Ada! Karena Tuhan panggil Adam, Hawa dan ular, hakimi mereka satu per satu. Dan penghakiman dalam Ibrani selalu bernuansa positif, maksudnya adalah selalu ada yang terbaik terjadi padanya. Ketika Tuhan menghakimi pembunuh, tujuan adalah supaya manusia yang menghargai nyawa bisa terbentuk dalam sebuah komunitas. Tuhan menghakimi pencuri supaya suatu saat nanti setelah pencuri dihakimi, manusia bisa belajar menghargai kepemilikan orang lain di dalam komunitasnya. Jadi penghakiman Tuhan selalu menuju ke keadaan yang lebih baik. Maka ketika Tuhan menghakimi Adam, lanjut menghakimi Hawa, terus menghakimi ular, ada kalimat yang mengatakan “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini. Antara keturunanmu dan keturunannya, keturunanmu akan meremukan tumitnya, tapi keturunannya akan meremukan kepalamu”, Tuhan menjanjikan kemenangan. Tuhan mengusir Adam dan Hawa keluar, lalu taruh malaikat dengan pedang yang menyala-nyala. Di sini pun ada tindakan anugerah, karena setelah manusia diusir, ada malaikat menjaga dengan pedang menyala-nyala, menjaga supaya manusia tidak masuk kembali. Berarti taman ini tidak Tuhan hancurkan, Tuhan tidak menyuruh malaikat “malaikat, dengan pedang di tanganmu, bakar taman ini”, lalu Tuhan suruh Adam dan Hawa lari. Ketika mereka melihat ke belakang, mereka melihat asap membumbung tinggi dari Taman Eden dan taman itu tidak ada lagi. Tidak, tamannya masih ada tapi disembunyikan oleh Tuhan. Itu sebabnya oleh orang Yahudi diubah namanya dari Eden menjadi Firdaus, karena Firdaus itu artinya taman bertembok. Dulunya tidak ada tembok, sekarang jadi bertembok. Bertembok karena sekarang manusia tidak boleh masuk balik kembali, “kamu diusir keluar, tidak boleh masuk. Kamu dilarang masuk, tapi suatu saat kami akan masuk kembali ketika taman ini menuju kepada kesempurnaannya”. Taman ini harusnya dikembangkan oleh manusia, manusia tinggal di taman bukan hanya untuk ambil buah dan makan, manusia tidak pernah puas dengan sense seperti ini. Saudara tidak akan puas hanya makan buah setiap hari, Saudara mulai pikir “mungkinkah kita bangun rumah, mungkinkah dari kayu-kayu yang ada kita bangun pondok, mungkinkah kita cari teknologi yang ada di bawah tanah ini, mungkinkah ada zat di bawah ini yang bisa kita bentuk”, dan lain-lain. Akhirnya manusia mengembangkan teknologi. Dan dari taman, manusia bisa mengusahakannya untuk menjadi kota. Bahkan bukan dari taman, tapi dari hutan menjadi kota. Dan orang yang benar-benar mempunyai bijaksana akan merancang keadaan harmonis dimana ada pembangunan kota yang sangat teratur dengan hutan dan juga dengan tanaman. Kota yang sangat baik bersatu dengan keadaan alam, ini yang akan menjadi pencapaian yang hebat dari manusia. Kalau manusia membuat kota dan menyingkirkan alam, itu bodoh. Kalau manusia tinggal di alam tapi tidak bisa mengembangkan budaya yang akhirnya membentuk kehidupan yang lebih baik, itu pun bodoh. Yang bijaksana adalah pembangunan yang tetap menyatukan keadaan alam yang baik. Alam ditaklukan manusia, manusia membangun kota dan tempat yang alami dan kota yang dibangun bersatu dengan indah. Dan ini salah satu keindahan dari istana Salomo.