(Lukas 9:7-17)
Dari setiap Injil itu kita bisa membagi setidaknya ada 2 sudut pandang yang penting dan berbeda mengenai peristiwa memberi makan 5.000 orang. Berbeda bukan berarti bertentangan. Berbeda berarti ada 2 sudut pandang yang memperkaya pengertian kita akan peristiwa itu. Sudut pandang dari Yohanes sedikit beda dari sudut pandang Lukas, Markus atau pun Matius. Di dalam Injil Yohanes peristiwa memberi makan 5.000 orang ini menjadi kesempatan bagi Yohanes untuk menekankan bahwa Yesus Kristus adalah roti yang akan terpecah bagi orang-orang yang menjadi umatNya. Pada waktu itu penulis Kitab Injil yaitu Yohanes berusaha menekankan bahwa Kristus lebih agung dari Musa, Kristus lebih agung dari apa yang Tuhan kerjakan melalui Musa. Pada waktu itu ada perdebatan apakah Yesus lebih baik dari pada Musa? Ada yang mengatakan Yesus membawa hal yang baru, Dialah Sang Mesias, tapi masih ada perdebatan yang tidak percaya Dia. Mereka terus menyerang dan mengatakan Yesus bukan Mesias, karena Dia tidak lebih baik dari pada nabi-nabi yang sudah pernah muncul. Perdebatan ini terus muncul sehingga ketika Yesus memberi makan 5.000 orang lalu orang-orang yang sudah mendapat makan mengatakan “kami harus jadikan orang ini Raja, Dia sudah beri kami makan berarti Dia cocok jadi raja. Kalau Dia menjadi Raja, Dia akan pelihara hidup kami, Dia akan membawa kami ke dalam kesejahteraan, makanan dan keamanan terjamin”, maka mereka mencari Tuhan Yesus. Tapi Injil Yohanes mengatakan Yesus menyendiri, berdoa dan menyuruh murid-muridNya naik ke perahu untuk menyeberang danau. Di dalam malam hari setelah murid-murid menyeberang, barulah Yesus menyusul mereka dengan berjalan di atas air. Ini peristiwa yang dicatat di dalam Injil, baik Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Tetapi yang dilanjutkan oleh Yohanes itu tidak terdapat dalam Injil yang lain, yaitu setelah Yesus pergi menyeberang danau, orang-orang susul mereka dan mereka minta supaya Dia menjadi raja. Mereka cari mau menjadikan Dia raja, lalu Yesus mengatakan “engkau mau menjadikan Aku raja karena sudah makan roti dan kenyang, bukan karena engkau tahu siapa Aku, bukan karena engkau melihat tanda-tanda dan mengakui bahwa Aku adalah Sang Mesias itu.
Injil Sinoptik mempunyai sorotan yang lain, yang menjadi tekanan dari Matius, Markus dan Lukas bukanlah pada tekanan Kristus sebagai Roti hidup, tapi tekanan mereka adalah kepada Kristus sebagai pemimpin yang beda dengan Herodes. Itu sebabnya baik Matius, maupun Markus, Lukas memberikan cerita memberi makan 5.000 orang ini setelah membahas cerita tentang Herodes. Herodes dulu dibahas baru masuk ke dalam peristiwa memberi makan 5.000 orang. Apa kaitannya? Ini yang akan kita bahas pada kali ini, kita akan melakukan perbandingan antara pemimpin dunia yang kejam seperti Herodes dan Raja sejati yang akan datang yaitu Kristus. Di dalam Alkitab baik jabatan sebagai nabi maupun imam maupun raja ini adalah 3 jabatan yang Tuhan berikan kepada manusia. Tapi yang Tuhan katakan akan digenapi oleh Kristus. Jadi 3 jabatan yang ada di dalam Perjanjian Lama ini semua akan bermuara kepada pribadi Kristus, semuanya akan memuncak pada Kristus. Itu sebabnya setelah Tuhan membangkitkan Musa, Musa mengatakan “akan ada nabi dibangkitkan sesudah aku dan akan ada dari mereka satu orang nabi, yang kalau engkau mengabaikan perkataannya, engkau akan mati”. Jadi Musa mengatakan akan banyak nabi, tapi akan ada satu yang jika engkau mengabaikan perkataannya, engkau pasti mati. Jadi Musa mengatakan setelah aku akan ada nabi-nabi lain, setelah nabi-nabi muncul apakah sudah selesai? Tidak, karena setelah nabi yang terakhir, yang dicatat dalam Perjanjian Lama berbicara, yaitu Maleakhi, dia masih mengatakan nabi Perjanjian Lama yang lain, yang masih akan muncul yaitu Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis ini unik, meskipun dia adalah nabi Perjanjian Lama tapi ditulis di Perjanjian Baru. Maka Maleakhi mengatakan “akan ada suara berseru-seru” dan itu yang dimaksudkan adalah Yohanes Pembaptis. Maka Yohanes Pembaptis menjadi nabi yang menggenapi apa yang Musa katakan. Tetapi bukan Sang Nabi itu yaitu 1 orang yang akan menggenapi seluruh pekerjaan nabi yang Tuhan sudah nyatakan dalam Perjanjian Lama. Maka ketika orang bertanya kepada Yohanes “engkaukah nabi yang akan datang itu, engkaukah dia?”, Yohanes Pembaptis mengatakan “bukan, aku hanyalah suara”. Yohanes Pembaptis ketika ditanya “engkauhkah nabi itu?”, Yohanes Pembaptis mengatakan “saya hanya suara”. Suara apa? Suara yang menunjuk kepada Sang Nabi itu. Jadi Yohanes Pembaptis mengatakan yang menggenapi jabatan nabi bukan dia, tapi Yesus Kristus. Yesuslah yang akan menggenapi jabatan dan juga otoritas sebagai nabi. Dan dikatakan, yang dengar suaraNya akan hidup dan yang tidak mendengar akan mati. Bahkan lebih ekstrim lagi, di dalam Perjanjian Baru dikatakan “ yang mendengar suaraNya kalau pun dia sudah mati, dia akan hidup. Dan yang tidak dengar suaraNya, meskipun dia hidup, akan mati”, ini ancaman yang mengerikan sekaligus pengharapan yang besar. Sebab dikatakan akan ada saat dimana orang-orang mati akan dengar suara Dia dan akan hidup, dan orang-orang hidup yang mengabaikan suaraNya akan mati. Ini bukan nabi sembarangan, ini bukan Elia, ini bukan Elisa, ini bukan Yesaya, ini bukan Musa, sebab tidak ada satu pun dari mereka perintah orang mati dengan otoritas Ilahi dan orang itu bangkit. Elia dan Elisa membangkitkan orang mati tapi tidak dengan otoritas seperti Allah. Tapi Yesus membangkitkan orang mati dengan otoritas yang luar biasa besar. Dia membangunkan orang mati dengan memegang tangannya saja, Dia membangkitkan Lazarus dengan berseru memerintahkan orang mati itu keluar. Maka dikatakan akan ada saatnya dimana orang-orang mati ini mendengar suaraNya dan mereka akan bangkit dari kubur, dan orang-orang hidup yang menolak Dia akan dikubur dan mati. Maka Yohanes Pembaptis mengatakan “bukan saya nabi itu, tapi yang akan datang”. Setelah Yohanes Pembaptis makin populer dan murid makin banyak, pada waktu itu Yesus hadir dan Yohanes segera mengatakan “inilah Dia yang aku beritakan, inilah Dia Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia”. Maka Kristus diperkenalkan oleh Yohanes sebagai yang menggenapi panggilan sebagai nabi.
Lalu di dalam Surat Ibrani diingatkan Yesus bukan hanya menggenapi sebagai nabi, Yesus juga menggenapi jabatan sebagai imam, sebab dengan menjadi korban di atas kayu salib dan dengan kedudukanNya sekarang yang ditinggikan di sebelah kanan Allah, Dia menjadi pengantara kita sampai selama-lamanya. Banyak orang Kristen yang tidak tahu, tapi Saudara harus tahu bahwa Yesus setelah menjadi manusia, selamanya Dia adalah manusia. Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati, 2 natur dalam satu pribadi, dan sampai selamanya 2 natur ini tetap ada. Di dalam Kitab Daniel dikatakan sang raja itu seperti anak manusia akan berdiri menerima tahta dari Allah. Maka bagian ini sedang mempersiapkan pembaca untuk melihat Yesuslah Sang Raja itu. Itu sebabnya di dalam pasal 9, Lukas bersama Matius dan Markus menulis sebentar tentang Herodes. Herodes kaget mengapa ada Yesus yang melakukan ini, apakah ini adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit lagi? Herodes sudah penggal kepala Yohanes Pembaptis, tapi ada yang percaya kalau Herodes itu Elia yang akan datang dan dia akan bangkit kembali. Jadi Herodes ketakutan, dia sudah bunuh orang, sudah hancurkan, sekarang bingung kalau ternyata orang itu tidak bisa dihancurkan. Sudah hancurkan Yohanes, tapi kekuatan berita Injil tidak bisa dia bungkam. Pemimpin-pemimpin dunia yang bobrok selalu memberikan dirinya untuk menjadi milik setan dan membuat dirinya menjadi oposisi dari umat Tuhan. Umat Tuhan mau kerjakan apa dihambat oleh pemerintah yang korup, dilarang oleh pemerintah yang korup. Kadang-kadang mereka ingin sogok, mereka ingin suap, mereka ingin hal-hal yang untuk memperkaya diri baru memperbolehkan gereja untuk beribadah. Pemimpin seperti ini akan celaka. Herodes adalah lambang dari pemerintahan dunia yang begitu pengecut tapi ingin kekuatan, yang begitu ketakutan tapi tidak mempunyai iman atau keberanian yang berasal dari Tuhan. Itu sebabnya seluruh kekuatan senjata tidak membuat mereka menjadi orang berani, mereka tetap menjadi orang pengecut. Herodes begitu pengecut karena meskipun dia tahu dia membenci Yohanes Pembaptis, tapi keputusan untuk membunuh Yohanes Pembaptis tidak datang dari dia. Dia tidak berani mengambil keputusan membunuh karena dia memperhitungkan kira-kira kekuatannya di mata orang lain akan seperti apa. Banyak politikus bertindak dengan cara seperti ini, kalau saya melangkah seperti ini kira-kira saya akan populer atau tidak, kalau saya lakukan ini kira-kira saya akan diterima atau tidak. Kalau pemimpin tidak menjadi murid kebenaran bagaimana mungkin yang dipimpin bisa sejahtera. Itu sebabnya Herodes menjadi contoh yang buruk dimana dia bertindak apa pun demi nama dan citranya di depan mata rakyatnya sendiri. Kalau kita orang Kristen masih seperti itu, kita akan menjadi orang yang paling kasihan karena kita masih hidup seperti dunia, padahal kita katanya sudah berada di dalam Tuhan. Saudara kalau ambil keputusan, ambil keputusan karena apa, Saudara kalau bertindak karena apa, Saudara kalau melayani karena apa? Karena mendapat pujian dari manusiakah, karena disetujui oleh manusia atau karena apa? Alkitab mengatakan murid kebenaran akan bertindak karena kebenaran, ini saya kerjakan karena ini benar. Banyak pemimpin jadi hamba atas kekuasaannya sendiri, banyak pemimpin menjadi budak karena dia mau mempertahankan statusnya menjadi pemimpin. Itu sebabnya Herodes menjadi bandingan sebelum masuk ke dalam kisah memberi makan 5.000 orang. Herodes dan Yesus menjadi perbandingan yang luar biasa ekstrim yang dipilih untuk disejajarkan oleh Matius, Markus dan Lukas.
Lalu sekarang kita kembali ke contoh pemimpin yang sejati. Ayat 10 mengatakan sekembalinya rasul-rasul menceritakan kepada Yesus, apa yang Yesus kerjakan? Yesus membawa mereka menyingkir ke daerah pinggiran dari kota bernama Betsaida. Ketika mereka sudah masuk di pinggiran kota, mereka pergi ke tempat yang tidak ada orang, tidak ada komunitas untuk mereka boleh menyendiri. Tetapi ternyata pengikut-pengikut Yesus sudah tahu Dia ada di situ, semua berbondong-bondong datang. Kali ini Dia mau terima mereka dan itu sebabnya Yesus mau langsung dibandingkan dengan Herodes, Yesus tahu bagaimana memimpin orang-orang ini. Waktu orang-orang itu sudah dikumpulkan, 5.000 orang dengar Yesus berkhotbah, ini 5.000 orang laki-laki belum termasuk perempuan dan anak-anak, lalu mereka disembuhkan oleh Yesus, mereka diberikan anugerah berkat limpah sekali karena Yesus mengajar dan menyembuhkan mereka. Tetapi yang menjadi poin adalah ketika sudah malam, murid-muridNya datang dan mengatakan “Tuhan, kalau tidak suruh mereka pulang sekarang, tidak sempat lagi, kalau sudah terlalu malam banyak bahaya”. Abad pertama adalah abad yang berat untuk orang Israel, orang Israel kalau jalan malam bisa diserang oleh perampok. Jadi bayangkan waktu berjalan begitu banyak kejahatan terjadi, maka murid-murid mengatakan “Tuhan, jangan suruh pulang malam, bahaya. Jadi tolong suruh mereka pulang sebelum gelap, supaya mereka dapat berlindung di kota-kota terdekat dan mendapatkan makanan di situ”. Tapi Tuhan mengatakan “engkau harus memberi mereka makan”. Mengapa peristiwa makan ini menjadi sangat penting? Saudara mungkin tidak sadar, tapi Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu berkali-kali menekankan makanan sebagai bagian dari pernyataan Tuhan tentang kebenaranNya. Maka pada bagian ini pun sama, Yesus suruh mereka berkelompok-kelompok, bukan dalam kelompok besar, tapi di dalam kelompok-kelompok untuk persekutuan makan bersama. Ini harus kita mengerti di dalam tradisi orang Yahudi, orang Yahudi kalau makan bersama itu punya poin yang ditekankan yaitu yang pertama orang Yahudi makan bersama untuk meyakinkan tidak ada dari komunitasnya yang kelaparan. Ini hal yang penting, kadang kita kurang peka siapa yang sedang kekurangan, tapi dengan makan bersama kita memastikan bahwa tidak ada komunitas kami yang kekurangan sehingga dia kelaparan, mari kita makan sama-sama, ini hal pertama.
Lalu hal kedua, makan bersama memberikan tanda bahwa Tuhan memberkati bukan hanya saya tapi juga orang lain. Sehingga kita makan bersama-sama dalam satu komunitas menikmati fakta bahwa Tuhan memelihara yang lain, sama seperti memelihara saya. Lalu yang ketiga, makan bersama menunjukan penerimaan dan kebiasaan mendahulukan orang lain. Membiasakan perasaan nikmat waktu lihat orang makan bagian lebih baik dari saya. Ini hanya mungkin dalam persekutuan makan. Kita tidak menggunakan makanan untuk memancing orang lain datang, tapi kita tidak melarang adanya persekutuan makan bersama di dalam gereja Tuhan. Jadi Tuhan Yesus sedang menyatakan Dia sebagai pemimpin yang membawa orang ke dalam communion, suatu relasi, bersama dan juga dengan Tuhan. Maka pemimpin yang baik bukan hanya yang mencukupkan perut saja, tapi yang mencukupkan kebutuhan relasi dengan sesama dan relasi dengan Tuhan di dalam kejujuran dan kebenaran. Maka tidak ada raja yang melakukan ini kecuali Kristus, karena raja lain bisa mengumpulkan orang, memberi makan, memberikan kesejahteraan, tapi tidak mungkin menciptakan relasi yang indah dan sempurna baik di antara manusia maupun dengan Allah kecuali Yesus yang datang dengan memecahkan diri untuk membawa orang berelasi dengan Tuhan dan sesama, maka inilah hal yang pertama. Dialah Sang Pemberi supaya kita menikmati bersama-sama anugerah Tuhan. Lalu hal yang kedua, Yesus Kristus memberikan kelimpahan bukan untuk diriNya sendiri tapi untuk rakyat, bukan untuk dinikmati sendiri tapi untuk diberikan kepada orang-orang yang Dia pimpin. Tuhan Yesus mengerjakan semua yang paling baik untuk dinikmati oleh banyak orang. Ini poin kedua yang harus kita bandingkan, pemimpin dunia ini membuat dirinya lebih utama dari pada yang lain, Yesus Kristus membuat persekutuan di dalam Tuhan menjadi yang paling utama. Perhatikan bahwa Yesus tidak mementingkan satu pribadi, tetapi Yesus mementingkan seluruh persekutuan untuk datang kepada Tuhan. Lalu hal yang ketiga, Yesus Kristus di dalam memberi makan 5.000 orang ini, memberikan contoh kepada para murid bahwa harus ada pemimpin yang mewakili Dia untuk melakukan hal ini. Yesus mengatakan kepada para murid “engkau harus memberi mereka makan”, jadi Yesus sedang mengatakan yang Dia lakukan sebagai kepala harus dilakukan oleh wakilNya yaitu orang Kristen di dalam dunia ini.
Saudara mesti belajar tidak menjadi pemimpin yang sama dengan dunia ini. Tapi menjadi pemimpin yang meneladani Yesus Kristus. Apakah sulit meneladani Kristus? Pasti sulit, apakah mungkin? Sangat mungkin, mengapa bisa? Karena Roh Kudus akan memimpin kita. Maka Saudara, entah Saudara menjadi kepala keluarga atau menjadi pemimpin kelompok atau menjadi orang yang memberikan nasihat kepada orang lain, biarlah kita belajar untuk menjadi orang yang memiliki sifat-sifat Kristus di dalam menjadi Sang Raja yang menggenapi panggilan raja yang Tuhan berikan, dengan otoritas dan kasih memberikan fokus kepada kesejahteraan orang-orang yang dipimpin.
Maka dalam pengertian ini kita akan melatih diri setidaknya dalam 3 hal utama, hal pertama adalah kita mengabaikan apa yang orang pikir tentang kita dan mulai memikirkan apa yang Tuhan pikirkan tentang orang lain, ini hal pertama. Saudara mau menjadi pemimpin yang baik, mulai abaikan yang orang pikir tentang Saudara lalu mulai konsentrasi kepada apa yang Tuhan pikir terhadap orang-orang yang Saudara pimpin. Ini bukan hal yang mudah tapi mesti kita kerjakan. Lalu yang kedua, Saudara harus mengusahakan apa yang Kristus usahakan usahakan yaitu membuat orang-orang menjadi satu di dalam Tuhan. Kesehatian adalah hal yang penting, maka Tuhan Yesus memelihara umatNya bukan hanya dengan khotbah dan memberikan mujizat, tapi juga menyuruh mereka berelasi dalam makan bersama. Lalu yang ketiga, sama seperti Kristus mempunyai rekan untuk memastikan dia punya pengaruh yang diterima, demikian kita pun perlu rekan, tidak ada pemimpin bisa kerjakan sendiri. Herodes mau main sendiri, siapa yang kira-kira mirip dia akan dipenggal, siapa yang ambil hati rakyat akan dipenggal, “saya mesti one man show, saya mesti kerjakan semua. Inilah hal ketiga, biarlah kita belajar bekerja dan bersama, mengetahui bahwa saya sendiri tidak mungkin, tapi saya perlu kerja sama dengan sebanyak mungkin orang untuk menyatakan pekerjaan Tuhan boleh jadi. Inilah prinsip yang indah dari perbandingan Herodes dengan Tuhan Yesus sebagai pemimpin. Dan kiranya kita boleh belajar melihat kemana Tuhan memanggil kita, pengaruh apa yang Tuhan percayakan kepada kita, dan belajar dari karakter Kristus yang agung, dan bukan dari karakter dunia yang banyak kebobrokan. Kiranya Tuhan memberkati.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)