Lukas meramu kegiatan penginjilan para perempuan ini, kesaksian yang diberikan kepada para murid, di dalam konteks cerita yang sangat paralel dengan Taman Eden. Taman Eden harusnya bertumbuh, berkembang menjadi limpah, tapi gagal. Sekarang Yesus tidak akan gagal, Taman Eden yang baru ini akan datang ke bumi melalui kedatangan Yesus dan Yesus akan perbaiki semuanya. Sehingga nanti ada makhluk-makhluk sorgawi bergabung dengan umat pilihan Tuhan sama-sama sujud menyembah Sang Raja yaitu Kristus demi kemuliaan Bapa. Ini akan terjadi dan ini dimulai dari perempuan yang membawa cerita tentang kebangkitan Yesus. Bagi perempuan ini, ini adalah berita yang indah. Tapi lihat ayat ke-11, bagi orang-orang itu, bagi para rasul, para laki-laki, perkataan ini adalah omong kosong, mereka tidak percaya kepada perkataan perempuan-perempuan itu. Kata omong kosong seringkali ditujukan kepada kata-kata dari orang yang terlalu emosional sehingga tidak lagi teratur kata-katanya. Yang seringkali dianggap emosional itu perempuan, meskipun ada laki-laki yang emosional dan perempuan yang tenang. Saya tidak mengerti, stereotype seperti ini seringkali dilakukan tapi kita juga seringkali menemukan perbedaan-perbedaan di masyarakat. Kita terlalu terpaku dengan pola yang lama, perempuan itu selalu emosional, laki-laki itu selalu kuat. Tapi Saudara akan melihat stereotype itu tidak akan berhasil, bahkan tidak disetujui oleh Alkitab. Tapi budaya akan mengakui perempuan itu emosional, kalau sudah ketakutan ngomongnya tidak teratur, sehingga mereka menganggap perempuan itu karena terlalu takutnya maka ngomongnya tidak teratur. “Yesus…Yesus..bangkit..bangkit”, padahal itu bukan yang mereka lakukan, mereka bicara dengan tenang, mereka menyampaikan “Yesus sudah bangkit”. Karena begitu senangnya, mereka mengekspresikan perasaan mereka karena Yesus sudah bangkit. Tapi mereka tidak percaya. Yang membuat mereka tidak percaya ada dua hal, pertama “sudahlah, Yesus sudah mati”, yang kedua “kamu kan perempuan”. Ini yang Lukas mau lawan ketika kita mengatakan “kamu kan perempuan”. Lukas mau mengingatkan lewat bagian ini, Kerajaan Tuhan di bumi dimulai dengan berita Yesus yang bangkit, lewat perempuan ini. Mereka penginjil pertama. Pemberita tentang Injil yang pertama akan selalu diingat. Orang pertama yang membawa berita Injil ke Samosir akan diingat, orang pertama yang berhasil membangkitkan banyak orang Kristen di Batak, dibuatkan tugunya, penginjil pertama di Tanah Sunda diingat, penginjil pertama di Jawa Timur diingat, penginjil pertama di Afrika diingat, karena yang pertama. Lukas mau mencatat hal yang sama, penginjil pertama dari Kerajaan Allah dipulihkan adalah tiga perempuan ini. Tidak ada orang yang akan mengingat 3 perempuan ini atau membuat bukunya karena data tentang mereka kurang sekali.

« 12 of 13 »