(Lukas 12: 22-34)
Di dalam bagian ini kita melanjutkan pembahasan mengenai sikap terhadap harta. Pada bagian ini Yesus memberikan peringatan untuk tidak khawatir, tidak menjadikan khawatir sebagai motivasi untuk bekerja, motivasi untuk mencari uang, motivasi untuk menjalankan tugas, panggilan dan lain-lain. Kekhawatiran tidak perlu kita pikul, kekhawatiran tidak perlu menjadi bagian dari hidup kita, karena kekhawatiran identik dengan ketidakpercayaan akan siapa Tuhan. Secara pengetahuan kita mengenal siapa Tuhan, tapi yang jadi ujian adalah ketika kita masuk dalam tahap hidup yang menguji pengertian kita tentang Tuhan, akankah kita tetap pegang pengertian itu atau kita bertindak berdasarkan konsep ilah yang palsu? Ini menjadi pertanyaan serius yang harus kita jawab. Dan salah satu yang harus kita jawab adalah mengapa kita harus bekerja, mengapa kita mencari uang, mengapa kita menimbun harta? Tuhan tidak pernah salahkan orang untuk menimbun harta, yang Tuhan salahkan adalah motivasi mengapa engkau kumpulkan harta, mengapa engkau bekerja. Dan di sini pada bacaan kita hari ini akan dibahas tentang mana motivasi yang benar dan mana motivasi yang palsu, mana yang jadi prinsip sejati dalam bekerja dan mencari uang, mana yang merupakan motivasi duniawi yang salah di dalam bekerja dan mencari uang. Ini menjadi prinsip yang penting dalam hidup dan semua itu akan mempunyai dasar kepada pengenalan Allah yang benar. Saya bisa mengambil keputusan yang benar kalau saya mengenal siapa Tuhan dan saya siap menjalankan pengenalan saya akan Tuhan itu. Maka kita akan memulai pembahasan dengan menggali kembali pengenalan akan siapa Tuhan. Yesus mengatakan pada bacaan kita “jangan khawatir, karena engkau punya Bapa di sorga. Jangan khawatir karena khawatir itu miliknya bangsa-bangsa kafir. Mereka mencari harta, mereka mencari penghidupan mereka, karena mereka tidak percaya ada Allah yang pelihara. Sedangkan kamu tidak demikian, kamu percaya ada Allah yang pelihara”. Tapi Saudara tahu dari mana kalau Allah itu Allah yang memelihara? Di dalam Alkitab hanya Allah yang dinyatakan oleh Kitab Suci adalah Allah yang bisa diandalkan untuk pemeliharaan. Di dalam dunia banyak sekali agama, ada juga orang yang tidak punya agama, ini namanya agama tanpa agama. Akhirnya manusia tersesat di dalam menciptakan allah yang salah, lalu menyembah dia dengan cara yang kita sendiri karang, ini aneh sekali. Saya pernah baca di dalam artikel koran beberapa waktu lalu, ada seorang menikah dengan boneka. Ketika ditanya “mengapa engkau menikah dengan boneka?”, dia mengatakan “karena sama saja kok, malah lebih bagus boneka, tidak pernah menyakiti hati saya”. Manusia menikah dengan boneka, ini aneh, karena boneka bukan manusia, mana mungkin engkau jalin relasi pernikahan dengan yang tidak pernah ada. Tapi dunia masuk ke dalam keadaan yang sangat tidak normal karena katanya hak orang ini pun harus dihargai, maka harus dinikahkan. Manusia menikah dengan boneka, ini aneh. Tapi yang lebih aneh lagi, manusia menyembah allah yang tidak ada. Karena kita berpikir “penyembahan itu terserah saya, yang penting saya cinta, hormat. Saya bisa bikin sistem agama mana pun, saya bisa ikuti agama mana pun”. Tapi Saudara mengatakan “semua agama itu baik, siapa menganut agama apa, yang penting saling menjalankan masing-masing, itu baik”, Alkitab mengatakan “tidak”. Sama seperti boneka tadi “saya mau menikah dengan boneka, yang penting dia baik, yang penting saya jaga dia baik”.
Allah menjadi manusia? Sulit dimengerti, tapi ini Allah lakukan untuk membuktikan Dia memperhatikan, mengasihi dan memimpin manusia untuk hidup. Maka tanpa mengenal Tuhan, mustahil Saudara mengatakan “jangan khawatir”. Susah ya kita bilang “jangan khawatir” ke tengah-tengah orang tanpa ada jaminan yang kuat bahwa dia tidak perlu khawatir. Kalau saya bilang ke Saudara “Saudara tidak perlu khawatir”, lalu Saudara bilang “yakin pak tidak perlu khawatir?”, “apa sih yang bisa membuatmu khawatir?”, “salah satunya ada anggota keluarga di rumah sakit, dirawat dengan biaya puluhan juta, sedangkan gaji saya cuma 3 juta perbulan, perlu khawatir atau tidak?”. Lalu bagaimana bisa bilang tidak khawatir? Saya sedang dalam keadaan yang akan dipecat, dan saya tidak tahu setelah ini akan kerja apa, jangan bilang jangan khawatir”. Mana ada bukti yang mengatakan “engkau tidak perlu khawatir, dimana ada kekuatan untuk mengatakan jangan khawatir? Saya tidak punya kekuatan itu, tapi Kristus punya. Itu sebabnya Dialah yang perkataanNya bisa diandalkan “jangan khawatir”. Dia berhak mengatakan demikian karena Dia tahu yang kita alami dan Dia sudah menang atas apa pun yang kita alami. Saudara digoda apa pun oleh setan, Yesus sudah menyatakan Dia menang. Jadi Tuhan yang pelihara. Tuhan sudah buktikan di Kitab Suci, yang jadi concern kamu bukan apa yang harus kamu makan, karena itu adalah concern-Nya Tuhan. Kalau ini concern-Nya Tuhan maka kita tidak bisa punya ketenangan kecuali kita tahu siapa Tuhan. Siapakah Tuhan? Tuhan adalah Allah yang tidak pernah tutup telingaNya dari orang yang berseru kepada Dia. Di mana cerita di Alkitab, ada orang berseru dan Tuhan tidak mau dengar? Tuhan kita adalah Tuhan yang memperhatikan. Kalau Dia benar memperhatikan, mengapa cara Dia memperhatikan beda dengan cara kita? Kita punya tuntutan kalau perhatian harusnya seperti ini. Saudara mungkin mau tulis surat sama Tuhan? “Kalau memang memperhatikan, minimal saya dapat pendapatan 50 juta per minggu. Tidak pernah sakit, kalau sakit, minum teh langsung sembuh,itu baru perhatian”, apakah seperti itu? Tidak. Tuhan memberikan penyertaanNya justru teruji di tengah kesulitan. Ini hal yang sulit kita pahami, kecuali kita sudah lewati. Alkitab menggambarkan penyertaan Tuhan justru di tengah kesulitan, ini cara Tuhan yang unik. Dia tidak menyatakan kelimpahan penyertaanNya di dalam kenyamanan, ketentraman, keadaan yang damai terus. Justru di dalam keadaan yang sulit, di dalam susah, di dalam berat, di dalam keadaan tidak mungkin beriman kepada Tuhan, Tuhan buktikan ada orang tetap beriman dan Tuhan tetap pelihara. Ini jadi kekuatan yang besar sekali. Maka Kitab Suci penuh dengan orang-orang yang akhirnya membuktikan Tuhan itu setia, Tuhan itu benar Tuhan yang mengasihi manusia, yang memelihara manusia.
Maka hal pertama yang harus kita kenal dari Tuhan adalah Tuhan itu adalah Tuhan yang melihat kehidupan manusia, memperdulikan kehidupan manusia, memperhatikan dan merawat. Allah adalah Allah yang merawat ciptaanNya, pasti Allah akan merawat manusia yang Dia ciptakan. Bahkan di dalam Alkitab menggambarkan Allah itu bukan hanya memelihara umat, Dia juga memelihara bangsa-bangsa lain, Dia memelihara binatang di padang, Dia memelihara rumput dan lain-lain. Semua itu ada di dalam pemeliharaan Tuhan. Dan mereka hidup di dalam waktu yang Tuhan tetapkan mereka hidup. Maka Yesus pakai dua contoh, yang pertama adalah burung gagak, yang kedua adalah bunga rumput di padang. Burung gagak adalah jenis burung di Alkitab Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru punya nama jelek sekali. Burung gagak adalah jenis burung di dalam sejarah Alkitab yang namanya jelek. Yang pertama, dia adalah binatang yang diharamkan, tidak boleh dimakan. Yang kedua, dia adalah binatang yang suka mencuri daging. Tapi saya yakin bukan hanya di dalam sejarah Alkitab, sampai sekarang pun gagak itu punya nama buruk. Saudara kalau nonton film, di depannya ada suara burung gagak, lalu ada burung gagak, Saudara langsung tahu ini film horor, tidak mungkin ini film romantis. Bukan hanya mengingatkan tentang film horor, tapi juga mengingatkan Elia dipelihara leawt burung gagak. Lalu dalam bagian ini jadi contoh yang bagus lagi karena ilustrasi dari Tuhan Yesus, perhatikan burung gagak. Begitu lihat, Saudara langsung tahu, burung yang menakutkan ini pun ternyata Tuhan pelihara. Tuhan yang beri mereka makan, dan mereka tidak punya tabungan. Tuhan mengatakan demikian. Adakah burung gagak yang buka tabungan? Tidak ada, mereka tidak pernah pikir besok mau makan apa, tapi Tuhan terus kasi. Ini ekstrim yang luar biasa, seolah Tuhan mengatakan “kamu tidak perlu pikir besok mau makan apa, pasti ada”. Ini bukan berarti Saudara tidak bertanggung jawab, kalau ada uang sekarang dihabiskan saja, pesta pora, traktir orang, dihabiskan, besok bagaimana? Besok dapat lagi. Bukan seperti itu, nanti kita akan bahas. Tapi sekarang saya mau tekankan betapa ekstrimnya nasihat Tuhan. Lihat dari binatang-binatang ini, tidak satu pun dari mereka khawatir besok mau makan apa. Saya yakin kalau Saudara bisa wawancara binatang, tidak ada yang khawatir tentang itu. Jadi ini satu cara yang sangat ekstrim Tuhan ajarkan, lihat burung gagak tidak pernah minta apa pun, besok tetap dapat. Tiap hari Tuhan pelihara sampai hari Tuhan mengatakan “cukup, tugasmu di bumi sudah selesai”, lalu mereka mati. Hidup kita tidak akan bertambah panjang hanya karena kita khawatir. Saudara dan saya sedang diajarkan demikian oleh Tuhan Yesus, jangan khawatir karena Tuhan yang pelihara.
Lalu yang kedua, yang kita khawatirkan apa selain makanan, pakaian? Tuhan secara spesifik menekankan kekhawatiran yang beralasan, Dia tidak mau bahas kehawatiran yang tidak beralasan. Tuhan bahas kekhawatiran yang masuk akal yaitu besok mau makan apa, besok mau pakai baju apa. dan untuk orang ini Tuhan mengatakan “jangan khawatir”. Tuhan mengatakan “lihat bunga di padang”. Tanaman itu indah sekali. Saya dulu pernah tanya ke mama saya “mengapa bunga bisa bagus?”, mama saya kasi jawaban bagus “karena Tuhan suka yang bagus maka Tuhan bikin bunga bagus.” Manusia tidak bisa lihat, mengapa Tuhan ciptakan? Jawabannya adalah karena Tuhan yang lihat. Jangan berpikir semua diciptakan untuk manusia, “Aku ciptakan semua bintang di alam semesta untuk manusia”, yang manusia tidak bisa lihat, tetap Tuhan lihat. Jadi ciptaan ini menyenangkan hati Tuhan. Maka Tuhan membuat ciptaan begitu indah karena Dia ingin menyatakan kemulianNya, Dia ingin menikmati ciptaan ini lalu Dia panggil manusia untuk menikmatinya bersama dengan Dia. Tuhan pun akan memelihara kita sesuatu dengan cara Dia, sesuai dengan apa yang Dia mau, karena Dia menikmati keberadaan manusia. Ini hal kedua, jadi bukan hanya mengenai makanan, tapi juga pakaian. Tuhan mengatakan “jangan takut, Tuhan akan mendadani kamu sesuai dengan yang Dia percayakan kepadamu”. Jadi jangan khawatir akan apa yang dimakan, jangan khawatir akan apa yang dipakai, Tuhan sudah siapkan semua itu. Tuhan Yesus pakai contoh yang esktrim sekali, bandingkan bunga rumput dengan Salomo. Tuhan Yesus mengatakan “Salomo pakai baju seindah apa pun, tidak seindah bunga di padang ini. Mengapa memakai istilah Salomo? Seorang bernama Joel Green, seorang ahli Perjanjian Baru, dia mengatakan salah satu Tuhan Yesus memakai perbandingan Salomo adalah keindahan Salomo itu keindahan yang berhikmat, dia mengerti apa yang indah. Jadi Tuhan mendadani semua dengan hikmat. Hikmat yang menggabungkan keindahan dan fungsi. Hikmat yang menggabungkan tujuan Tuhan mencipta dengan keindahan kita menjalani ciptaan. Itu indah sekali. Berarti Saudara diberikan kesempatan oleh Tuhan bukan hanya untuk dipelihara, tapi juga menikmati pemeliharaan Tuhan. Tuhan memelihara bukan hanya sekedar fungsi, tapi juga keindahan. Saudara dipelihara dalam hidup bukan hanya untuk memenuhi standar yang paling rendah. Hierarkinya Maslow, kebutuhan dasarnya apa, yang lain-lain yang kurang dasar, bagi saya itu merusak konsep kita. Akhirnya kita punya pengertian kalau berkait dengan kebutuhan paling dasar, itu penting. Kalau berkait dengan seni dan lain-lain itu kurang penting, akhirnya kita mengabaikan hal-hal itu. Tapi Tuhan tidak, Tuhan pelihara dan mengijinkan kita menikmati pemeliharaan Tuhan, ini pun bagian dari hikmat Tuhan.
Bagian selanjutnya, Yesus mengatakan di dalam ayat 30, “semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah”. Mengapa mereka cari? Karena tidak ada allah yang bisa mereka andalkan untuk pelihara. Allah mereka allah palsu, allah yang tidak nyata, allah yang tidak peduli, allah yang tidak pernah menyertai umat, allah yang tidak pernah concern dengan kehidupan manusia. Bangsa-bangsa lain tidak punya Allah seperti ini maka mereka khawatir. Saudara punya Allah seperti ini, mengapa ikut-ikut khawatir? Bangsa-bangsa kafir mencari hal-hal seperti ini, tapi orang milik Tuhan, tidak. Kalau begitu kita cari apa? Apakah kita tidak perlu bertanggung jawab? Kalau begitu untuk apa bekerja? Membuktikan saya tidak khawatir, saya tidak kerja”, itu celaka. Karena ayat selanjutnya, ayat 31 mengatakan “carilah kerajaanNya”. Saudara dan saya harus concern untuk hal yang Tuhan mau kita concern. Saudara harus perhatikan hal yang Tuhan mau kita perhatikan. Dan dengan tenang beriman untuk hal yang Tuhan akan kerjakan. Untuk hal yang Tuhan akan kerjakan, Saudara tidak perlu pikul di bahu, tapi ini tidak berarti Saudara jangan pikul apa pun. Saudara harus tetap bekerja, Saudara tetap harus mempunyai kekuatan atau bijaksana untuk mengumpulkan uang. Mengapa harus kerja? Itu tuntutan Tuhan. Tuhan mau kita mementingkan Kerajaan Allah. Dan apa yang dimaksud dengan mementingkan Kerajaan Allah? Banyak orang salah menganggap Kerajaan Allah, “Kerajaan Allah itu apa?”, “hal rohani”, jadi utamakan Kerajaan Allah dulu baru hal jasmani. Bukan itu yang Tuhan Yesus maksud. Karena Kerajaan Allah cangkupannya adalah seluruh bumi ini. Jangan pikir bisnis Saudara itu bukan bagian Kerajaan Allah, jangan pikir politik itu bukan bagian Kerajaan Allah, jangan pikir ilmu pengetahuan, sains dan lain-lain itu bukan bagian dari Kerajaan Allah. Jangan sempitkan Kerajaan Allah. Seluruh bumi tunduk pada Tuhan, karena seluruh bumi harusnya bagian dari Kerajaan Allah. Maka yang Yesus sedang katakan adalah berjuang Kerajaan Allah jadi di bumi, itu maksudnya pikirkan Kerajaan Allah. Yang Yesus maksudkan adalah engkau harus hidup dengan satu pandangan yang jelas, harus hidup dengan perjuangkan sesuatu yang jelas. Tuhan tidak pernah memanggil orang Kristen yang tidak tahu tujuan hidup, tidak tahu arah, yang hanya melewati hidup hari demi hari tanpa tahu harus perjuangkan apa. Saudara dan saya dipanggil untuk memperjuangkan Kerajaan Allah ini. Dan untuk itulah kita bekerja, untuk itulah kita berjuang. Dan Saudara harus tahu Tuhan yang sudah panggil kita tidak mungkin tidak cukupkan kebutuhan kita. Tuhan akan siapkan itu. Maka jangan khawatir, kerjalah baik-baik karena sekarang saya punya Tuan di sorga yang memperhatikan pekerjaanku baik atau tidak. Ini maksudnya perhatikan Kerajaan Allah. Saudara kerja dengan motivasi apa? Dengan motivasi menyenangkan Tuhan di sorga, bukan motivasi uang. Orang yang sukses dalam keuangan umumnya adalah orang yang tidak terlalu concern keuangan. Dia lebih concern bagaimana memperbesar pengaruh perusahaannya. Dia lebih concern bagaimana dia menjadi pemimpin dari market atau apa. Concern yang kalau orang cuma concern uang, itu orang kerdil, tidak pernah jadi besar. Ini baru duniawi, belum Kerajaan Allah. Orang yang mementingkan uang adalah orang yang remeh, orang yang mementingkan hal lain lalu memanfaatkan uang demi itu, itu orang yang lebih punya perjuangan untuk sesuatu. Uang itu jadi hamba.
Maka yang Tuhan Yesus mau tanya adalah engkau punya visi untuk pekerjaan Allah atau tidak, kalau iya, kerjakan itu apa yang Tuhan percayakan dengan segiat mungkin. Maka saya percaya bagian ini membuat kita bekerja dengan kesadaran ada Tuhan di sorga yang menuntut saya untuk kerja baik. Tuhan di sorga yang melihat saya, bukan bos di dunia ini. Maka ayat 34, Yesus mengatakan “dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada”. Maka yang harus kita renungkan adalah harta Saudara dimana. Saudara kerja, punya uang, unganya untuk apa? Kalau uangnya untuk masa depan, berarti Saudara masih khawatir. Saya tidak bilang Saudara tidak boleh punya tabungan, Saudara boleh punya tabungan. Tapi pertanyaannya adalah tabunganmu untuk apa? Tabunganmu untuk menjaga hidup supaya nanti ada masa depan yang baik? Kalau begitu berarti masih khawatir. Lalu untuk apa tabungan? Untuk anak, kalau begitu masih khawatir juga. Kita tidak kumpulkan harta warisan sampai 7 keturunan ke bawah, warisan itu selalu setelah Saudara mati, membuat perang. Saudara kumpulkan uang lalu mengatakan “ini untuk membeli mobil baru”, berarti hati Saudara ada di mobil. Jadi hati Saudara ada dimana Saudara mau arahkan uang. Tuhan Yesus mengatakan kalau hatimu di Kerajaan Allah, uangmu juga di situ. Maka baik dalam kelimpahan maupun kekurangan, kita sehati mengatakan “Tuhan, kami tahu Engkau tidak pernah meninggalkan kami, kami tahu Engkau senantiasa mencukupkan kami, hanya tolong kami mengetahui kemana hati kami harusnya berada, sehingga uang kami pun ada di situ”.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)