Semua kehancuran yang sepertinya tidak masuk akal, terjadi pada Israel. Sehingga mereka berseru “dimana dulu janjiNYa Tuhan, dimana dulu peritiwa Musa dan Israel di padang gurun. Tuhan begitu cinta kami di padang gurun”. Orang Israel di padang gurun sering mengeluh, tapi orang Israel di pembuangan mengatakan “andaikan kami kembali di zaman padang gurun, kami lebih suka Kitab Keluaran, kami lebih suka di padang gurun, kurang makan kurang minum tapi ada Tuhan. Dibandingkan dengan pembuangan ini, sepertinya Tuhan sudah membenci kami dengan total”. Ada kehancuran di situ. Tapi Brueggemann mengatakan ketika kehancuran itu sepertinya sudah menutup jalan Tuhan untuk memperbaiki bumi, pada waktu itu firman Tuhan di Yesaya 40 muncul “betapa bahagianya kedatangan orang yang membawa kabar baik. Hai Israel, Allahmu itu Raja, Allahmu datang, Allahmu bertahta”. Di tengah keadaan sangat kacau, tiba-tiba muncul pesan seperti ini. Saya tidak habis pikir kalau ada orang mengatakan “saya membaca Alkitab, tapi saya tidak mendapat penghiburan”. Saya mendapat hiburan luar biasa besar dengan kalimat Injil ini, bayangkan di tengah kehancuran tanpa harapan tiba-tiba ada kalimat dari Tuhan “hai Israel, lihat ada kabar baik”. Ini kabar baik apa? Mana mungkin ada kabar baik di tengah keadaan rusak seperti ini? Tetapi itu yang dikatakan Yesaya “hai Israel, lihat kedatangan orang yang membawa kabar baik, sambut karena orang ini akan berseru “lihat Allahmu sudah datang”. Jadi keadaan dari Kerajaan Allah tidak semakin memuncak akhirnya final, paling besar, tidak ada jalan mulus ke atas. Yang ada adalah jurang seperti hancur, tapi tiba-tiba datang perbaikan yang indah dari Tuhan. Maka Kitab nabi-nabi ini seperti Yeremia, Yehezkiel, Yesaya mempunyai kandungan penghiburan yang besar sekali. Sekali lagi ini mesti dibaca tekun, karena ini dimaksudkan untuk dibaca seterusnya. Kita baca dua atau tiga ayat lalu tidur, besoknya baca lagi tiga ayat, lalu lanjut lagi besok. Akhirnya apa yang kita baca sekarang sudah kita lupakan besoknya. Tapi kalau Saudara mendapatkan benang merahnya, Saudara akan kaget, karena dikatakan kabar baik baru Tuhan berikan ketika keadaan tidak mungkin lebih buruk. Ketika keadaan sudah masuk dalam rock bottom, paling bawah, tidak ada lagi keadaan lebih buruk dari ini. Maka Tuhan mengatakan “lihat Aku pulihkan kerajaanKu”, dan semua orang heran “yang benar saja, keadaan seperti ini kok masih mengatakan kabar baik”. Maka Yesaya mengatakan “orang yang percaya tidak akan dipermalukan”, karena dia percaya kepada perkataan dari Allah yang akan membuat semuanya benar. Itu sebabnya dalam Roma 1 Paulus mengatakan “aku tidak malu akan Injil”, karena Injil adalah gambaran yang ternyata lebih parah lagi dari pada pembuangan. Ketika pembuangan digambarkan sangat parah, Tuhan memberikan kabar baik. Sekarang penulis Injil menggambarkan ada hal lebih buruk dari pada pembuangan. Apa yang bisa lebih buruk dari pembuangan?