(Lukas 2: 1-7)
Lukas memulai narasinya dengan mengatakan “ada seorang kaisar bernama Agustus yang memberikan perintah supaya ada sensus penduduk”. Kaisar Agustus merupakan salah satu kaisar yang paling brilian yang pernah dimiliki oleh Kerajaan Roma. Dia brilian dalam perang, dia brilian dalam mengatur pengaturan pajak untuk seluruh daerah yang dikuasai Roma, dia merupakan anak angkat dari Julius Caesar. Lalu anak angkat dari Julius Caesar yaitu Oktavianus, dia marah sekali karena ayah angkatnya dibunuh seperti ini, maka dia balas dendam, semua anggota senat dibunuh oleh dia dan Oktavianus muncul sebagai penguasa yang baru, menjadi penguasa yang mempunyai kekuatan politik yang sangat besar. Oktavianus sangat brilian, setelah diangkat menjadi kaisar, dia diberikan gelar Agustus. Inilah raja yang memperbesar Kerajaan Roma menjadi besar luar biasa dan dialah orang yang memulai periode pax romana, damai di dalam Kerajaan Roma, tidak ada musuh yang berarti yang dihadapi pada zaman itu. Jadi Yesus Kristus datang di dalam zaman kaisar ini, waktu Roma sangat kuat, waktu Israel sedang sangat tertindas, Sang Juru Selamat datang. Inilah yang dicatat oleh Lukas, Lukas mau memberitahukan bahwa ketika zaman besar ini, Kaisar Agustus, kaisar ini tergerak untuk mengadakan pengaturan sensus sebaik mungkin supaya tahu pajak harus diambil dari mana, siapa yang membayar dengan setia, siapa yang suka tipu. Semua warga harus mendaftar di daerah masing-masing. Ternyata Tuhan pakai keputusan dari kaisar besar ini untuk rencana Tuhan supaya Sang Mesias lahir di tengah Kota Betlehem. Inilah keindahan dari cara Lukas menulis, dia cuma menulis orang-orang besar disinggung sedikit, kemudian dia menulis rencana Tuhan. Rencana Tuhan lebih penting dari pada pergolakan politik di dunia, rencana Tuhan lebih penting dari apa yang direncanakan oleh orang-orang besar. Maka kita akan lihat ada beberapa hal yang Lukas mau tekankan dari bagian ini mengenai kelahiran Kristus. Hal pertama yang Lukas tekankan dari ayat-ayat ini adalah bahwa kelahiran Kristus membuktikan bahwa Tuhan berkuasa atas seluruh Kerajaan di bumi. Alkitab mengatakan Tuhan yang membangkitkan Nebukadnezar, Tuhan yang membangkitkan Koresh, Tuhan membangkitkan kerajaan demi kerajaan. Alkitab mengatakan tidak ada orang bisa berdiri lalu menjadi pemimpin di luar kehendak Tuhan. Maka Tuhan berkuasa atas segala sesuatu. Ketika kita menyadari hal ini baru kita tahu Tuhan kita Tuhan yang besar, Tuhan kita Tuhan yang agung, karena orang yang paling besar dan agung di dunia ini hanya boleh menjadi agung di dalam batasan yang Tuhan ijinkan. Lukas berbeda dengan orang lain yang sedang cari berita pada zaman itu. Lukas mengatakan “nama kaisar itu hanya muncul satu kali dan itu pun karena ada kaitan dengan yang Tuhan rancangkan”. Inilah hal pertama yang Lukas mau bagikan, Tuhan yang berkuasa atas seluruh kerajaan di bumi. Tuhan ijinkan Kerajaan Roma bisa bangkit dan Tuhan pakai wadah ini untuk menurunkan Kristus di tengah-tengah Tanah Palestina dalam jajahan bangsa Roma.
Hal kedua, dalam bacaan kita juga Lukas menyampaikan bahwa kerajaan yang akan didirikan Kristus adalah kerajaan yang akan menggantikan kerajaan keempat di dalam Kitab Daniel. Di dalam Kitab Daniel dikatakan bahwa Kerajaan Israel akan dihancurkan oleh bangsa Babel, tetapi Babel dihancurkan oleh Persia, Persia dihancurkan oleh Makedonia kerajaan ketiga, Makedonia dihancurkan oleh Roma kerajaan keempat yang besar ini. Waktu Daniel mengatakan semua orang kaget dengan akurasi jawaban Tuhan dalam sejarah dari nubuat Daniel ini. Karena Daniel menggambarkan kerajaan pertama mirip singa dan kita tahu Babel mempunyai lambang singa yang bersayap. Lalu kita mengatakan kerajaan kedua mirip beruang yang besar berbaring di satu sisi, kita tahu bahwa Babel hancur oleh Kerajaan Persia dan Media, tapi kemudian Persia makin kuat, Media pun ditekan, berbaring pada satu sisi. Kerajaan ketiga, macan tutul bersayap, macan tutul mempunyai kecepatan luar biasa, ditambah sayap akan makin cepat, ini Kerajaan Makedonia yang cepat sekali dalam menaklukan daerah-daerah jajahan. Alkitab sangat dekat dengan pergolakan politik bangsa-bangsa ini. Babel, Persia, Makedonia, Roma bahkan sampai Kitab Para Rasul. Saudara kalau menyelidiki Kitab Para Rasul, Saudara akan menemukan bahwa catatan Kisah Para Rasul sengaja menekankan daerah yang dicaplok Makedonia sekarang dicaplok oleh Paulus dengan berita Injil. Jadi dulu Makedonia mencaplok daerah ini, daerah itu, Kisah Rasul mengatakan Paulus memberitakan Injil di daerah ini, ini dan ini, persis sama dengan yang dimenangkan oleh Makedonia. Jadi Kisah Para Rasul membalikan kembali pengaruh dunia sekarang hancur oleh pengaruh Injil. Maka sejarah dari Daniel sangat akurat, sehingga orang tidak bisa menyangkal bahwa nubuat Daniel adalah nubuat Ilahi. Siapa yang bisa meramalkan begitu tepat? Siapa yang bisa menerjemahkan batu yang diungkit bukan dengan tangan manusia lalu menjadi gunung? Kira-kira apa maksudnya? batu yang bisa bergerak sendiri? Kalau kita belajar Perjanjian Lama baru kita tahu di dalam pembangunan Bait Suci oleh Salomo, Salomo melarang ada batu yang masih harus diukir di situs pembangunan Bait Suci. Maka semuanya harus sudah beres dan tinggal disusun di pembangunan Bait Suci. Maka pembangunan Bait Suci adalah pembangunan paling tenang di sepanjang sejarah. Saudara kalau masuk proyek pembangunan pasti ributnya bukan main, bunyi ini dan itu. Tapi waktu masuk Bait Suci, sepi, karena seluruh pekerjaan yang ribut dikerjakan di luar. Maka waktu batu itu sudah diukir di luar, ketika dibawa ke tempat pembangunan, orang mengatakan “inilah batu yang dibuat bukan oleh tangan manusia tapi oleh Tuhan sendiri”. Maka sebenarnya Kitab Daniel sedang mengatakan batu itu berkembang, ini berbicara soal Bait. Jadi Kerajaan Roma dikalahkan oleh Bait. Bait apa bisa kalahkan Roma? Bait mana bisa menggantikan Kerajaan Roma? Yesus mengatakan “ini tandanya bahwa Aku berhak, rombak Bait Suci ini, Aku akan dirikan dalam 3 hari”. Orang baru tahu Bait Suci digenapi dalam pribadi Kristus, Tuhan Yesuslah Sang Bait Sejati. Itu sebabnya setelah Kristus datang dan menebus umatNya, umatNya menjadi anggota tubuhNya, menjadi bait. Dan sejak Yesus menebus umatNya, Bait Suci tidak perlu dibangun secara fisik. Sejak tahun 70 sampai sekarang tidak perlu ada Bait Suci dibangun. Kita bukan pendukun Israel, kita bukan orang yang mendukung supaya Bait Suci kedua itu dibangun lagi, tidak perlu. Dan Lukas memberitahukan kelahiran Kristus menggenapi ini. Kelahiran Kristus menjadi fondasi untuk digenapinya nubuat Tuhan setelah Babel muncul Persia, setelah Persia muncul Makedonia, setelah Makedonia muncul Romawi, setelah itu waktunya Allah menyatakan kerajaan dan prinsip-prinsip iman sejati melalui Kekristenan. Inilah hal kedua yang Lukas mau nyatakan yaitu bahwa kegenapan nubuat Daniel ada pada diri Kristus.
Lalu hal ketiga yang bisa kita lihat adalah Lukas memberikan pernyataan bahwa fokus Allah bukan kerajaan dunia, bukan Kaisar Agustus, fokus Allah adalah Yusuf dan Maria. Siapa yang bisa membandingkan Yusuf dengan Kaisar Agustus. Pada zaman itu Yusuf bukan siapa-siapa, Yusuf hanya seorang kecil yang menikah dengan perempuan sederhana dan yang pergi ke Betlehem untuk mendaftarkan diri karena ada sensus ini, jadi mereka bukan orang penting. Yang penting adalah Agustus, Agustus yang mempunyai kuasa yang begitu besar, pemimpin dari kerajaan yang paling besar, paling berpengaruh. Di tangan Agustus Roma menaklukan Spanyol, Roma menaklukan semua daerah Afrika yang mereka mau, Roma menaklukan Mesir, Roma mempunyai kerajaan yang begitu stabil dan kuat. Tetapi Tuhan tidak pandang Kaisar Agustus, Tuhan pandang Yusuf dan Maria yang sederhana, yang mau taat jalan ketika Tuhan perintahkan kepada mereka untuk jalan. Jadi Kaisar Agustus dibangkitkan supaya dari dia boleh ada jalan dimana 2 hamba Tuhan ini menaati rencana Tuhan. Jadi yang penting adalah Yusuf dan Maria. Maka kalau kita membaca ayat 1-7 seolah-olah Agusutus ditampilkan dulu, setelah itu turun, baru Kirenius muncul sedikit, turun lagi. Setelah itu Yusuf dan Maria masuk dan mereka menjadi cerita utama. Coba bayangkan satu film yang orang pentingnya cuma menjadi figuran. Agustus adalah figurannya, Kirenius lebih sedikit lagi, setelah itu Yusuf dan Maria inilah central ceritanya. Jadi Yusuf dan Mari yang Tuhan perhatikan. Tuhan mengerjakan karyaNya dengan tersembunyi dan Tuhan tidak pernah terlalu memikirkan tentang orang-orang besar, kerajaan agung di dunia ini. Zaman kita pun sama, orang dunia kadang-kadang diberikan kuasa besar, kadang-kadang diberikan kekayaan luar biasa besar, kadang-kadang diberikan nama begitu hebat, tapi Tuhan tidak peduli itu semua. Tuhan pakai orang-orang rendah, Tuhan pakai orang-orang yang mau taat siapa pun dia. Maka kalau Saudara menganut teologi sukses, teologi kemakmuran, teologi ini sangat gampang untuk dihancurkan. Ada seorang teolog yang sangat baik, seorang bernama Moltmann mengatakan “Kristus itu pusat, tidak ada 2 pusat”, jadi kalau Dia adalah pusat dalam gereja kita semua harus menjadi ekor. Jadi teori yang mengatakan kepala bukan ekor itu sudah runtuh dengan Kristus yang ditempatkan menjadi kepala. Karena Dia kepala, mari kita bersabar, rela dan sukacita menjadi ekornya Kristus. Kalau tidak mau, terserah, Saudara mau menyaingi Yesus Kristus, silahkan melakukan beberapa hal ini, pertama lahir dari anak dara, kedua ubah air menjadi anggur, ketiga bangkitkan beberapa orang mati, yang keempat sendirinya mati kemudian bangkit. Kalau Saudara bisa, mungkin ada harapan untuk menyaingi. Dia kepala, kita ekor, bersyukur karena itu. Dia yang memimpin, kita dipimpin oleh Dia, bersyukur karena itu. Maka Tuhan tidak perhatikan apa yang dunia ini perhatikan. Tuhan tidak kagumi apa yang dunia ini kagumi. Dunia kagum kepada Agustus sang kaisar besar, tetapi Tuhan kagum kepada Yusuf dan Maria yang setia berjalan karena perintah Tuhan. Mari kita punya pemikiran seperti ini. Saya setiap kali melayani, saya tidak tahu jemaat yang kaya itu siapa, yang punya kedudukan itu siapa, saya kurang tahu. Maka Agustus cuma figuran, Kirenius figuran lebih kecil, Yusuf dan Maria tokoh utama. Sampai Sang Bayi lahir, sekarang Yusuf dan Maria juga turun, Bayi itu yang menjadi sorotan dari Injil Lukas, inilah cara Tuhan memberikan penilaian. Maka hal ketiga yang kita bisa pelajari adalah fokus Allah ada pada Yusuf dan Maria.
Lalu hal yang keempat, Injil Lukas dalam bagian ini menyatakan bahwa Sang Raja yang akan menaklukan seluruh dunia rela datang di dalam kesederhanaan. Yesus rela datang ke dunia bukan untuk menjadi raja yang langsung kelihatan kemewahannya, Dia datang dengan rela menjadi manusia, rela menjalani apa yang orang lain jalani. Ireneus ketika menulis tentang Tuhan Yesus, dia mengatakan “saya kadang-kadang harus berhenti melanjutkan tulisan ini karena saya sangat terharu memikirkan karakter Kristus”. Ketika dia menyelidiki, dia mengatakan Kristus adalah Pribadi yang agung, Anak Allah yang rela menjadi manusia lalu rela mengalami semua tahap kehidupan manusia. Kristus rela mengalami semua yang harus kita alami, kita alami karena terpaksa, tapi Kristus mengalami dengan penuh kerelaan. Saya pernah bagikan kepada Saudara pengertian yang membedakan antara misionaris yang sejati dengan orang yang cuma jalan-jalan. Yesus tidak begitu, Yesus datang ke bumi sampai mati baru pulang. Saudara renungkan kalimat ini. Dia datang ke dunia tidak pernah pulang ke sorga sampai mati, sudah mati pun masih 40 hari di bumi, baru setelah itu naik terangkat ke sorga. Yesus sampai mati bersama kita. Di tengah-tengah kita Dia tidak mengatakan “berat, pulang dulu”, Di ajuga tidak mengatakan “malam tidak ada tempat meletakan kepala, pulang ke rumah Bapa di sorga” Dia bisa melakukan itu. Tapi Yesus mengatakan “Aku tidak ada tempat membaringkan kepalaku di bumi ini” apakah itu menjadi alasan Dia pulang dulu? tidak. Maka anak-anak muda yang kos, yang kangen rumah, jangan pulang sampai Saudara diijinkan pulang. Jangan pulang karena tidak betah, jangan pulang karena menyerah, jangan pulang karena tidak sanggup, lanjutkan terus. Karena Kristus pun datang ke dunia ini banyak hal berat yang Dia alami. Dia tidak pernah pakai priviledge satu pun sebagai Anak Allah. Waktu mau diserang oleh pemimpin agama, Dia tidak mengatakan “BapaKu yang akan menjawab, bukan Aku. Bapa silahkan” lalu suara Tuhan mengguntur, siapa lagi berani melawan Dia. Tapi Yesus tetap tidak pakai apa pun hak yang seharusnya Dia miliki sebagai Anak Allah. Maka Dia datang, Dia jalani apa yang manusia lain jalani. Saudara lapar, Dia pernah lapar, Saudara kesepian, Dia pernah kesepian berkali-kali. Bayangkan betapa sepinya orang yang sudah punya niat begitu agung, punya beban begitu berat, punya misi begitu suci dan begitu sangat krusial bagi manusia, tidak ada satu pun yang ingat, yang sadar, yang tahu. Semua cuma tahu “Engkau bisa beri roti, perutku kenyang”, semua cuma tahu “Engkau bisa sembuhkan aku, aku datang”. Semua cuma tahu “anaku sakit, tolong sembuhkan”. Tapi waktu Yesus beritakan Kerajaan Allah, tidak ada yang mengerti. Bayangkan betapa sendiriannya Dia waktu semua orang tidak mengerti visi yang mau dikerjakan oleh Dia. Maka Kristus pernah mengalami kesendirian, pernahkah Dia dikhianati? Kristus ada di dalam dunia, mengalami apa yang kita alami. Dia menjalani tiap tahap kehidupan manusia, ini dikatakan oleh Ireneus. Ireneus mengatakan Dia jalani tiap tahap. Maka Saudara sedang ada di tahap apa, Kristus sudah pernah jalani, dan Dia rela jalani dengan tekun, sampai mati di kayu salib untuk menebus Saudara sekalian. Maka jangan gampang untuk mengeluh kepada Tuhan karena Tuhan sudah menyatakan anugerahNya dengan sangat agung. Dan Dia sudah relakan AnakNya yang Tunggal mengalami apa yang kita alami, dan AnakNya berhasil tanpa jatuh dalam dosa. Inilah hal keempat, Lukas menyatakan bahwa Kristus rela datangmenjadi bayi kecil, dibaringkan dalam palungan. Dia menjadi orang yang begitu hina untuk menyelamatkan orang hina seperti kita.
Lalu hal kelima, Injil Lukas menyatakan bahwa sekarang janji Tuhan kepada Daud sudah digenapi. Kristus adalah penggenapan janji Tuhan kepada Daud. Dikatakan di sini “karena Yusuf adalah keturunan Daud maka mereka harus mendaftarkan diri di Betlehem”. Apakah harus Yusuf yang menjadi suami Maria? harus, karena Tuhan sudah berjanji kepada Daud “anakmu, keturunanmu yang akan menjadi raja selama-lamanya”. Tuhan kita itu setia. Maka bagian yang kita baca ini merupakan kegenapan dari janji Tuhan. Kita bisa berpegang pada janji Tuhan karena sudah ada bukti. Dia berjanji kepada Daud dan Dia genapi, Kristus datang. Apakah mudah menggenapi janji kepada Daud? sama sekali tidak. Kegagalan Daud dan kegagalan keturunan-keturunannya membuat janji ini sesuatu yang sangat sulit dipertahankan. Kalau Saudara menjadi tuhan yang berjanji kepada Daud, lalu Daud gagal berkali-kali, masih sabar? Sulit untuk sabar. Tuhan menyatakan kepada Daud “engkau akan Aku bangkitkan menjadi raja”, setelah dia menjadi raja Tuhan mengatakan “Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian dan tahta keturunanmu tidak akan terputus sampai selama-lamanya”. Ini janji sebelum atau sesudah Daud jatuh dalam dosa perzinahan? Sebelum Daud jatuh. Maka kita akan pikir Tuhan tidak tahu Daud seperti apa, janji bahwa Tuhan akan bangkitkan keturunannya, begitu jatuh dalam dosa, Tuhan batalkan janjiNya? tidak. Begitu Daud jatuh dalam dosa berzinah dengan Betsyeba, bunuh suaminya Betsyeba, datanglah Nabi Natan. Maka Daud mengatakan “saya sudah bersalah kepada Tuhan” dia mengaku. Dan pengakuan Daud “saya bersalah kepada Tuhan” adalah pengakuan siap mati, ini bedanya Daud dengan Saul. Saul mengatakan “saya memang salah, tapi…” ini tandanya pertobatan palsu. Tapi kalau Daud “saya bersalah.” selesai. Saudara kalau mengaku dosa ada “, tapi…” belum mengaku dosa. Ini yang dimaksudkan Daud, “Tuhan, saya salah. Kalau mau matikan saya bersediamati”. Tapi Nabi Natan mengatakan “Tuhan, ampuni kamu”, mengapa ampuni? Karena janji itu. Daud harus menjadi kepala dari keturunan yang akan melahirkan Kristus. Maka tidak ada kematian bagi Daud, tapi ketika Daud mengatakan “bayar 4 kali lipat”, benar-benar Daud bayar 4 kali lipat, dia bunuh 1 orang, 4 anaknya mati. Anak pertama adalah yang dilahirkan Betsyeba mati ketika masih bayi. Yang kedua adalah Absalom harus mati. Yang ketiga adalah Abnon, sudah mati terlebih dahulu dibunuh oleh Absalom. Yang keempat adalah Adonia, yang menjadi saingan Salomo harus mati, 4 anak mati. Tuhan menghargai janjiNya kepada Daud, maka Tuhan ampuni. Lalu Salomo menjadi anak Daud, Tuhan lanjutkan kasih setiaNya. Salomo setia? Tidak, Salomo juga jatuh. Anak Salomo, Rehabeam juga jatuh, semua anak-anaknya semua kacau. Kalau Saudara baca dari Salomo sampai kehancuran, yang setia cuma 3 orang, cuma Asa, itu pun masih ada pemberontakannnya. Kemudia Yosia, lalu Hizkia yang masih setia. Yang lain rusak. Tapi Tuhan pertahankan janjiNya karena Allah kita kalau berjanji tidak mungkin tidak ditepati. Maka kelahiran Kristus membuktikan bahwa Allah setia, Allah sanggup. Di tengah-tengah kehancuran Israel dan di tengah-tengah musuh yang bernama Romawi yang begitu berat, Tuhan menggenapi janjiNya dengan kelahiran Kristus. Maka hal kelima yang Lukas sedang nyatakan adalah lihat Tuhanmu yang setia, Dia kalau sudah berjanji tidak mungkin ada apa pun yang bisa membatalkan. Roma 8 mengatakan apa yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan? Kalau Tuhan relakan AnakNya mati untuk kita, apa yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan? Pemberontakan, pedang, perang, aniaya? tidak ada satu pun. Maka Kristus menjadi pernyataan kesetiaan janji Allah. Dan kalau dulu Allah setia mengirimkan Kristus, sampai sekarang Allah setia sampai selama-lamanya Dia setia akan meneguhkan panggilan kita sebagai umatNya.
Pesan berita Natal dari Lukas menyatakan Tuhan berkuasa atas seluruh kerajaan. Kerajaan yang akan digantikan oleh Kristus, Kerajaan Roma akan ditundukan dan Kekristenan akan menjadi pengaruh besar. Lalu hal ketiga, fokus Allah bukan kaisar yang besar, tetapi orang yang taat, yang sederhana seperti Yusuf dan Maria. Yang keempat, Sang Raja rela lahir dengan segala kesederhaan, mengambil segala penderitaan dan kesulitan manusia. Yang kelima, sang Raja itu adalah penggenap janji Allah kepada Daud, yang Tuhan pertahankan sampai Kristus lahir dan akan dipertahankan sampai selama-lamanya.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)