua menggambarkan ada salib dulu, kematian, baru kebangkitan. Baru mereka sadar.

« 6 of 8 »