Lukas 13: 10-21
Saya akan mulai dari pertama yaitu mengenai pengertian Sabat yang menjadi kontroversi di dalam percakapan Yesus dengan pemimpin rumah ibadat. Di katakan di sini Yesus sedang mengajar di rumah ibadat pada hari Sabat, Dia berkotbah di situ menyampaikan firman. Lalu ada seorang perempuan yang kerasukan roh. Ini pun tema lain lagi, Yesus mengalahkan roh jahat, ini pun bisa menjadi bagian yang kita bahas. Setan mengganggu dan memberikan dampak yang menyengsarakan orang. Salah satunya adalah perempuan ini sampai begitu bungkuk dengan keadaan yang melampaui keadaan normal. Dikatakan bungkuknya itu seperti kerta yang ditekuk, demikian kalau kita baca di dalam pengertian yang disampaikan oleh Lukas. Dan Yesus melihat perempuan ini begitu menderita, Dia langsung tegakan, dan sambil lakukan itu rohnya langsung pergi. Ini menunjukan kemenangan yang luar biasa. Cinta kasih Yesus kepada perempuan tua ini yang sudah 18 tahun diganggu oleh roh membuat Dia tergerak untuk membebaskan perempuan ini dari kuasa setan. Tapi mulailah pemimpin rumah ibadat marah, “ini apa, mengapa sembuhkan orang pada hari Sabat?”. Dia sebenarnya mau sindir Yesus, kalau dilihat dia marah karena Yesus sembuhkan perempuan tua ini, tapi dia tidak berani tegur Yesus, dia pakai sindiran. Dia bicara ke orang banyak, tapi tujuannya ke Yesus. Dia mengatakan “hai orang-orang, ada 6 hari untuk disembuhkan, datanglah pada hari itu, jangan datang pada hari ke-7”. Ini lagi-lagi masalah Sabat yang diungkit, dan Yesus berkali-kali konflik karena problem Sabat. Bagi orang Israel Sabat adalah hari di mana kita tidak boleh bekerja. Dan mereka sangat ketat dalam melakukan ini, karena mereka tahu di dalam kitab nabi-nabi dikatakan “Aku membuang engkau hai Israel, karena engkau mengabaikan Sabat bagi tanah ini, maka Aku buang kamu”. Maka orang Israel bereaksi dengan mengatakan “sekarang Sabat harus kita jalankan. Kita kompak, kita satu identitas orang Israel, sama-sama menghormati Sabat, sama-sama menghormati perintah Tuhan, tidak boleh kerja di hari Sabat”. Akhirnya mereka mereka membuat peraturan yang banyak diantaranya sengaja dipermainkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan tidak peduli tradisi mereka yang membuat Sabat menjadi sesuatu yang ringan, yang sepele, yang ditaati dengan buta tanpa mengerti konsep total dari Sabat. Ini yang mereka lakukan, mereka melakukan pemisahan antara apa yang disebut kerja dan bukan, apa yang boleh di hari Sabat dan tidak. Mereka membuat peraturan ini dan ini bukan Taurat. Taurat tidak mengajarkan dengan cara yang sempit dan kosong mengenai apa yang boleh dan tidak, Taurat memberikan yang lebih dalam lagi yaitu mengenai pengharapan hari ketujuh, tentang pengharapan pemulihan segala sesuatu, tentang damai Allah bersama manusia, dan banyak hal lain yang ditekankan dalam tema Sabat. Dan ini diabaikan manusia demi menekankan mana boleh mana tidak, Yesus sengaja melawan ini. Ketika dikatakan di hari Sabat tidak boleh melawan istirahat, maka mengangkat tempat tidur itu dianggap sebagai pemberontakan. Dan ketika Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh di pinggir kolam, Yesus mengatakan “angkat tilammu dan berjalanlah”. Mengapa disuruh mengangkat tilam, mengapa Yesus tidak mengatakan “berjalanlah dan tinggalkan tilammu”, mengapa suruh angkat? Karena ini justru akan membuat konflik dengan orang-orang Yahudi dan Yesus sengaja bangkitkan ini supaya mengoreksi konsep mereka tentang Sabat. Lalu Dia juga menyembuhkan mata orang buta, lagi-lagi di hari Sabat. Yesus ingin menekankan apa itu pengertian Sabat, dan Yesus menghantam pengertian dari orang-orang yang sempit yang membenarkan diri dan tidak menganggap perlunya melihat posisi yang lain, melihat kemungkinan untuk belajar, melihat ada kemungkinan saya salah menganggap tentang teori Sabat ini dan belajar dari yang lain. Inilah yang Yesus tegur.
Yesus sama sekali sedang tidak menegakan satu kubu yang sangat egois, sangat merasa benar sendiri, tidak. Alkitab sangat menekankan oikumene yang sejati. Dan oikumene yang sejati tidak seperti yang kita pikirkan, tidak seperti yang banyak orang gembar-gemborkan sekarang. Sekarang orang mengatakan oikumene, berarti saya tutup mata, tidak perlu melihat perbedaan, semua sama, tidak ada doktrin, tidak ada denominasi, semua sama. Itu bukan oikumene. Paulus mengatakan ada di antara kamu yang menganggap satu hari penting lebih penting dari yang lain, kamu lakukan itu untuk Tuhan, itu baik. Ada yang lain, menganggap semua hari sama, jika engkau lakukan itu untuk Tuhan, itu juga baik. Kita tetap menghormati orang lain yang melakukan cara berbeda demi motivasi mencintai Tuhan. Alkitab itu sangat indah, Alkitab itu memberikan ruang bagi perbedaan. Itu sebabnya tidak ada kelompok denominasi yang boleh mengklaim bahwa dia atau dirinya adalah kelompok yang mutlak benar dan semua kelompok yang lain harus belajar lewat dia. Reformed tidak begitu. Teologi Reformed dimulai dengan pernyataan sederhana, mari kembali ke Alkitab karena selama ini kita sudah salah mengerti Alkitab. Berarti sambil mengatakan “mari kita kembali ke Alkitab”, sambil mengatakan “kita perlu belajar banyak hal”, karena banyak hal kita ketahui dengan cara yang salah, lalu kembali ke Alkitab. Demikian juga tentang Sabat, Yesus sedang tidak menghina orang yang menghormati Sabat, Yesus sedang tidak menghina orang yang tidak mau kerja di hari Sabat. Tetapi Yesus menolak menghormati orang yang tidak mau menghormati orang lain. Maka di dalam pengertian Tuhan Yesus, hari Sabat itu dilakukan untuk beberapa hal. Yang pertama, hari Sabat adalah hari perhentian untuk ibadah, maka Yesus berkotbah di sinagoge. Hari Sabat adalah hari perhentian untuk ibadah. Saudara mesti memiliki hari dimana Saudara beribadah kepada Tuhan, mendengarkan firmanNya, berdoa padaNya, memuji Dia dengan segenap hati, harus ada. Dan itu adalah hari Sabat yang kita terapkan di dalam hari pertama yaitu hari Minggu. Kemudian yang kedua, Sabat melatih orang untuk tidak serakah. Yang Yesus tegur dari orang Yahudi bukan kegagalan mereka untuk ambil posisi, tapi kebiasaan mereka untuk menghina dan meniadakan posisi yang lain. Ini yang Yesus tegur dengan keras, karena posisi yang mereka tiadakan termasuk posisiNya Kristus yang menekankan tujuan Sabat untuk hari perhentian bagi beribadah, yang kedua melatih diri untuk tidak serakah, yang ketiga hari untuk menikmati Tuhan dengan limpah, yang keempat hari besar itu dimana setan dikalahkan. Ini yang Yesus kerjakan, hari Sabat menaklukan setan, itu cocok sekali. Maka seharusnya pemimpin rumah ibadat itu mengatakan “ada hari sabat untuk menyembuhkan diri dari setan, mari datang hai semua yang kerasukan untuk disembuhkan Yesus di hari Sabat”, karena itulah yang Dia lakukan. Dia mengalahkan setan maka Sabat bebas dari setan. Demikian juga pengertian terakhir, Sabat itu adalah hari perhentian untuk ibadah, hari untuk melatih diri tidak serakah dan bergantung kepada Tuhan, hari untuk menikmati Tuhan, keempat hari untuk menikmati kebebasan dari kejahatan, dan yang kelima hari yang dinikmati setelah pekerjaan selesai. Jadi Yesus punya pengertian Sabat yang dalam. Dan waktu pengertian ini ditolak karena kesempitan orang Yahudi, pada waktu itu Yesus menegur mereka. Poin pertama mengenai Sabat sudah dibahas dengan sangat limpah di bagian ini. Tapi poin ini adalah narasi untuk memuncak ke dalam kalimat yang selanjutnya dari Yesus. Yesus mengatakan “hai orang munafik, bukankah setiap orang diantaramu melepaskan lembunya di hari Sabat, bukankah perempuan ini yang sudah 18 tahun diikat oleh iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu karena ia adalah keturunan Abraham”, bagian inilah yang jadi kontroversi yang sangat besar karena Yesus mengatakan ada perempuan yang adalah keturunan Abraham. Perempuan ini adalah satu dari anak perempuan Abraham. Istilah ini belum pernah terdapat di kitab suci. Yesus menyatakan hal yang sangat kontroversial. Dan Injil sinoptik, Matius, Markus dan Lukas sangat senang mencatat bagian ini terutama Lukas. Lukas sangat senang mencatat ketika Yesus menjadi seorang kontroversialis, ketika Dia menantang tradisi yang tidak memanusiakan manusia. Maka kita ikut Yesus dengan mengatakan tradisi harusnya mencerminkan kelimpahan dari pekerjaan Tuhan membangkitkan manusia. Waktu tradisi itu menghina kemanusiaan, tradisi itu harus kita potong, tradisi itu harus kita lawan.
Kita menghargai tradisi sebagai cara Tuhan untuk menyatakan pekerjaanNya secara umum di tengah bangsa-bangsa. Tapi setiap tradisi ada hal yang rusak, yang membuat manusia tidak dimanusiakan, dan itu yang akan kita lawan. Ketika perempuan dianggap hina, ketika orang dianggap hina, ketika manusia dianggap hina, waktu itu tradisi harus pergi. Karena tradisi lebih rendah dari pada kemanusiaan. Kemanusiaan adalah sesuatu yang harus disupport oleh tradisi. Ini yang Yesus ajarkan, perempuan ini adalah perempuan anak Abraham, son bukan daughter, ini kontroversi. Tapi Yesus sudah penuh kontroversi sejak hari pertama Dia lahir di dunia ini. Dia kontroversi sekali, lahir dari seorang perempuan yang belum menikah. Yesus lakukan ini, cara Dia datang dengan cara seperti ini. Dan Injil Lukas adalah Injil yang paling suka menekankan hal yang kontroversi itu. Maka kalau Saudara suka memberontak harusnya suka Injil Lukas. Tapi yang suka memberontak, memberontaknya pada yang perlu diberontak, jangan berontak pada hal yang tidak perlu diberontak. Jangan berontak sama orang tua, jangan berontak pada tatanan yang baik. Berontak pada prinsip yang salah, tapi jangan berontak pada hal yang benar. Maka ada dobrakan dari Injil Lukas yang menegaskan bahwa tradisi Yahudi jangan diikuti denga buta, tradisi Yahudi harus diikuti dengan pengertian dan pengertian ini akan memuncak di dalam Kristus. Kristus tidak meniadakan tradisi Yahudi, Kristus mengoreksi tradisi yang sudah menyimpang dari tradisi Yahudi yang sejati. Dan tradisi Yahudi salah satunya adalah penghormatan kepada perempuan. Adam dan Hawa diciptakan sebagai gambar Allah, dua-duanya setara. Jadi Injil Lukas adalah Injil yang mendobrak kebiasaan zaman itu yang menekankan ada kelompok yang penting, yang kelompok yang kurang penting. Yesus justru mengatakan “benar ada kelompok penting dan kelompok kurang penting”, Yesus datang bukan untuk meniadakan ini. Tapi Yesus mengatakan “Aku mau pilih dari kelompok yang kurang penting ini”. Lalu yang penting kaget “kami bagaimana?”, Yesus mengatakan “Aku lewati kamu, Aku ambil perempuan, Aku ambil seorang nelayan biasa, Aku ambil seorang mantan pelacur, Aku ambil orang-orang yang kamu singkirkan dari tempat utama, justru Aku ambil mereka menjadi orang yang duduk di tempat utama di dalam kerajaanKu”. Ini yang Dia lakukan. Maka Dia melihat perempuan ini dan mengatakan hal yang kontroversi lagi, yaitu perempuan ini adalah daughter’s of Abraham, dia adalah anak perempuan Abraham. Isitlah baru, bukan son’s of Abraham tapi daughter’s of Abraham, anak perempuan. Dan ini membuat orang-orang yang mengerti Yesus, mempunyai hati melihat orang-orang yang terpinggirkan itu dipanggil. Mereka yang senang melihat apa yang Yesus lakukan, semua bersukacita, sedangkan semua pemimpin menjadi malu. Yesus melanjutkan cerita dengan mengatakan bahwa Kerajaan Alalh dimulai dengan humble beginning seperti ini. Dari perempuan seperti ini yang tadinya dirasuk setan sampai bungkuk lalu Tuhan tegakkan, dari dia Kerajaan Allah akan mulai. Dari perempuan yang tua, yang sudah pendarahan berapa lama, yang tidak berani bicara di depan umum, dari dialah kerajaan itu akan dimulai. Dari nelayan yang tidak dikenal, yang tidak punya kedudukan dan pendidikan, dari sinilah kerajaan itu akan dimulai. Bahkan di dalam Kekristenan mula-mula yang paling banyak percaya berita Injil adalah para budak. Karena orang terdidik mengatakan berita Injil itu adalah kebodohan. Lalu orang yang beragama mengatakan berita Injil adalah batu sandungan. Tapi bagi para budak, ini berita pengharapan. Yesus mengatakan “Aku membebaskan engkau”, dan yang paling rindu dibebaskan adalah para budak. Raja-raja mana mau dibebaskan, mereka senang dengan posisi mereka. Tapi para budak mengatakan “kami perlu berita ini”. Akhirnya orang-orang kecil itu datang dan menjadi anggota kerajaan dan Yesus mengatakan “inilah ragi yang akan mewarnai seluruh bumi, memenuhinya dengan Kerajaan Allah. Inilah biji sesawi yang akan tumbuh menjadi pohon besar”. Dimulai dari perempuan yang dihina, yang Yesus angkat dengan mengatakan “ini pun keturunan Abraham”. Inilah indahnya kerajaan itu. Dan saya sangat senang ketika mendapat kesempatan melihat biji sesawi. Di Malang ada Pdt. Cornelius Kuswanto, ahli PL, dia mendapat gelar doktor di bidang Perjanjian Lama dan dia adalah profesor Perjanjian Lama yang mengajar di SAAT. Waktu satu kali kunjungan, Pdt. Kornelius tunjukan di satu plastik biji sesawi dan itu luar biasa kecil, seperti lobang kertas yang ditusuk jarum kecil, kira-kira sebesar itu biji sesawi, luar biasa kecil. Kalau ini ditaruh di meja, ditiup angin, tidak ada yang peduli. Tapi begitu di tanah, ditanam, dia akan tumbuh jadi tanaman yang bisa dihinggapi burung. Ini benar-benar humble beginning, awal yang tidak bisa dideteksi karena terlalu kecilnya.
Dan ini yang Yesus katakan “Aku memulai KerajaanKu di bumi dengan menyerahkan diri mati di atas kayu salib”. Siapa yang mau raja yang mati di atas kayu salib? Bagi orang Romawi mati di kayu salib tanda pemberontak gagal. Bagi orang Yahudi, mati di kayu salib berarti dikutuk oleh sorga dan ditolak oleh bumi. Apakah ada pemimpin yang mati di kayu salib yang mau disembah? Itu benar-benar tidak masuk akal. Dan Yesus mengatakan “yang Aku panggil adalah orang-orang kecil”, perempuan ini, orang-orang lemah, orang-orang yang tidak dipandang oleh dunia ini, untuk memulai kerajaan yang akan mengambil alih seluruh bumi yang seperti belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada pengaruh yang bisa mempengaruhi seluruh bumi lebih besar dari pada Kekristenan dan Kekristenan dimulai dari orang-orang yang paling tidak dianggap, para budak, perempuan, orang-orang kecil dan lain-lain. Dan di bagian selanjutnya Yesus mengatakan “seperti ragi yang ditaruh di adonan, akan membuat seluruh adonan dipengaruhi”. Saya sangat senang dengan perkataan Pak Billy, ragi itu tidak perlu ditaruh dengan tepat, taruh sembarangan saja, nanti akan menyebar. Jadi Saudara tidak perlu taruh merata supaya menyebar. Taruh di satu titik nanti semua akan kena, itulah Kekristenan. Dimulai dari satu titik yang kecil tapi akan mempengaruhi semuanya. Inilah yang Yesus sedang katakan. Saudara dan saya sedang berbagian di dalam kerajaan yang menghargai orang yang tidak dihargai oleh dunia, yang menghargai orang yang dipandang sebelah mata oleh dunia. Dan dari situ kerajaan ini berkembang. Saya sangat sedih dengan perkembangan gereja yang terlalu mementingkan orang penting di dalam gereja. Orang penting itu menjadi penting kalau dia rela sujud kepada Tuhan. Tapi Alkitab punya cara lain, perempuan yang untuk ibadah pun diusir, perempuan kalau mau duduk pun orang lain bilang “jauh-jauh, kamu kan kerasukan setan”, itu yang Yesus panggil, taruh di tengah dan mengatakan “ini keturunan Abraham”, dan semua orang menjadi malu. Saya pikir ini satu hal yang perlu kita ingat dan Injil Lukas sangat tepat untuk kita pelajari, untuk mengingatkan kita terhadap humble beginning of The Kingdom. Permulaan yang begitu rendah, begitu remeh, tapi yang mempengaruhi seluruh dunia. Yesus memperhatikan apa yang orang lain atau dunia ini tidak perhatikan. Yesus melihat apa yang dunia ini tidak mau lihat, dan Yesus bahkan dengan berani mengatakan “kerajaanKu akan terdiri dari orang-orang ini dan akan menggoncang dunia”.
Maka biarlah kita sadar diri kita yang rendah supaya kita dipakai Tuhan. Kita sadar kelemahan kita supaya kita tahu di dalam kerendahan kita, Tuhan akan menunjukan kuasaNya. Dan kita tidak boleh remehkan siapa pun karena kita tahu di dalam diri orang yang kita pandang sebelah mata, melalui orang itu Kerajaan Tuhan akan dibangkitkan dan dinyatakan. Kiranya Tuhan memberkati dan memampukan kita untuk melihat apa yang Kristus lihat.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)