Bagaimana cara Tuhan pulihkan? Lewat sejarah keselamatan, dimana Israel adalah bagiannya. Tapi sekarang sejarah keselamatan itu menjadi semakin kelam bukan main. Bangsa yang seharusnya taat, sekarang dibuang di Babel. Mesias yang dinanti-nantikan tidak datang juga. Setelah Mesias itu datang, malah dipaku di kayu salib. Kegelapan dari matinya Yesus di kayu salib dirasakan oleh para murid sebagai hantaman yang menghancurkan iman mereka sampai ke dasar. Iman mereka hancur-lebur karena mereka melihat Mesias terpaku di kayu salib. Mereka tidak mengerti kapan pemulihan bisa terjadi. “Kalau Tuhan mau pulihkan manusia dan konteks hidupnya, manusia dan alam sekitarnya, manusia dan bumi ini, bagaimana itu mungkin terjadi melalui jalan Yesus mati di kayu salib. Tadinya kami berharap Dialah yang akan memulihkan segala sesuatu, tapi sekarang Dia mati”. Tapi para murid tidak lihat bahwa Kitab Kejadian pun dimulai dengan keadaan ini, kacau-balau, samudera raya dan kematian. Tetapi Yesus masuk ke dalam keadaan kacau ini untuk memulai keadaan baru yang indah. Kebangkitan Yesus dimulai dalam keadaan yang sangat indah, tenang dan tidak ramai. Coba kita pikirkan baik-baik, kalau Saudara mau jadi Tuhan, Saudara mau mengutus Mesias menggenapi seluruh Perjanjian Lama, lalu pekerjaan final Dia adalah kebangkitan, Dia mati kemudian bangkit, kira-kira Saudara mau kebangkitan itu dirayakan seheboh apa? Pasti heboh sekali. Dan waktu Saudara ingin misalnya merancang kehidupan Mesias, lalu menginginkan ada peristiwa puncak yaitu kebangkitan Dia, harus dirayakan dengan sangat megah. Saudara pasti ingin perayaannya begitu megah, kalau perlu malaikat-malaikat libur dulu untuk turun ke bumi dan merayakan perayaan ini. Ketika kubur Yesus terbuka, Yesus keluar, semua orang sudah menunggu di situ, ramainya bukan main. Dan ketika Yesus melangkah keluar, semuanya tepuk tangan “hore, akhirnya bangkit”. Tapi itu tidak terjadi, yang terjadi adalah keadaan yang sangat sepi yang sangat suram. Pagi-pagi buta perempuan-perempuan pergi ke kubur, ini bukan gambaran klimaks kalau kita lihat. Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu para perempuan pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan. Bagi orang-orang Yahudi perempuan tidak boleh menjadi tokoh utama, apalagi menjadi tokoh utama di dalam klimaks dari sebuah cerita, itu bodoh sekali. bahkan kalau orang cerita hanya memakai tokoh perempuan, itu bisa dianggap sebagai orang yang tidak pintar bercerita. Mengapa tokoh utamanya perempuan?

« 8 of 13 »