Dan kita bisa melihat dalam Kejadian 2 ada karya puncak dari Tuhan yang namanya Taman Eden, serta ada janji puncak dari Tuhan yang namanya Sabat. Taman Eden sudah terjadi di bumi, Sabat belum. Tuhan menjadikan Taman Eden dan Sabat dari keadaan yang kacau-balau, kosong, gelap, dan penuh dengan air. Dan peristiwa ini diulangi oleh Yesaya 24-27 dan diulangi kembali oleh narasi dari Injil, terutama di dalam bagian penyaliban Yesus. Lukas menceritakan gelap menutupi seluruh daerah itu, dari jam 12-3, bahasanya mirip ketika dikatakan gelap-gulita menutupi seluruh permukaan air, seluruh samudera. Gelap gulita menaungi seluruh daerah itu dari jam 12-3. Lalu dikatakan bangsa-bangsa, diwakili oleh Pilatus dan semua tentara Roma, sudah mengelilingi Tuhan Yesus. Dan ini menggenapi apa yang sudah dikatakan oleh Pemazmur dalam Mazmur 22, “seluruh binatang buas mengelilingi Aku, air laut seperti mau menenggelamkan Aku”. Ini hal-hal yang seirngkali Tuhan nyatakan sebagai penghukuman, kekacauan baik di dalam bentuk penyakit, riot, perang. Kemudian kekosongan di dalam keadaan tidak ada makna hidup, di dalam keadaan yang sepertinya baik tapi kosong, sepertinya sejahtera tapi tidak ada makna, perasaan depresi, perasaan kosong, perasaan tidak mengerti mengapa hidup mulai muncul. Lalu diserang oleh keadaan lain dan kegelapan karena tidak mengenal Tuhan, seringkali dipakai Tuhan untuk menghukum bangsa-bangsa di mana pun. Tetapi yang paling mengharukan dari Yesaya adalah bergerak makin belakang, Yesaya semakin memberikan fokus bukan kepada penghukuman bangsa-bangsa, tapi kepada janji datangnya Sang Hamba, Yesaya 42. Dan di dalam Yesaya 42, hamba ini akan menjadi saksi karena dia dipenuhi Roh Kudus, dia akan membawa berita kepada bangsa-bangsa lain. Jadi Yesaya 24-27 menyatakan penghukuman bagi bangsa-bangsa, Yesaya 42 menyatakan pengharapan bagi bangsa-bangsa, dan Yesaya 52 menyatakan korban bagi bangsa-bangsa ada dalam diri Yesus. Kita kalau melihat Yesaya itu seperti melihat biografinya Yesus, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Seperti melihat Yesus yang dinubuatkan dan digenapi dalam satu buku yang sangat indah. Itu sebabnya Yesaya sangat perlu dimengerti untuk kita membaca Roma.