Maka Saudara bisa melihat Tuhan adalah Tuhan yang tidak mungkin membatalkan rencanaNya dan tidak mungkin dibatalkan rencanaNya. Apa yang Dia siapkan akan menjadi genap justru ketika keadaan semakin kacau dan hancur. Pola ini pola besar, tapi Kitab Suci senantiasa menyatakan bahwa pola besar ini menjadi inspirasi bagi kita untuk kuat ketika kita menjalani pola lebih kecil. Pola besar adalah Mesias, pola kecilnya adalah Salomo. Pola besar adalah sorga turun ke bumi, pola kecilnya adalah Bait Suci. Pola besar ini seringkali mewujud dalam kehidupan kita dalam bentuk-bentuk yang lebih kecil. Mungkin Saudara mengalami keadaan yang sepertinya mulai kacau-balau, gelap, meskipun Saudara tidak berani mengatakan “ini keadaan kacau-balau, gelap mirip pembuangan”, tentu tidak. Apalagi kalau berani mengatakan “ini mirip peristiwa salib”, itu terlalu lancang bicaranya. Tapi kalau Saudara menyadari “memang benar saya tidak sama menderitanya dengan Israel di pembuangan. Memang benar saya tidak sama menderitanya dengan Yesus di atas kayu salib. Yang saya alami bukan rock bottom, yang saya alami bukan keadaan paling suram sepanjang sejarah, bukan keadaan paling menakutkan di seluruh alam semesta. Tapi saya mendapatkan sedikit cicipan ketakutan karena sepertinya kehidupan saya tidak lebih baik. Sepertinya kacau-balau terjadi. Saya mencoba pertahankan iman, tapi makin kacau. Saya coba setia sama Tuhan, tapi makin kacau. Bagaimana menjalani hidup seperti ini?”. Peristiwa salib akan sangat menguatkan karena Tuhan mengatakan di saat Yesus mati di kayu salib, di saat mayatNya dimasukan ke dalam kubur, pada waktu itu Lukas mengatakan “Sabat hampir mulai, Sabat sudah dekat”. Dosa yang begitu menghancurkan sudah dihancurkan, Sabat sudah dekat. Keadaan hidup yang begitu kacau diperbaiki, Sabat sudah dekat. Keadaan tak berpengharapan menjadi penuh pengharapan, Sabat sudah dekat. Kiranya kematian Kristus terus-menerus memberikan kita kekuatan karena Tuhan kita adalah Tuhan yang mengerjakan hal paling indah setelah ada keadaan yang sepertinya tidak ada yang lebih buruk lagi. Tuhan memberkati dan menyertai kita untuk semakin mengagumi peristiwa penyaliban Yesus yang memuncakan rencana karya Tuhan memperbaiki semua yang jelek menjadi sangat indah.
(Ringkasan ini belum diperiksa pengkhotbah)