(Lukas 19: 11-27)
Kita bersyukur Tuhan memberikan kepada kita pengertian Kitab Suci dan Kitab Suci ini memberikan kita keseimbangan di dalam mengenal Tuhan. Seluruh ajaran bidat dari Kekristenan adalah ajaran yang mengambil satu sisi dan memutlakannya. Salah mengerti tentang Kerajaan Allah bisa terjadi kalau Kerajaan Allah itu hanya dimengerti dalam aspek duniawinya saja. Orang Yahudi cuma mengerti Kerajaan Allah hanya di dalam aspek duniawinya saja, maka mereka bersalah kepada kebenaran Kerajaan Allah yang dibagikan oleh Alkitab. Tetapi banyak orang Kristen yang hanya memahami Kerajaan Allah dari aspek sorgawinya saja, maka mereka pun bersalah pada pengertian Kerajaan Allah yang dibagikan oleh Kitab Suci. Kitab Suci mengajarkan Kerajaan Allah itu didirikan baik di sorga mau pun di bumi. Itu sebabnya di dalam Doa Bapa Kami dikatakan “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”. Doa Bapa Kami adalah doa mengenai pulihnya Kerajaan Allah di bumi. Doa ini adalah bagian dari tradisi Israel yang mendoakan supaya Tuhan memulihkan kerajaan. Lalu murid-murid mengatakan “mengapa Engkau tidak mengajarkan kami berdoa juga?” Yang murid-murid minta diajarkan itu bukan berdoa seperti doa-doa yang sehari-hari, yang biasa kita alami, doa mau makan, doa mau tidur atau doa bangun tidur, atau doa apa pun yang Saudara lakukan setiap hari. Yang murid-murid minta diajarkan adalah doa memulihkan kerajaan, “kalau Engkau adalah Mesias yang akan memulihkan kerajaan, mengapa Engkau tidak mengajarkan murid-murid berdoa.
Itu sebabnya ketika Yesus sudah mau masuk ke dalam Yerusalem, murid-murid merasa Kerajaan Allah sudah akan jadi, tapi mereka punya pengertian tentang Kerajaan Allah yang hanya separuh. Pengertian yang hanya separuh itu bisa berbahaya sekali.
Maka waktu Yesus masuk ke Yerusalem, orang yang cuma mengerti perspektif duniawi mengatakan “puji Tuhan, Raja sudah mau masuk ke Yerusalem. Kira-kira apa yang akan terjadi? Apakah Dia akan hancurkan Roma, apakah Dia akan deklarasikan: mulai sekarang Kerajaan Allah akan datang dan ada api turun dari langit?”, kalau ini terjadi akan seru sekali. Maka Yesus menceritakan perumpamaan kepada mereka di dalam bagian ini. Waktu Yesus disambut oleh orang-orang mereka pikir Yesus langsung mendirikan kerajaanNya, Dia langsung memberikan perumpamaan tentang Kerajaan Allah lewat cerita ini.
Cerita ini tidak bisa kita pahami dengan jelas kecuali kita mengerti keadaan Kerajaan Romawi di abad pertama. Di abad pertama Kerajaan Romawi menaklukan 3 jenis daerah. Daerah pertama adalah daerah yang tidak bisa dikompromikan untuk jadi teman, daerah ini akan dihancurkan. Daerah kedua adalah daerah yang bisa dimanipulasi rakyatnya, yaitu “saya taklukan dengan menghancurkan pemerintahanmu, lalu mengatakan kepada rakyat: pemerintahanmu tidak beres, kami Roma lebih bagus, jadi terimalah kami sebagai pemimpin barumu”. Daerah ketiga adalah daerah yang tidak perlu perang, perlunya kerja sama. “Saya tidak perlu perang dengan raja-raja yang mau saya taklukan. Tapi kamu raja di daerah silahkan jadi klien saya, silahkan jadi raja terus, tapi kita jalin kerja sama di dalam pajak, keuangan, otoritas dan juga di dalam hukum. Kalau kamu macam-macam, kami akan hancurkan. Tapi selama kamu mau kerja sama, kami tidak akan sentuh kamu”. Jadi Roma memperlakukan sebuah daerah dihancurkan sama sekali lalu diduduki, atau yang kedu dihancurkan pemimpinnya lalu rakyatnya dibujuk bahwa Roma adalah pembebas, Roma adalah tuhan dan juga juruselamat bagi daerah-daerah pada waktu itu. Kelompok ketiga adalah kelompok yang rajanya dirayu untuk tunduk kepada Roma tanpa harus ada perang, tanpa ada penumpahan darah, “kamu jadi bagian dari Kerajaan Roma”. Kalau raja ini mau tunduk dan mengatakan “baik, kami jadi provinsi Roma dengan rela, saya jadi raja yang ada di bawah pemerintahan Roma”, maka raja itu tidak akan diapa-apakan. Tapi dia harus menunjukan kesetiaannya kepada Roma dengan menjalankan hukum Roma dan juga dengan memberikan pajak seperti ketentuan yang diberikan oleh Kota Roma. Bagaimana kalau raja ini mati lalu digantikan oleh orang lain? Raja yang menggantikan hanya boleh dilantik di Roma. Dia tidak boleh dilantik di daerah itu, kalau ada raja dilantik di daerah itu, Roma akan menganggap ini sebagai pembangkangan dan dia mungkin akan memperlakukan daerah itu seperti tipe kedua, yang pemimpinnya dihancurkan lalu rakyatnya dibujuk untuk tunduk kepada Roma sebagai juruselamat mereka. Jadi kalau ada raja yang mau menggantikan raja lama, raja itu mesti berangkat ke Roma, dinobatkan menjadi raja di Roma, kemudian kembali menjadi raja yang memerintah di daerah itu. Terkadang kalau raja di daerah itu sudah mati, akan ada perebutan kekuasaan. Itu sebabnya kalau ada satu orang disukai oleh Kerajaan Roma, biasanya akan ada orang tulis surat protes ke Roma dengan mengatakan “kami tidak ingin orang ini menjadi raja atas kami. Cari raja yang lain, kalau tidak kami akan memberontak”. Lalu Roma akan lihat apakah pemberontakan ini mampu ditangani oleh pemimpin yang baru atau tidak. Kalau pemimpin yang dipilih jauh lebih kuat dari pemberontak, Roma akan abaikan pemberontak. Raja baru tetap diangkat, kalau pemberontak melakukan aksinya, raja baru ini akan taklukan mereka. Tapi kalau pemberontak lebih kuat, Roma akan pikir-pikir lagi, “jangan-jangan bukan dia yang harusnya jadi pemimpin”. Yesus pakai contoh ini yang sangat dimengerti oleh orang zaman dulu. Karena di dalam Kerajaan Israel pada abad pertama yang memimpin mereka adalah Herodes. Dan Herodes jadi pemimpin karena kedekatan dengan Roma. Papa Herodes yaitu Antipater juga sangat pintar berelasi dengan Roma. Ini adalah salah satu orang munafik yang terkenal di seluruh dunia, karena waktu dia menjadi pemimpin di bawah pemerintahan Hasmonean, sebelum ditunggang-balikan oleh dia, dia sangat dekat berteman dengan Jenderal Roma, Pompei. Setelah Pompei ditaklukan oleh Julius Caesar, tiba-tiba dia jadi teman baiknya Julius Caesar. Ini orang licinnya luar biasa. Setelah itu Julius Caesar dibunuh, dia menjadi teman dekat dari Markus Antonius. Markus Antonius jadi teman dekat Antipater, lalu Markus Antonius bertarung dengan Octavian (yang namanya nanti berubah jadi Agustus). Tapi dia melihat Markus Antonius terlalu cinta perempuan, sehingga tentaranya tidak kuat. Tiba-tiba dia menjadi temannya Octavian, hebat sekali orang ini. Akhirnya waktu Octavian menghancurkan kerajaan dari Markus Antonius, anak dari Antipater yaitu Herodes, dia yang diangkat menjadi raja. Jadi Herodes bisa menjadi raja adalah berkat kemampuan papanya untuk bertindak munafik, menjilat ke kiri dan ke kanan, menjilat siapa pun yang perlu dijilat supaya dia bisa punya kuasa. Akhirnya Roma menyetujui anak dari Antipater yaitu Herodes naik tahta menjadi raja atas seluruh Israel. Lalu mereka melihat pemberontakannya seperti apa, sanggupkah Herodes menaklukan pemberontakan ini? Karena papanya, Antipater dibunuh oleh orang Yahudi dengan cara diracuni. Roma tinggal melihat apakah Herodes bisa bertahan atau tidak. Ternyata Herodes lihai sekali ambil hati orang Yahudi, menurut legenda yang ditulis oleh Yosefus, kita tidak tahu apakah ini benar terjadi atau tidak, Herodes pernah mengatakan Raja Israel itu cuma hamba kecuali raja itu keturunan Daud. Jadi dia mengatakan “saya cuma menunggu saja sampai nanti keturunan Daud datang. Jadi jangan terlalu anggap saya sebagai raja yang akan menguasai kamu, saya cuma penunggu sementara yang melayani kamu. Kamu perlu apa? perlu Bait Suci lebih bagus? Akan saya buatkan. Perlu orang-orang imam yang dapat kuasa politik lebih besar? Saya berikan. Kamu perlu damai dengan Roma? Saya jadi batu, jadi korban di depan untuk kamu dapat privilege dari Roma, tidak disakiti dan tidak diperangi oleh mereka”. Dengan tawaran ini, orang Yahudi yang sudah capek berperang mengatakan “sudahlah, biarkan Herodes saja jadi raja, jangan yang lain”. Akhirnya Herodes menjadi raja, dan dia menjalankan pemerintahannya dengan kejam. Siapa pun yang dia anggap berpotensi membahayakan kerajaan dia, akan dihancurkan dengan backup dari Roma. Itu yang terjadi, sehingga mereka tahu dengan persis untuk Herodes menjadi raja, harus disukai oleh Roma dulu. Lalu Herodes akan pergi ke Kota Roma untuk dilantik dan pulang, dia sudah jadi raja. Ini caranya pada zaman itu.
Maka Yesus beri satu perumpamaan, ada seorang yang berangkat ke negeri lain untuk dinobatkan menjadi raja, setelah itu akan kembali. Orang dalam perumpamaan Yesus ini adalah bangsawan di sebuah kota, lalu dia dipanggil ke kerajaan lain untuk dilantik menjadi raja di situ. Ini gambaran yang mirip dengan Kerajaan Roma, tetapi gambaran ini adalah gambaran tentang Yesus juga. Karena Yesus tidak akan dilantik di Yerusalem. Yesus tidak dimahkotai di bumi ini, Kerajaan Allah bukan cuma di bumi, Kerajaan Allah adalah sorga juga. Maka Yesus bukan dilantik di bumi, melainkan di sorga, Dia akan pergi ke negara lain, ke kerajaan lain yaitu sorga. Ini gambarannya, namanya perumpamaan. Yesus akan pergi ke sorga, dilantik di sana, lalu Dia akan kembali untuk menyatakan bahwa “Akulah Raja”. Yesus sekarang di sorga, pelantikan ini lama sekali, ada yang mengatakan “Yesus di sorga lama karena mendirikan rumah bagi saya, rumahnya besar sekali” itu tafsiran yang luar biasa egois, luar biasa narsisnya. Jangan pikir Yesus lama di sana karena sedang urus rumah untuk kita sehingga nanti kalau kita sudah sampai di sana, rumahnya besar sekali. Yesus lama di sana karena menunggu waktu BapaNya yang tepat untuk kerajaan yang sudah ada raja ini dinyatakan kembali di bumi. Kapan waktunya? Banyak pertimbangan di dalam rencana Tuhan untuk waktu itu digenapi. Salah satunya adalah Injil Kerajaan Allah ini harus di bawa ke semua bangsa dulu. Lalu Injil Kerajaan Allah ini harus melindungi orang-orang yang percaya kepada Yesus dengan iman meskipun dianiaya, mereka tetap bertahan. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan Allah yang Tuhan nyatakan maupun yang tidak dinyatakan yang membuat Dia menentukan kapan Yesus akan kembali dan mendirikan kerajaanNya di bumi ini. Maka hal yang terjadi adalah Yesus dilantik di sorga, tapi orang Yahudi tidak mengerti, yang mereka mengerti Yesus dilantik di sini, menjadi Raja di sini, duduk di tahta Yerusalem setelah itu seluruh Kerajaan Roma akan ditaklukan oleh Israel, itu yang mereka pahami. Maka Yesus mengatakan tidak, ada seorang bangsawan pergi ke luar negeri untuk dilantik menjadi raja. Sebelum dia pergi dia panggil budak-budaknya, dia percayakan sejumlah uang. Ini uang kira-kira sebesar tiga atau empat bulan penghidupan orang pada waktu itu. “Saya beri kamu uang yang akan menghidupi kamu selama 4 bulan, tapi bukan untuk kamu pakai selama 4 bulan, melainkan kamu pakai untuk berusaha supaya bukan saja kamu bisa hidup tapi juga memberikan kepadaku keuntungan”. Ini terjadi pada zaman dulu, orang yang punya modal, percayakan modal itu ke budaknya, terserah mau diapakan pokoknya waktu dia kembali, dia minta ada hasil, budaknya untung berapa itu yang diberikan kepada tuannya. Ini cara dulu orang kaya untuk memperbesar uangnya. Yesus menggambarkan bangsawan ini seperti itu, dia panggil budak-budaknya, ada 3 orang, dia kasi masing-masing 1 mina. Setelah semua mendapatkan 1 mina, dia mengatakan “saya akan segera kembali, kamu usahakan uang ini untuk dapat menghasilkan sesuatu sehingga saya dapat memperoleh keuntungan”. Lalu orang-orang lain di kota itu marah karena bangsawan ini akan dilantik menjadi raja, mereka langsung mengadakan persekongkolan, “kami tidak terima raja ini, kami tolak raja ini, kami benci raja ini”, mereka tulis surat supaya raja ini tidak jadi dilantik. Raja ini sudah tahu ternyata di kota tempat dia tinggal ada kelompok yang benci dia tapi ada 3 orang yang jadi hambanya. Dari 3 orang yang menjadi hambanya masing-masing dia percayakan 1 mina. Lalu dari semua orang yang membenci dia, dia biarkan dulu, dia punya kekuatan untuk bunuh mereka, tapi dia tidak lakukan itu. Dia pergi ke negeri lain, dilantik menjadi raja baru nanti dia akan kembali.
Selama dia pergi, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah hamba yang pertama, dia segera pakai uang mina untuk menghasilkan uang. Setelah menghasilkan uang, dia pakai lagi untuk hasilkan uang lagi, dia terus lakukan sampai akhirnya dia mendapatkan 10 mina. Ini orang rajin, dari 1 berhasil menjadi 10, 10 kali lipat. Orang ini tekun bukan main, dia terima uang mina itu dan mengatakan “ini tuanku yang saya hormati dan cintai, saya akan menghasilkan uang sebesar mungkin untuk dia, karena saya ingin dia mendapatkan yang paling baik”. Orang ini adalah orang yang menganggap tuannya adalah tuan yang baik, penuh cinta kasih, tuan yang berhak mendapat berkali-kali lipat uang yang sudah dipercayakan. Maka dia dengan giat mengusahakan uang itu. Orang kedua adalah orang yang ditengah-tengah, “saya dapat 1 mina saya usahakan, ini kewajiban, namanya kewajiban berarti saya lakukan”, akhirnya dari 1 menjadi 5. Orang kedua melakukan sekedarnya tapi lumayan. Karena dia pikir tuannya adalah tuan yang berhak dapat dan dia adalah pegawai yang harus memberikan. Jadi orang pertama adalah orang yang punya penghormatan dan cinta kepada tuannya, kerja mati-matian. Orang kedua adalah yang menyadari tuannya berhak dapat karena ini hak dia, dan saya harus memberi karena ini kewajiban saya. Orang kedua adalah orang yang sangat pintar di dalam kewajiban, mengerti bagaimana memberikan ini kepada tuan. Saudara mungkin berpikir “bapak tafsir dari mana? Ini eksegesis atau eisegeses, ini tarik makna dari Alkitab atau masukan makna sendiri ke dalam Alkitab? Menurut seorang bernama Joel Green mengatakan bahwa orang yang bertanggung jawab akan menghasilkan beberapa kali, mungkin 3 atau 5, jadi orang yang tahu kewajiban dan mengerjakan kewajiban, akan kerjakan kewajiban seperti ini. kalau dia berhasil memberikan lebih, dia akan simpan untuk dirinya. Jadi kalau ada orang berhasil 3 atau 5 kali lipat, itu sudah cukup untuk menyenangkan pemilik modal. Kalau dia kerja lagi, hasilkan lebih lagi, lebihnya itu akan dia simpan untuk dirinya sendiri. Dan jarang ada orang yang berhasil sampai 10 kali. Kalau ada orang yang menghasilkan 10, dia akan simpan 5 untuk kantongnya, lalu 5 diberikan kepada tuannya. Tuannya tidak akan marah, karena itu adalah haknya dia, “saya perlu uang saya berlipat ganda 5 kali, kalau kamu berhasil lipat-gandakan 10 kali, itu urusanmu, saya akan tetap minta yang 5”, maka dia akan berikan 5 kepada tuannya, dan 5 lagi dia simpan untuk dirinya. Maka Green mengatakan orang ini pasti sangat mencintai tuannya karena dia hasilkan semuanya, 10 kali lipat yang sudah dia hasilkan, kepada tuannya. Mengapa dia berikan 10, tidak simpan 5 untuk dirinya? Karena dia lihat tuannya bukan hanya sebagai tuan yang punya hak, tapi tuan yang dia hormati dan cintai. Sedangkan orang kedua, tahu dengan adil relasi tuan dan budak, “saya ini budak, sudah sepantasnya saya berikan 5. Ini saya secara profesional menjadi budak yang pro. Saya harus berikan 5 karena ini kewajiban saya, dan engkau menerima 5 karena ini adalah hakmu”. Lalu yang ketiga, dia terima 1 mina lalu dia pendam di dalam tanah, tentu dia tidak berharap tiba-tiba tumbuh pohon uang dan berbuah mina, pasti tidak. Dia pendam di dalam tanah karena tidak mau melakukan apa-apa, begitu tuannya kembali, dia akan kembalikan 1 mina itu kepada tuannya. Mengapa dikembalikan lagi? Mulutnya mengatakan “karena tuan adalah tuan yang kejam, saya tidak mau berusaha untuk tuan yang kejam”. Tetapi mulutnya itu lain dengan hatinya, karena hatinya mengatakan “aku tidak peduli orang ini, belum tentu juga dia kembali. Jadi saya simpan saja uang ini, kalau dia kembali akan saya beri uangnya. Tapi mungkin dia tidak kembali, ada orang-orang yang menolak dia. Kalau banyak orang yang menolak, mungkin saja dia tidak menjadi raja. Karena itu mina yang sudah dia berikan, saya simpan saja. Untuk apa capek-capek kerja untuk seseorang yang belum tentu kembali lagi”. Jadi orang ini punya pandangan negatif tentang tuannya. Lalu dengan cara yang tidak memedulikan siapa dia, menyimpan mina yang diberikan ke dalam tanah. Di sini kita tahu bahwa ketika bangsawan itu pergi, ada 3 orang yang jadi budak, tiga-tiganya punya pandangan yang berbeda tentang tuannya. Yang pertama, rela berkorban mati-matian karena cinta dan hormat. Yang kedua, rela memberikan apa yang memang kewajiban untuk diterima tuannya sebagai hak. Yang ketiga, orang yang tidak mengakui tuannya sama sekali.
Yang Yesus katakan sangat tajam, karena orang yang mengikut Yesus juga ada 3 tipe. Tipe pertama, mencintai Dia sehingga memberikan segenap yang dimiliki untuk Tuhan. Ada tipe kedua, hanya melihat kewajiban, “segini saja sudah cukup”. Ada orang yang ke gereja karena kewajiban, berpikir orang Kristen memang harus ke gereja, apalagi hamba Tuhan dan pengurus. Kalau tidak ke gereja nanti dicari oleh hamba Tuhan, mesti cari alasan dan akhirnya berbohong lagi. Jadi dari pada dicari, lebih baik datang ke gereja lalu sudah bilang kalau datang, terkadang salaman dengan hamba Tuhan itu menyatakan kalau dirinya sudah datang “pak, saya hadir, jangan tanya lagi”. Kalau kewajiban untuk hadir, “saya hadir meskipun terlambat, saya hadir meskipun sisa waktunya sedikit, saya hadir karena ini kewajibanku dan saya akan berikan apa yang Tuhan berhak dapatkan lewat kewajiban saya”. Tipe kedua mungkin yang paling banyak, orang yang kerjakan hidup Kekristenannya sebagai kewajiban. “Tuhan minta 10% sudah saya berikan. Jangan tuntut apa-apa lagi, kewajiban saya sudah saya penuhi”. Sudah beri 10%, tiba-tiba ada sharing dari mimbar oleh Pdt. Jimmy Pardede, “saudara-saudara, kita akan Relasi dengan Tuhan, kalau hitung-hitungan seperti itu bukan relasi yang baik. “Memang kewajibanku menghasilkan 5, ya sudah saya hasilkan 5. Lalu saya berikan kepadamu”. Lalu tipe ketiga adalah yang mulut dan hatinya itu beda, mulutnya mengatakan “oh tuan”, tapi hatinya mengatakan “saya tidak pedulikan engkau sama sekali”. Akhirnya dia pendam 1 minanya, tidak melakukan apa pun. Ini tipe orang Kristen yang tidak pernah peduli bahwa Tuhan akan kembali, dan kalau Tuhan kembali dia tidak pernah berpikir akan bereaksi seperti apa. Banyak orang Kristen berada pada model ketiga ini yaitu orang Kristen tidak pernah sadar Tuhan akan kembali. Meskipun di gereja mulutnya menyanyi “jika Tuhan akan datang kembali, siapkah kau sekarang?”, kita menyanyi seperti itu tapi kita tidak peduli kalau Tuhan kembali, kita mau melakukan apa. Pernahkah Saudara berpikir kalau Tuhan datang kembali, Saudara mau ngomong apa sama Dia. Beranikah kita datang kepada Dia dan mengatakan “Tuhan, saya sudah jalankan kehidupan Kristenku dengan baik, kiranya Tuhan berkenan menerimanya”. Atau kita tidak pernah berpikir kita akan ngomong apa waktu Dia kembali. Mari kita renungkan lagi, kalau Dia datang kembali, apakah Dia akan menemukan kita setia atau tidak. Ini hal yang penting sekali, maka saya katakan tadi, mari soroti semua aspek dari Alkitab dengan seimbang. Jangan senang satu doktrin lalu abaikan doktrin yang lain. Reformed mengajarkan doktrin keselamatan karena iman melalui iman karena anugerah di dalam Kristus. Tapi Reformed juga mengajarkan tanggung jawab orang yang sudah diselamatkan, “sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tapi pemberian Allah. Itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri”, sebab kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang disiapkan Allah sebelumnya. Dia mau supaya kita hidup di dalamNya, itu kehendak Tuhan, supaya Saudara hidup di dalam kehendak Tuhan. Di dalam pekerjaan yang Tuhan siapkan, siapkah kita bertemu Tuhan? Orang yang ketiga ini tidak pernah prepare karena dia tidak anggap tuannya kembali sebagai raja. Lalu tuannya benar-benar kembali, ini momen yang menakutkan bagi musuh-musuhnya, ternyata dia sukses menjadi raja dan dia kembali sekarang sebagai raja. Pergi sebagai bangsawan, ketika pulang sudah sebagai raja. Maka waktu datang, dia punya hak untuk membalaskan dendamnya. Sebelum membalas dendam, dia panggil dulu hamba-hambanya, penghakiman dimulai dari rumah Tuhan. Tuhan panggil hamba-hambaNya, dia panggil yang pertama, lalu yang pertama mengatakan “saya menghasilkan 10 mina bagimu yang Tuanku”, Tuhan mengatakan kepada orang itu di ayat 17 “baik sekali perbuatanmu itu hai hamba yang baik. Engkau telah setia pada perkara kecil, oleh karena itu terimalah kekuasaan atas 10 kota”, ini apa? Orang ini cuma pikir “saya dapat 1 mina, saya usahakan untuk Tuanku 10 mina ini, ini uang Tuanku, seluruh kelebihannya milik Tuan”, tiba-tiba tuannya mengatakan “kamu sekarang mendapat kekuasaan atas 10 kota. Ini luar biasa, orang dapat uang yang seharga penghidupan sehari-hari selama setahun atau cuma 4 bulan, lalu dia memberikan 10 kali lipat, tiba-tiba dia mendapatkan sebuah kota. Orang akan mengatakan “kalau saya tahu dari dulu, saya mungkin akan menghasilkan 20 mina, biar dapat 20 kota. Kalau dari dulu sudah dikatakan, mungkin saya akan lebih giat bekerja”, tapi Tuhan justru menguji manusia bukan leat motivasi yang kacau, bukan motivasi “saya kerja untuk dapat sesuatu”, tapi “saya kerja untuk hati Tuhan, biarlah Tuhan senang atas apa yang saya kerjakan. Kiranya Tuhan senang atas apa yang saya usahakan”, itu yang Tuhan hargai dengan 10 kota. Tuhan mengatakan “baik sekali perbuatanmu hamba yang baik. Engkau setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas 10 kota”. Orang yang giat bagi Tuhan karena cinta Tuhan, dia sudah menikmati upah saat ini. Karena kegigihannya untuk Tuhan itu lebih dari apa yang diharapkan mendapatkan kesenangan lebih dari yang dia pikirkan. Siapa di sini yang dengan sepenuh hati melayani Tuhan lalu menyesal? Mau melayani atau berbuat sesuatu untuk orang yang dicintai, itu bukan beban. Ketika pasangan Saudara berulang tahun, lalu Saudara memberikan hadiah ulang tahun, apakah itu beban? Adakah yang mengatakan “aduh, ulang tahun, mengapa ulang tahun setiap tahun, mesti siapkan kado lagi”, kalau ada orang yang seperti itu, bertobatlah. Kalau orang yang kita cintai ada di samping kita, kita ingin membahagiakan dia. Mungkin tidak ulang tahun pun, kita akan cari alasan untuk memberi hadiah. Tidak ada orang yang merasa beban untuk memberi kepada orang yang dicintai. Tapi kepada orang yang kepadanya relasi itu dijalankan dengan keharusan, terpaksa dijalankan, maka tiba-tiba hadiah ulang tahun terasa menjadi beban. Yang cinta Tuhan, merasa senang sekali kalau boleh bersusah bagi Tuhan. Lalu yang kedua juga datang dan mengatakan “enak juga ya, datang diberi 10 kota, saya juga mau”, akhirnya orang ini mengatakan “tuan, ini 5 mina, saya sudah menghasilkan 5 mina”. Lalu tuannya memperlakukan orang ini sama seperti orang yang menjalankan tanggung jawab, “kamu memberi 5, ya sudah saya beri kamu 5 kota”, tidak ada pujian dan resali sama sekali. Tuannya mengatakan “dan engkau, kuasailah 5 kota”, itu saja. Apakah Tuhan menghargai orang Kristen yang mengerjakan kewajiban? Menghargai, tapi jangan harap dapat privilege penghormatan dan penghargaan Tuhan seperti yang diperoleh orang pertama. Mari kejar penghargaan Tuhan, bukan hanya tanggung jawab dan kewajiban. “Tuhan, kalau saya melayani Engkau, Engkau akan pelihara saya kan?”, Tuhan mengatakan “oke”, “kalau saya lakukan 1, Engkau beri 5 ya”, “oke”. Tapi kelompok pertama tidak pernah tuntut Tuhan, kelompok pertama cuma mengatakan “saya mau melakukan ini karena saya mencintaiMu”, dan Tuhan menghargainya dengan hati. Jangan mau dihargai hanya dalam berkat pemberian saja. Tuhan bisa hargai dengan berkat pemberian, tapi Tuhan tidak mau menyatakan hati yang berkenan pada pekerjaan kita. Bagi orang pertama, tuannya adalah yang dicintai dan mencintai. Bagi orang kedua, tuannya adalah tuan yang menjalankan kewajiban. Saudara mau Tuhan yang seperti itu? Tuhan memang bisa seperti itu. Saudara perlakukan Tuhan seperti itu, Dia bisa me-reply Saudara dengan melakukan seperti itu, “kamu mau hitung-hitungan dengan Aku? Baik, Aku akan memberikan “kewajibanKu” untukmu, karena kamu sudah menjalankan kewajibanmu untukKu. Kamu sudah menjadi pengurus yang baik, kamu sudah jadi guru Sekolah Minggu yang baik, yang melakukan segalanya di dalam batasan kewajiban tapi enggan jauh dari itu, karena engkau tidak punya hati untuk menyenangkanKu. Baik, Aku akan jalankan apa yang engkau tuntut dari Aku, tapi hanya sampai di situ”. Maka yang penting di sini bukan apa yang diberikan oleh tuannya, tapi siapakah tuannya di dalam pandangan hamba ini. Hamba yang pertama melihat tuannya sebagai yang baik dan dicintai, dan memang benar dia seperti itu. Hamba yang kedua melihat tuannya sebagai tuan hak dan kewajiban, “saya berhak dapat, berikan”, dia berikan, “saya berkewajiban untuk memberikan ini untukmu”, dan dia akan terima, tapi hanya sampai di situ. Maukah Saudara berelasi dengan Tuhan seperti Saudara berelasi dengan rekan bisnis, asal perjanjian dikerjakan dengan beres. Jangan perlakukan Tuhan seperti itu, seperti cuma orang yang melakukan kewajiban dan hak lalu selama dia adil kepada saya, saya sudah cukup senang. Itu rugi karena yang pertama tidak menemukan tuannya seperti itu, orang pertama menemukan tuan yang penuh cinta dan kasih. Dan orang kedua menemukan tuan yang adil tapi sampai di situ saja.
Orang ketiga menemukan tuan yang kejam, karena memang dia memperlakukan tuannya sebagai tuan yang kejam. Dia mengatakan “engkau tuan yang kejam, maka saya beri uangnya, saya tidak berbuat apa-apa, karena saya tahu engkau menginginkan keuntungan dari uang ini”. Maka tuannya mengatakan “saya akan jadi seperti itu. Kamu bilang saya kejam, saya akan kejam seperti yang kamu katakan. Dan kalau kamu bilang saya kejam, bukankah seharusnya kamu dengan takut mengusahakan uang ini?”. Banyak orang bilang Tuhan itu kejam, tapi tidak takut pada Dia. Orang mengatakan “Tuhan tidak adil, Tuhan kejam”, mengapa dia berani bicara seperti itu kalau tahu Tuhan kejam? Di sini orang Kristen model ketiga, orang yang mencela Tuhan, yang mengabaikan Dia, yang tidak pernah peduli, yang terus merasa marah, pahit kepada Dia, lalu tidak sadar mengapa dia harus hidup. Akhirnya orang seperti ini kehilangan semuanya. Ini bukan ancaman untuk Saudara tidak berani memiliki kepahitan kepada Tuhan, tapi ini adalah penjelasan dari Tuhan untuk membuat Saudara mengerti bagaimana harus bersikap kepada Tuhan. Tuhan itu Tuhan yang baik, jangan mau ditipu. Tuhan itu adalah Tuhan yang mengerti bagaimana memberikan kesempatan kepada orang-orang yang mau beribadah kepada Dia. Dan Tuhan adalah Tuhan yang akan menjadi Raja atas bumi ini dan sekembalinya Dia, Dia akan meletakan orang-orang yang saleh, yang beriman kepada Dia, untuk memerintah bumi ini. Ini kalimat yang penting dari Kitab Suci, Dia akan memerintah bersama orang suciNya. Di dalam Surat Yudas dikatakan “lihat Dia datang bersama dengan orang-orang suciNya”. Orang yang Tuhan percaya yaitu orang yang dari awal di bumi ini mengusahakan segala yang dia miliki karena cintanya kepada Tuhan.
Kiranya Tuhan memberikan kepada kita semangat untuk berjuang dan berkorban karena di dalam semangat ini ada sukacita dan penghargaan yang Tuhan berikan melalui kesetiaan kita kepada Dia.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)