Lalu bagian selanjutnya adalah ketika Yesus akan dimasukan ke dalam kuburan. Ada seorang bernama Yusuf, dia tidak setuju dengan keputusan tindakan majelis. Dia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi, dan dia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Bayangkan hancurnya hati orang ini. Tapi dia masih ingin menyatakan penghormatan kepada Yesus, “Engkau Raja, tapi sudah mati. Aku tidak biarkan Engkau dipermainkan”. Kadang-kadang orang Romawi akan menurunkan mayat orang yang mati disalib, lalu akan cincang dan dipermalukan ke mana-mana. Yang paling sering adalah setelah orang disalib dan mati, diturunkan, kepalanya dipenggal, badannya akan dibiarkan dan kepalanya ditaruh di satu tempat untuk menjadi peringatan “jangan memberontak kepada Romawi. Lihat kepala ini, ini kepala dari orang yang disalib karena memberontak kepada Romawi”. Yusuf tidak ingin Yesus dipermalukan seperti itu, meskipun tidak tentu Dia akan dipermalukan seperti itu. Maka Yusuf berjuang dengan mengatakan “saya akan tangani mayat ini”. Dan kalimat yang mengatakan “biar saya yang menguburkan”, ini kalimat bisa membuat orang Roma marah. “Kalau engkau mau menguburkan orang yang memberontak melawan Roma, mungkin engkau adalah pengikutnya”. Yusuf dari Arimatea membahayakan diri dengan mengatakan “biar aku kuburkan orang ini”. Dia mau ambil Yesus dari tangan orang Romawi yang mungkin mau mempermalukan mayatNya, maka dia mengatakan “saya mau ambil”, “siapa kamu?”, “saya pengikutNya, ini Guru saya. Berikan Dia kepada saya, supaya saya berikan penghormatan dan penguburan yang layak, Dia orang yang benar”. Maka Yusuf melakuan ini, menunjukan masih ada harapan. Banyak orang tidak mengerti teriak “salibkan Dia”, tapi ada orang yang dari jauh melihat dan seperti tidak melakukan apa-apa. Tapi orang yang melihat dari jauh dan tidak melakukan apa-apa inilah yang akan meneruskan Kekristenan. Yusuf dari Arimatea yang menyatakan “saya murid Yesus”, di tengah-tengah masa sulit inilah harapan dari Kekristenan. Jangan lihat anak muda yang pintar, jangan lihat anak muda yang banyak bakat, jangan lihat anak muda yang sepertinya punya karier yang begitu besar. Lihat anak muda yang berani mengklaim bahwa dia mengikut Yesus dan hidupnya mencerminkan itu. Kadang-kadang orang yang Tuhan pakai melanjutkan Kerajaan Tuhan adalah orang yang sepertinya tidak terlihat dan belum kelihatan seperti orang yang berguna untuk melakukan apa pun. Kadang-kadang kita terlalu cepat memberikan penilaian pada orang, “ini ada anak muda yang pintar, bakatnya begitu banyak, kami sangat perlu orang seperti ini”. Memang benar orang-orang berbakat harus tunduk kepada Tuhan, gereja harus bilang kepada orang-orang yang punya banyak pengetahuan, banyak bakat, banyak kemampuan, “engkau hamba Tuhan, engkau milik Tuhan, tundukan diri kepada Tuhan”. Tapi kalau kita mengatakan “Tuhan cuma pakai orang-orang ini”, lalu kita mulai melihat “kamu bakatnya apa?”, “bakat saya belum ketahuan”, “bagaimana nilaimu di sekolah?”, “lumayan, saya berjuang keras untuk mendapatkan nilai yang lumayan”, “dari semua angkatanmu, kamu di level mana?”, “tengah”, “jadi kamu bisa apa?”, “kurang bisa apa-apa”. Ini seperti kelompok yang berdiri dari jauh cuma melihat, perempuan lagi, perempuan berdiri jauh dan melihat. Sedangkan orang-orang potensial semua teriak “salibkan Yesus”, orang-orang yang punya gairah untuk menggerakan massa, orang-orang yang punya kemampuan untuk mempengaruhi, orang yang bisa menjadi pemimpin yang baik, pemimpin di dewan rakyat, pemimpin yang luar biasa berpengaruh, semua berteriak “salibkan Dia”. Sekarang orang-orang yang tidak berguna di masyarakat seperti perempuan-perempuan ini, cuma melihat dari jauh. Tapi Tuhan mengatakan “Aku akan membuang pemimpin-pemimpin ini dan Aku akan pakai perempuan-perempuan ini untuk meneruskan Kekristenan”. Tuhan akan pakai orang yang berani mengakui Yesus, sebagai penerus Kekristenan. Beranikah kita mengakui Yesus? Atau jangan-jangan Saudara ingin membuat agama Saudara samar-samar. Tapi kalau Saudara malu diakui sebagai orang Kristen, ada sesuatu yang salah dengan rohani Saudara. Maka Yusuf dari Arimatea menyatakan “saya murid dari orang ini, berikan saya mayatNya, supaya saya perlakukan dengan pantas”.