Dan ketika orang banyak berkerumun di situ, melihat apa yang terjadi, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. Crowd atau orang banyak di Lukas selalu diceritakan oleh Lukas dengan cara seperti tidak penting. Orang banyak itu siapa? Tidak penting. Orang banyak itu mengikuti Yesus, Lukas mengatakan itu tidak penting, karena sebentar lagi mereka akan berteriak “salibkan Dia”. Sekarang mereka melihat Yesus mati di kayu salib, mereka memukul-mukul diri, padahal sebelumnya mereka mengatakan “biar orang ini mati, kami pilih Barabas sebagai orang yang dibebaskan”, mereka sudah pilih Barabas, sekarang mereka menangisi kematian Yesus. Ini orang-orang yang tidak perpendirian, orang-orang yang tidak tahu iman sejati, orang yang cuma ikut arus, orang yang tidak mengerti mengapa ikut Tuhan. Banyak orang Kristen seperti ini, ikut Tuhan tapi cuma sebentar. Dan Lukas menenkankan crowd itu bukan kelompok yang diselamatkan. Ini adalah kelompok yang cuma ikut hura-hura, begitu orang suka Yesus mereka cuma ikut suka, begitu orang benci Yesus, mereka ikut-ikut benci. Mereka tidak punya pendirian kepada Tuhan. Maka jangan pikir orang Kristen semuanya sudah aman, sudah baik, ada orang yang cuma ikut-ikutan. Mau ikut setia ketika keadaan baik, begitu keadaan berubah sedikit, langsung berubah. Ini adalah peristiwa yang sangat menakutkan karena crowd ini seolah digambarkan sebagai umat Israel. Lukas mengatakan inilah Israel, sekarang mereka menyesal tapi sudah terlambat. Karena merekalah Yesus disalib. Mereka yang berteriak-teriak “salibkan Dia”. Sekarang setelah kematian Yesus disertai dengan tanda-tanda alam yang dahsyat, mereka mengatakan “kami menyesal Dia mati”, lalu pukul-pukul diri. Di dalam bagian Kitab Suci, di dalam kitab-kitab nabi kecil, berkali-kali dikatakan orang yang pukul diri adalah orang yang sudah tidak lagi punya harapan untuk diperbaiki karena penghakiman sudah datang, itu maksudnya pukul diri. Jadi pukul diri itu apa? “saya menyesal”, lalu pukul diri, tapi itu terlambat, penyesalanmu harusnya sebelumnya, harusnya datang sebelum Yesus dipaku di kayu salib, sebelum kamu berani teriak “salibkan Dia”. Israel seperti tidak bisa lagi menjadi umat. Sekarang Israel punya Raja yang digantung di kayu salib dan sekarang Israel melihat Raja dengan cara yang terlambat “ini Rajaku, tapi terlambat. Kami yang salibkan dia, kami yang teriak-teriak supaya Dia mati”, maka semua orang ini tidak bisa menggambarkan keadaan pemulihan Israel. Israel rusak, bukan cuma keadaan yang dialami Yesus yang parah, tapi keadaan umat Tuhan seperti tidak bisa diperbaiki lagi. Tapi Saudara bisa lihat di ayat lain, ayat 49 dikatakan ada perempuan-perempuan dan orang yang mengenal Yesus berdiri jauh-jauh melihat semuanya itu. Lagi-lagi ada pengharapan, di tengah kekacauan, gelap, kacau-balau muncul harapan. Di tengah orang Israel yang tidak mengerti Mesias, di tempat jauh ada orang-orang melihat. Mereka ada di tempat jauh, mereka tidak punya akses mendekat, tapi mereka melihat dengan perasaan haru, dengan air mata yang turun mengatakan “yang tergantung di kayu salib itu adalah Rajaku, dan kami mau menantikan terus”, ada harapan.

« 7 of 10 »