Mengapa Yesus mati begitu penting? Karena seluruh Kitab Suci menjadi bermakna karena kematian Tuhan Yesus, bukan hanya karena Dia mati menggantikan dosa saya, tapi karena seluruh peristiwa dari Kejadian sampai Maleakhi menjadi bermakna karena di puncakan dalam peristiwa salib. Bagaimana seluruh Perjanjian Lama memuncak dalam kisah salib? Bukankah ini sesuatu yang sangat sulit dipahami? Tapi Injil Lukas berusaha membagikan kepada kita apa yang perlu dipahami mengenai hal ini. Saudara bisa melihat di ayat 44, “ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga”, siang hari tapi gelap total. Kegelapan meliputi segala sesuatu, matahari tidak bersinar dan tabir Bait Suci terbelah dua. Sesuatu di Bait Suci seperti rusak, kemudian dikatakan seluruh terang tidak terlihat karena matahari tidak bersinar. Tidak penting membahas mengapa matahari tidak bersinar, ada yang mengatakan ini karena gerhana, ada yang mengatakan ditutup awan, yang mana pun tidak masalah karena Injil Lukas tidak memberi tahu. Kita tidak perlu bertanya hal yang tidak perlu karena tidak diberi tahu, tapi kita perlu tangkap apa yang Alkitab mau beri tahu. Mengapa hari gelap, bukan bagaimana hari bisa gelap. Mengapa hari gelap? Karena Injil Lukas ingin menyatakan apa yang ada di dalam Kitab Kejadian. Di dalam peristiwa penciptaan di Kejadian 1, sebelum ada baik, semuanya gelap. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya, bumi penuh dengan air dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”, ini merupakan kalimat yang ada di Kejadian 1 dan diulangi oleh Yesaya 27. Di dalam Yesaya 27, Yesaya mengatakan “karena kamu melanggar perjanjian dengan Tuhan, maka Tuhan akan balikkan ciptaanNya”, maksudnya kalau semula gelap sekarang jadi terang, di dalam Kejadian 1, “maka karena kamu tidak setia Aku akan membalikan terang menjadi gelap”. Di dalam Kejadian 1, tadinya kacau-balau, tapi kemudian Tuhan jadikan teratur, “maka karena kamu tidak setia dengan perjanjian ini, Aku akan membuat bumi kembali tidak teratur”. Sebelumnya kosong, kemudian Tuhan berikan kelimpahan, Tuhan ciptakan begitu banyak hal, baik binatang mau pun tumbuhan yang sangat limpah. Setelah manusia melanggar perjanjian, Yesaya 27 mengatakan “Aku akan balikan ke dalam keadaan kacau-balau dan kosong”. Gelap dan kacau akan terjadi di bumi karena penduduk bumi sudah melanggar perjanjian. Ini merupakan pernyataan Tuhan bahwa kalau manusia tidak setia kepada Tuhan, manusia tidak berhak menikmati kelimpahan dan damai sejahtera ciptaan. Jika kita mengusir Tuhan dari hidup kita, maka Tuhan akan usir ketenangan dan damai sejahtera bumi dari bumi. Tapi sayang sekali kalau kita menafsirkan kekacauan hanya di dalam aspek-aspek yang kita suka saja. Apa itu hidup kacau? “hidup kacau itu kalau kurang uang. Puji Tuhan, saya tidak terlalu hidup suci, saya tidak mau terlalu ikut Tuhan, tapi tetap kaya. Uang saya tetap banyak, usaha saya tetap maju, perusahaan saya tetap baik. Puji Tuhan, saya kurang setia tapi perusahaan saya baik”, orang ini orang bodoh, karena dia pikir yang membuat damai sejahtera di bumi itu cuma uang atau usaha yang maju. Kemurkaan, kemarahan Tuhan dan juga penghakimanNya yang besar Dia nyatakan dengan cara membalikan ciptaan, membuat yang teratur menjadi kacau, yang penuh menjadi kosong, yang terang menjadi gelap.