(Lukas 1: 67-80)
Ini puji-pujian yang sangat agung, yang begitu indah, yang kita bisa saksikan dan dengar. Dan ini dipanjatkan oleh seorang imam yang Tuhan izinkan menjadi ayah dari Yohanes Pembaptis. Siapa Yohanes Pembaptis? Dia adalah nabi terakhir sebelum Yesus Kristus datang ke dunia menjadi manusia. Dialah nabi terakhir yang boleh berkhotbah lalu mempersiapkan umat Tuhan bahwa Sang Mesias itu sudah akan datang. Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir, maka di dalam hidup Yohanes, Yesus datang kemudian Yohanes menunjukkan “inilah Dia, inilah yang aku beritakan, inilah Juruselamat, inilah Dia yang untuk membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Dia ini yang akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan api”. Kelahiran Yohanes Pembaptis menjadi peristiwa yang unik di dalam Alkitab. Kitab suci membahas dengan satu peristiwa yang agung yaitu malaikat datang kemudian menyatakan bahwa anak yang akan dilahirkan ini adalah Anak yang kudus, yang Tuhan akan pimpin, Tuhan akan berkati untuk menunjuk kepada Sang Maha Kudus yang akan datang menjadi manusia yaitu Yesus. Maka kita akan melihat puji-pujian dari Zakharia dan kita mau belajar kedalaman iman yang dimiliki Zakharia. Ini adalah puji-pujian yang begitu indah dan dari sini kita bisa melihat betapa dalamnya pengertian dan juga iman Zakharia. Orang beriman tanpa pengertian, imannya adalah iman yang kosong. Orang mengerti tapi tidak bertumbuh di dalam iman, ini adalah pengertian yang tidak berguna. Jadi mengerti beriman, makin beriman makin mengerti, makin berpegang kepada Tuhan, makin cinta Tuhan, makin berserah kepada Tuhan, diperkayan dengan pengertian yang limpah atas kebenaran Fiman, inilah yang membuat hidup Kristen menjadi limpah.
Saudara tidak dipanggil untuk masuk dalam satu persekutuan atau satu komunitas yang tidak punya sejarah, yang tidak punya masa lalu. Kita punya masa lalu, gereja punya sejarah, umat Tuhan punya sejarah yang begitu panjang yang diisi oleh tokoh-tokoh yang begitu agung. Zakharia mengajarkan kepada kita bahwa untuk mengenal apa yang Tuhan kerjakan di masa lalu itu adalah hal yang sangat penting yang harus ada untuk pertumbuhan iman kita. Di sini Zakharia mengingatkan bahwa Tuhan menggenapi janji kepada Daud, Tuhan menggenapi sumpahNya kepada Abraham. Lalu Tuhan menggenapi itu semua dengan membangkitkan Yohanes Pembaptis. Di sini dia menyebutkan 3 nama yang sangat penting sebelum Yesus Kritus lahir. Jadi dia sangat kagum karena dia boleh menjadi ayah dari seorang yang menjadi salah satu dari tokoh-tokoh penting dalam sejarah. Seorang yang begitu cinta kepada Tuhan, seorang yang terus menanti-nantikan Kerajaan Tuhan, sekarang diizinkan boleh mempunyai seorang anak di masa tua dan anak ini akan menjadi salah satu tokoh yang sangat penting. Bahkan Yesus mengatakan “Yohanes Pembaptis adalah nabi dan tidak ada nabi mana pun sebelum dia, lebih besar dari Yohanes Pembaptis”. Dari seorang yang dilahirkan oleh seorang perempuan yang tidak ada satu pun yang lebih agung dari Yohanes Pembaptis. Ini merupakan kalimat pujian dari Tuhan Yesus, tetapi sekaligus juga menyatakan betapa lebih agungnya Dia yang datang kemudian yaitu Tuhan Yesus. Yohanes Pembaptis memang agung, tetapi Yesus yang datang kemudian jauh lebih besar dari siapa pun. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis biarpun dia yang paling agung, tapi Tuhan Yesus memakai perbandingan yang paling kecil dari pengikut Kristus, yang paling kecil dari Kerajaan Allah itu tetap lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Seolah-olah kita ketika mengagumi tokoh-tokoh Perjanjian Lama, sambil kagum sambil takut. Mengapa takut? Karena Tuhan mengatakan kita lebih anugerah dari mereka. Tetapi ada orang-orang tertentu yang kita harus belajar kebenaran, mereka peka sekali tangkap kebenaran. Mereka tangkap semua hikmat yang Tuhan mau bagikan dengan cara yang sangat-sangat mendetail. Salah satunya Zakharia, Zakharia tahu bahwa waktu Tuhan menyatakan diri, Tuhan menyatakan diri dengan sangat limpah “saya harus tangkap semua, saya tidak mau ada satu pun peristiwa lewat”, maka dia menjadi orang yang menyelidiki, dia cari tahu tentang Tuhan, dia ingin tahu sejarah yang Tuhan sedang kerjakan, dan dia ingin tahu kebenaran yang Tuhan sudah nyatakan di dalam dunia. Maka dia temukan bahwa Tuhan melakukan 2 peristiwa yang paling penting bagi Israel.
Peristiwa pertama adalah ketika Tuhan berjanji pada Abraham. Ini peristiwa yang sudah lama sekali, sudah 1800-1900 tahun yang lalu, begitu lama, tapi pentingnya itu masih terjadi sampai saat ini. Maka Zakharia mengingat dan dia terus merenungkan Tuhan mengikat janji kepada Abraham, apa yang Tuhan janjikan kepada Abraham? Abraham hidup sudah lama, tapi Tuhan melakukan sesuatu yang berguna sampai sekarang yaitu Tuhan memanggil Abraham lalu mengikat sumpah. Tuhan satu kali, pertama kalinya di dalam Alkitab mengikat diriNya dengan sumpah adalah ketika berbicara dengan Abraham. Dia mengatakan “Abraham, Aku akan menjadikan engkau bangsa yang besar”. Kali kedua Tuhan mengatakan “ikat perjanjian dengan Aku, engkau sembelih binatang, lalu setelah itu kita akan jalani” tapi ternyata Abraham dibuat tertidur, Tuhan yang berjalan di tengah korban yang dibelah ini. Ini adalah tanda perjanjian pada zaman dahulu. Lalu saat ketiga, Tuhan memerintahkan satu kalimat yang membuat Abraham kaget, Tuhan mengatakan “Abraham, ambil Ishak anak tunggalmu, anakmu satu-satunya, anak yang kamu kasihi, anakmu yang paling berharga bagi kamu”, “baik Tuhan”, “bawa dia ke puncak gunung, sembelih dia sebagai korban bakaran”, Abraham pasti kaget, tapi dia tetap bawa. Seorang pemikir dari Denmark melihat kisah ini, dia sangat kagum, namanya Kierkegaard, dia mengatakan “heran ya, waktu Tuhan perintahkan Abraham, ini secara apa pun tidak sesuai, dibahas secara etis tidak cocok, mana mungkin perintah orang tua bawa anak untuk disembelih, kok cocok?” Waktu dilihat secara ilmu filsafat juga tidak cocok. Mana mungkin ada pengertian suruh papa bawa anak untuk dibunuh itu cocok. Maka Kierkegaard mengatakan Alkitab itu kadang kala memberitakan sesuatu memerintahkan sesuatu, menuntut sesuatu yang dari dunia pemikiran yang paling agung sekalipun tetap merasa tidak cocok, ini yang membuat dia bergumul.
Di dalam sejarah pemikir ada 2 orang yang bergumul terus dari satu bagian kecil Alkitab. Yang satu adalah Kierkegaard tadi, ketika dia melihat Abraham disuruh membawa anaknya untuk disembelih, dia heran sekali, mengapa Tuhan berani memerintahkan seperti ini, mengapa Tuhan suruh begini? Lalu Abraham mengapa bisa taat? Konsep apa yang dipakai Abraham untuk menaati Tuhan dengan cara ekstrim seperti ini? Waktu kita coba selidiki mengapa Tuhan memerintahkan Abraham membunuh Ishak, sama sekali sulit untuk dimengerti. Sampai kita tahu di dalam Yohanes 3: 16 “karena begitu besar kasih Allah Bapa, maka Dia mengaruniakan Allah Anak untuk menjadi manusia dan menjadi korban bagi umat manusia” baru kita tahu berapa besar luka hati dari Allah Bapa melihat AnakNya dipaku, dicambuk, diludahi dan dimatikan untuk menebus dosa manusia. Tuhan sudah memberikan gambarannya sejak lama, itu sebabnya tanpa kembali kepada Injil, kita tidak mengerti mengapa ini terjadi. Tanpa kembali kepada Injil kita tidak mengerti mengapa orang Yahudi mesti sembelih domba, cipratkan darahnya kemana-mana lalu kemudian bakar domba itu. Tapi setelah kita kembali kepada Injil baru kita tahu ini gambaran dari sejarah keselamatan yang Tuhan mau kerjakan, inilah yang Tuhan mau kerjakan untuk manusia. Tuhan dengan bijaksana sudah merencanakan rencana agung dan dari permulaan Dia sudah nyatakan “ini yang Aku mau kerjakan” ini bedanya Tuhan dengan kita. Jadi waktu kita berencana kita tidak tahu, waktu Tuhan berencana Tuhan sudah tahu persis.
Itu sebabnya hal yang masih Dia akan kerjakan 3500 tahun kemudian sudah Dia nyatakan sejak sebelumnya. Tuhan memanggil orang-orang penting dalam sejarah Israel untuk menunjukkan “Aku tidak mengerjakan rencana kagetan, Aku sudah siapkan ini dari awal”. Kalau Saudara bertanya kepada orang Yahudi yangbenar-benar menyelidiki Alkitab, Saudara bertanya “bagaimana cara kamu diselamatkan?”, Saudara akan kaget kalau jawaban mereka adalah “hanya karena anugerah”, mungkin Saudara akan kaget. Tapi ketika saya selidiki, seorang bernama E.P. Sanders, seorang yang menyelidiki tulisan dari zaman mula-mula, abad 2 SM – 2 Masehi dari tulisan para rabi, hampir semua rabi mengaku orang Israel tidak pernah punya jasa untuk bisa selamat. Semua karena anugerah, semua karena kebaikan, semua karena belas kasihan yang Tuhan berikan kepada Abraham, ini kalimat yang sangat ditinggikan oleh orang-orang Yahudi. “Kami selamat karena Abraham”, jadi Tuhan baik sama Abraham lalu Tuhan melihat orang Israel. Tuhan sudah mau marah sama Israel, tapi ingat bahwa mereka anak Abraham, tidak jadi marah, ini konsep mereka. Jadi ketika Tuhan sudah marah kepada Israel, Israel tinggal berdoa mengatakan “Tuhan, ingatkah janjiMu kepada Abraham?”, lalu Tuhan tahan murkaNya “Aku ingat janjiKu kepada Abraham, Aku tidak akan musnahkan kamu”. Jadi mereka pun punya namanya sola gratia. Jadi mereka tahu mereka selamat bukan karena hebat. Orang Israel berkali-kali dibuang, berkali-kali dimurkai, tetapi Tuhan tetap berjanji “Aku kumpulkan lagi, Aku balikkan lagi”, mengapa Tuhan bisa baik begini? Karena Dia sudah bersumpah kepada Abraham dan Dia tidak mungkin lalai dengan sumpahNya. Tuhan bukan manusia yang kalau janji itu kemungkinan besar bohong.
Lalu tokoh kedua yang Zakharia katakan adalah seorang bernama Daud. Daud pun dianggap sebagai raja idela orang Israel. Kita bisa belajar banyak sekali dari Daud. Daud adalah orang yang sudah ditinggikan sejak remaja. Bayangkan masih remaja, Samuel datang curahkan minyak urapan lalu mengatakan “hari ini Daud, engkau menjadi raja Israel”. Siapa di antara Saudara yang waktu remaja pangkatnya remaja? Saya yakin tidak ada, ketua OSIS itu paling tinggi. Tidak ada satu pun dari Saudara yang mengatakan “aku sudah dilantik menjadi remaja dari waktu umur 17” sepertinya tidak. Tapi Daud dari remaja sudah dilantik menjadi raja. Setelah itu tetap diperlakukan seperti anak bawang, bagaimana tidak sakit hati? Kakak-kakaknya tetap suruh dia pelihara kambing domba 2-3 ekor saja, lalu dia tetap menjadi penggembala kambing domba yang kecil padahal sudah diurapi menjadi raja. Saul fitnah dia dengan mengatakan “kamu mau mengambil kedudukan raja, kamu mau singkirkan Yonathan, kamu sendiri mau menjadi raja” tentara-tentara mau bunuh dia, dia pilih lari. Dan waktu dia lari dikatakan paling banyak 2-3 orang pembantu ikut dia, itu pun tidak tentu ada. Mungkin sendiri, mungkin 2-3 orang. Karena waktu dia minta roti, dia cuma minta 5 roti, dan 5 roti itu roti yang besar biasanya cukup untuk 2-3 orang makan beberapa hari. Jadi dia tidak ambil pengikutnya. Daud pembela kebenaran, tapi kalau dirinya yang ditindas, dia lari dulu. Orang lain ditindas, dia hantam siapa pun yang menindas kebenaran. Tapi waktu dirinya jadi korban, dia pilih lari. Maka belajar keagungan dari tokoh-tokoh Alkitab jauh lebih baik dari pada Saudara baca biografi artis-artis yang tidak karu-karuan. Tetapi Alkitab menunjukkan orang-orang yang luar biasa bisa menjadi teladan, maka Daud sudah menjadi pemimpin diusir, dia rela pergi. Dia rela tetap berada di dalam tempat pembuangan. Bahkan waktu Saul mati pun, dia tidak mau datang ke Israel sebelum Tuhan yang suruh. Dia berdoa “Tuhan, boleh kah aku pulang?”, Tuhan bilang “pulang”. Lalu orang Yehuda bilang “jadilah raja”, dia tanya lagi “boleh jadi raja?”, Tuhan bilang “silahkan”. Dia menjadi raja Yehuda, sesudah menjadi raja Yehuda, Yoab langsung pimpin pasukan besar lalu mengatakan “mari serang anak Saul, kita rebut seluruh Kerajaan Israel karena engkau telah diurapi menjadi raja Israel”, Daud mengatakan “jangan kita di sini saja”. Daud kalau melihat ketidak-adilan, dia bertindak. Tapi kalau dirinya yang menjadi korban, dia lari. Mana ada orang zaman sekarang bisa seagung ini? Waktu orang lain salah, dia penggal. Waktu orang lain salah kepada dia, dia pilih lari. Mari kita belajar dari Alkitab, kita ini terlalu sombong, terlalu egois, terlalu anggap diri penting, terlalu anggap diri berharga, harus dilindungi, harus dinyatakan, padahal kita ini bukan siapa-siapa. Belajar dari Alkitab, rendah hati supaya tahu apa yang Tuhan perkenan dari kita. Daud menjadi orang yang sangat agung. Dia manusia biasa yang jatuh dalam dosa, tapi dia tetap memiliki sisi keagungan. Mari belajar melihat keindahan orang-orang yang Tuhan bangkitkan. Lalu setelah Daud menjadi raja, kerinduang Daud bukan menjadi pemerintah sendiri. Dia mau tabut perjanjian dibawa, dia mau membuat tenda suci menjadi Bait Suci yang besar, lalu waktu dia memohon, Tuhan mengatakan “jangan kamu yang membuat, karena tanganmu penuh darah”. Di sini saya tidak mengerti, tangan Daud penuh darah karena dia berperang bagi Tuhan, mengapa tidak boleh bangun bait? Karena ternyata bait itu menjadi simbol damai. Kalau Bait Suci menjadi simbol damai, raja yang membangun harus raja damai, Daud bukan raja damai, anak Daud itulah raja damai. Maka Daud tunggu Salomo, lalu Salomo mendirikan bait. Ternyata bait ini pun bukan yang Tuhan janjikan. Karena Tuhan mengatakan yang membuat adalah Raja Damai yang tidak akan mati. Raja Damai yang menaklukan kematian adalah Yesus. Maka Tuhan memberikan janji besar kepada Daud, Tuhan mengatakan “tahtamu tidak akan berhenti dan keturunanmu akan aku bangkitkan”. Ini janji kedua yang diwarisi Israel yang sangat besar. Tuhan bersumpah kepada Abraham, Tuhan berjanji kepada Daud. Kepada Abraham, Tuhan bersumpah akan ada keturunannya yang memberi damai kepada seluruh dunia. Kepada Daud, Tuhan berjanji akan ada keturunannya yang menjadi raja membawa damai di seluruh dunia, ini yang terus mereka nanti-nantikan. Tetapi ternyata Tuhan berniat membangkitkan satu oranglagi untuk mengisi posisi sama besarnya.
Lalu ada yang ketiga, nabi. Siapakah nabi yang dianggap agung? Zakharia sadar nabi yang dianggap agung bukanlah Musa. Karena Musa mengatakan “setelah aku akan muncul nabi-nabi”. Ternyata Zakharia sadar, nabi terakhir itu adalah anaknya ini. Ngeri kalau punya anak sudah Tuhan nubuatkan akan menjadi orang besar. Kalau kita dipercayakan seorang anak, sambil lihat anaknya sambil mengatakan “Tuhan terima kasih, Tuhan memberikan anak di keluarga ini”. tapi Zakharia terima kasihnya lain, sambil gemetar sambil mengatakan “Tuhan, ini nabi yang berikut,” ini tanggung jawab yang besar sekali. Maka Zakharia mengatakan “puji Tuhan, Tuhan menyatakan janji kepada Daud, Tuhan menyatakan sumpah kepada Abraham” lalu siapa tokoh ketiga,dia pikir-pikir, yang layak disebut anaknya sendiri. Maka setelah dia mengatakan “janji kepada Daud, janji kepada Abraham” sekarang dia lihat bayinya dan mengatakan “dan engkau anakku”, ini privilege luar biasa. Bayangkan kalau suatu hari anak Saudara menjadi orang penting, baru Saudara sadar kalau sulu pernah salah didik, celaka kita. Karena itu kalau Tuhan percayakan seorang anak, harus katakan “Tuhan, nanti Tuhan mau pakai dia jadi apa, itu bergantung saya. Kalau saya tidak arahkan dia untuk cinta Tuhan, dia tidak akan cinta Tuhan. Kalau saya tidak arahkan dia dengan disiplin yang ketat, nanti dia akan menjadi orang yang suka melawan orang lain”. Maka Zakharia mengatakan kepada Tuhan “Tuhan, puji syukur untuk rahmatMu, puji syukur untuk apa yang Engkau kerjakan, puji syukur untuk semua bijaksana, semua janji, semua pernyataan iman yang Tuhan berikan untuk bangsa ini melalui Abraham, melalui Daud, sekarang melalui anakku sendiri”. Lalu dia mengatakan “anakku, engkau akan disiapkan Tuhan untuk menjadi nabi mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias”. Jadi sambil mengagumi Daud, sambil mengagumi Abraham, sambil mengagumi anaknya sendiri, Zakharia tahu bahwa 3 tokoh ini dipanggil untuk menggenapi satu Pribadi yang jauh lebih agung dari mereka yaitu Yesus. Yesus lebih agung dari Daud, Yesus lebih agung dari Abraham, Yesus lebih agung dari Yohanes Pembaptis. Inilah iman Zakharia, dia tahu Tuhan sedang menggenapi janji ini. Abraham punya anak yang memberkati seluruh dunia, itulah Yesus. Daud akan punya keturunan yang menjadi Raja Damai selama-lamanya, inilah Yesus. Dan Yohanes Pembaptis akan menunjuk pada orang ini yaitu Yesus. Maka dia tahu dengan persis rencana Tuhan dan dari situ puji-pujiannya kepada Tuhan menjadi puji-pujian yang memberkati banyak orang dan diperkenan Tuhan. Mari kita belajar memuji Tuhan dengan cara yang benar. Menyadari apa yang sudah Dia lakukan, semua berpusat pada jalan keselamatan di dalam Kristus. Maka pujian Zakharia mengatakan Tuhan berfirman melepaskan kita dari musuh, menunjukkan rahmat, lalu memberikan kita kelepasan supaya kita bisa beribadah kepada Tuhan, semua di dalam Kristus. Di dalam Kristus dosa kita dihapus, di dalam Kristus relasi kita dengan Allah yang sejati diperbaiki, di dalam Kristus semua penghukuman Tuhan atas dosa menjadi hilang dan ditanggung oleh Kristus di atas kayu salib. Inilah janji Tuhan. Yesus datang menebus dosa kita, mengganti hukuman Tuhan bagi kita. Inilah yang Zakharia tahu, maka dia mengatakan “anakku,engkau tokoh ketiga” Abraham, Daud, sekarang Yohanes Pembaptis akan menunjuk kepada Yesus satu-satunya Juruselamat dunia. Inilah yang dimengerti oleh Zakharia, maka dia mendidik anak itu. Mendidik anak itu sehingga anak itu makin besar, makin kuat, dan tinggal di padang gurun sampai pada hari dia melayani. Kiranya kita boleh mendapat berkat dari orang-orang agung di dalam Alkitab yang membagikan kebenaran Firman Tuhan kepada kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah