Saudara dan saya akan mendapatkan kelimpahan membaca Paulus kalau kita mengerti Yesaya, karena Paulus adalah orang yang sangat banyak dipengaruhi oleh Yesaya. Bisa dikatakan dia ahli Yesaya dalam gereja Perjanjian Baru. Dan dia bagikan begitu banyak poin dengan cara merangkum semua yang ada pada Yesaya, lalu melekatkannya pada pribadi Kristus. Paulus mempunyai keunggulan luar biasa dan keunggulan ini baru kita pahami kalau kita mengerti Yesaya. Saya sangat tertarik untuk membahas Surat Roma setelah selesai eksposisi Lukas, kita akan masuk dalam eksposisi Surat Roma. Dan di dalam pengertian-pengertian yang indah dari Paulus, ada kaitaan yang bisa kita lihat dalam Kitab Yesaya dengan indah sekali. Yesaya 52 dan 53 bercerita tentang bagaimana keadaan kacau-balau, kosong, gelap gulita dan ditutupi samudera bukan dialami oleh Israel dan bangsa-bangsa saja, tapi juga dialami oleh Sang Hamba. Hamba yang diutus oleh Tuhan yaitu Sang Mesias bisa juga mengalami periode kosong, kacau, gelap dan ditutupi samudera. Yesaya 53 mengatakan tapi Dia lakukan ini, Dia alami ini oleh karena pemberontakan kita, Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Bilur-bilurnya terjadi supaya kita sembuh, ganjaran yang seharusnya ditimpakan kepada kita menjadi milik Dia. Yesaya membahas seri penghukuman Tuhan bagi Israel, bagi bangsa-bangsa lain dan bagi Sang Hamba. Dan Yesaya mengatakan hukuman bagi Sang Hamba menegasi hukuman bagi bangsa-bangsa lain dan menegasi hukuman bagi orang-orang percaya di Israel. Oleh karena dosa kita Dia tertikam, berarti oleh karena Sang Hamba ini ditikam, yang tadinya kita alami yaitu pembalikan dari ciptaan menjadi kacau, sekarang kita alami kebalikannya lagi. Dari kacau kembali masuk ke keadaan yang baik. Ini gerakan yang indah sekali, kalau kita mengerti. Alkitab berusaha mengajarkan kepada kita bahwa seluruh rencana Tuhan itu saling berkait dan menuju kepada puncak, dan akhirnya menjadi sempurna di dalam Kristus. Kristus adalah yang menyempurnakan semua nubuat yang dikatakan dalam Yesaya 52 dan 53. Itu sebabnya penyaliban Kristus dinyatakan seperti ini, ada gelap kemudian bangsa-bangsa kafir menghukum Dia, lalu umat Tuhan mengkhianati Dia, “bahkan saudara-saudaraKu pun yang makan rotiKu mengangkat tumitnya terhadap Aku”. Kisah pengkhianatan, kisah keserakahan politik, kisah kepengecutan seorang pemimpin, kisah kebodohan rakyat yang mudah dihasut, kisah kejahatan dari setan-setan pemimpin agama yang pintar menghasut manusia, kisah pengecutnya murid-murid, dan kisah kerelaan seorang Hamba maju ke kayu salib, semua dirangkum dengan indah dalam peristiwa penyaliban. Ini keindahan yang menakutkan, keindahan yang membuat kita ngeri karena di sini ada cermin untuk melihat diri kita dan keberdosaan kita.